“Dulang Mangap”
Pada abad ke-16 kerajaan bali diperintah oleh seorang raja yang begelar dalem waturenggong, dengan purohita atau bagawandtha yaitu danghyang Dwijendra beliau ahli dalam bidang sastra agama dan ketatanegaraan dan juga beliau ahli dalam strategi peperangan untuk memperkuat kerajaan Bali beliau menghimpun balatentara kerajaan Bali yang diberi nama Dulang Mangap dengan Panglima perangnya Ki Patih Ularan dengan balatentara inti yang berjumlah 1600 orang pasukan khusus ini disegani Bahkan bukan hanya di Bali, tapi juga di luar Bali. Dalam setiap peperangan pasukan Dulang Mangap memiliki slogan yaitu Dharmaning Ksatria Mahottama yang mengharuskan menang di setiap peperangan Dan pulang sebagai pahlawan. Pada masa keemasannya terjadi pertempuran yang sangat sengit antara kerajaan Bali melawan kerajaan Blambangan yang berada di daerah Jawa Timur. Balatentara dengan jumlah yang sangat banyak, lengkap dengan senjata pusaka kerajaan Bali mendatangi kerajaan Blambangan. Gemuruh suara dan teriakan bersemangat dari Pasukan Dulang Mangap diiringi genderang perang terdengar seperti auman singa marah, membuat pasukan musuh gemetar jantungnya, jiwa seperti lepas dari tubuh, seperti itulah keutamaan balatentara Bali yang diberi nama Dulang Mangap. Pertempuran itu amat berkecamuk, bagaikan Bharata Yudha, saling panah, saling tombak dan saling tusuk dengan keris dan pedang. Darah mengalir seperti sungai, desakan demi desakan dirasakan oleh pasukan Dulang Mangap, namun dengan semangat juang yang tinggi dan perpegang teguh dengan konsep Dharmaning Ksatria Mahottama, akhirnya pasukan Dulang Mangap menang melawan pasukan Blambangan. Melihat hal tersebut panata menuangkan sifat-sifat heroik atau kepahlawanan dalam alunan melodi gambelan Baleganjur dengan judul Dulang Mangap.
Komposer : I Made Dwipayoga
Penyaji : Graha Madia Budaya
#LombaBalaganjurVirtualGitaWidyaKencana2021
Негізгі бет 04. DULANG MANGAP || Sekaa Balaganjur Graha Madia Budaya
Пікірлер: 13