A Life Journey #GiveAway PERTANYAAN Ceritakan pengalaman menarik Eigerian dalam “Melangkah Pasti” saat bertualang! Kapan, di mana, dan kenapa? HADIAH Eiger Exclusive Package untuk 3 orang pemenang beruntung, berisi : Eiger 1989 Packerbase Tote Bag 10L, T-Shirt “A Life Journey”, Kalender 2019 EIGER, dan Merchandise Eiger lainnya! PEMENANG GIVEAWAY (17 - 20 Februari 2019) @ilxxmm @ithafera_abdurachman @yolandakrisnadita Selamat kepada ketiga pemenang yang beruntung, tim admin @eigeradventure akan segera menghubungi melalui DM di Instagram. Bagi yang belum beruntung, jangan kecewa dulu, karena masih ada banyak kesempatan di kontes giveaway EIGER selanjutnya. Salam Lestari!
@pabloescobar6938
5 жыл бұрын
Instagram: fanse_discovery Nama. : Irfan Syaputra Pengalaman saya berpetualang adalah saat saya hampir kehilangan arah di hutan perbatasan dua provinsi, saat itu saya bersama teman saya mau berkunjung kedesa yang memiliki sungai ter-jernih bagaikan kaca, saat diperjalanan mobil yang saya tumpangin rusak dan dilanjutkan dengan berjalan, saya terus menyusurin jalan dan akhirnya saya bertemu persimpangan dan pada saat itu hal yang tidak terduga pun terjadi ternyata saat saya lihat petunjuk jalan menunjukan ke provinsi tetangga sedangkan saya ingin ke desa yang gak sampai ke perbatasan provinsi tetangga, pada saat itu saya bingung dan mengecek handphone saya dan yang terjadi handphone saya tidak ada sinyal, saya terus mencari bantuan dan akhirnya saya bertemu petani yang baru saja keluar dari perkebunan, saya pun langsung bertanya "pak jalan menuju desa suka makmur unit 1 arahnya kemana?", ternyata jalan yang saya lalu salah dan ternyata jalan yang harus di lalui adalah jalan setapak sebelum persimpangan yang kalau di hitung-hitung jarak nya lumayan jauh untuk kembali, saya meminta kepada petani tersebut untuk mengantarkan kami ke gerbang desa tersebut dan petani tersebut setuju, saya dan teman saya mulai menaiki motor dengan berbonceng tiga jalanan saat itu sangat hancur dan berlumpur sehingga pakaian saya waktu itu juga lumayan kotor dan berlumpur, kami pun mulai keluar dari hutan dan mulai melihat gapura desa, saat itu saya berpamitan kepada petani dan berterimakasih telah mengantarkan kami ke gapura desa. Inti dari cerita saya bahwa perjalanan tanpa dengan usaha akan sia-sia karna saat kita melakukan perjalanan kita membutuhkan modal yaitu keberanian untuk bertanya dan dari itu jangan lah berhenti bertanya pada keadaan sekitar dan selalu untuk bertanya dan mencari jawaban.
@hilmanjr.5945
5 жыл бұрын
IG: @hilmanjr_ Tepat Agustus 2018 lalu, saya berangkat bersama 14 orang kawan menuju majalengka untuk "melangkah pasti" menuju rooftopnya jawa barat (ciremai). Kenapa berkesan karena pertamakalinya saya memijakan kaki di ketinggian 3078mdpl, disitu saya mendapatkan banyak pelajaran dimana keyakinan dapat mengalahkan asumsi. Dan ternyata tekad itu berjalan berdasarkan seberapa besar keyakinan untuk "melangkah pasti".
@bangkit6715
5 жыл бұрын
Nama : bangkit wisanggeni widyahapsoro Username IG : bangkitwisanggeni Cerita berawal dari obrolan singkat bersama rekan perempuan saya yang mempunyai jiwa petualang yang besar. Setelah pematerian penelitian ke suatu tempat pada tanggal 17 januari 2019. Pada saat itu saya hanya sekedar menanyakan jadwal mendaki kepada rekan perempuan saya yang berlanjut terus menerus sampai selesai penelitia tanggal 31 januari 2019. Obrolan masih berlanjut sampai-sampai sudah merencanakan pendakian dengan beberapa rekan. Tapi melihat cuaca yang sedang sangat tidak bersahabat di bulan-bulan hujan seperti ini obrolan berlanjut dengan mengganti jadwal di pertengahan tahun untuk mendaki, walaupun cukup berat karna menyianyiakan waktu libur yang sangat jarang bisa dinikmati. Tanggal 2 febuari 2019 saya iseng memotret gunung sumbing yang terlihat sangat cerah dari kosan saya dan mengirimnya melalui dm selagi menyelipkan pesan "cerah nih" ke rekan perempuan saya. Tak disangka rekan perempuan saya membalasnya dengan jawaban yang seolah-olah mengiyakan bahwa sesegera mungkin pendakian harus dilakukan. Lalu saya pun mengiyakan melihat cuaca pada minggu-minggu itu cukup bersahabat. Setelah mencari info mengenai jalur, cuaca dan logistik. Lalu saya menanyakan ke rekan perempuan saya untuk mengajak rekan yang untuk ikut bersama-sama mendaki gunung sumbing. Tapi karna waktu libur dan waktu pendakian semakin dekat rekan perempuan saya meyakinkan saya untuk tidak mengajak rekan yang lain karna dikhawatirkan rencana pendakian bisa amburadul karna ketidak siapan rekan-rekan yang tadinya akan diajak mendaki bersama sama. Disitu saya sedikit ragu, karna disitu pula saya sebagai laki-laki dituntut harus bijak dalam memilih keputusan dan harus memperhitungkan segala konsekuensi yang saya akan hadapi. Singkat cerita saya memilih keputusan untuk lanjut untul mendaki. Saya memutuskan untuk mendaki 2 hari yaitu pada hari senin-selasa tanggal 4-5 febuari 2019 rekan saya pun mengiyakan. Pada tanggal 3 febuari 2019 saya menyiapkan keperluan dari barang yang kecil hingga menyewa tenda kapitas untuk 4 orang karena alasan kenyamanan. Pada saat menyewa tenda keraguan saya bertambah cukup banyak. Dipikiran saya waktu itu akankah pendakian kali ini akan berjalan lancar atau tidak karna dilihat dari cuaca dan membawa rekan perempuan saya. Tapi disitu saya meyakinkan diri karna sebelumnya saya sudah mensetujui rekan perempuan saya. Karena lelaki yang dipegang adalah omongannya. Singkat cerita kami berangkat ke pos kaliangrkik pada sore hari karna saya memutuskan untuk memulai pendakian pada pagi hari dan mengharuskan tubuh melewati proses aklimatisasi agar pendakian berjalan dengan aman. Keraguan mulai menjadi jadi tatkala saya mengangkat carriel saya yang mungkin pada saat itu beranya ±20kg karna keperluan yang harus dibawa hanya dibagi di dua orang saja. Perjalanan dari basecamp ke pos 2 adalah perjalanan yang sangat berat karna track benar benar menanjak dan tidak ada landai sama sekali dengan membawa beban yang berat untul saya pada waktu itu. Berkali-kali saya yang sering meminta untuk istirahat sedangkan rekan perempuan saya terlihat seperti tidak ada rasa lelah sama sekali. Setelah melewati pos 2 jalur semakin bersahabat sampai di pos 3 untuk mendirikan tenda dan beristirahat. Lanjut besoknya untuk summit alhamdulillah sampai puncak dengan selamat. Singkat cerita pendakian selesai dan pulang dengan selamat. . . Kesimpulan yang didapat dari pendakian yang telah saya lakukan adalah pikiran OPTIMIS dan YAKIN. Karna fisik saja tidak cukup. Mental yang kuat serta pemikiran yang jernih sangatlah membantu kita untuk menyelesaikan pendakian dengan aman dan selamat. Serta untuk MELANGKAH PASTI diharuskan juga mempunyai mental yang kuat agar tujuan yang akan digapai terwujud. . Terimakasih. Salam lestari.
@widyfimber749
5 жыл бұрын
Nama IG : Widymanopo Nama :Widy F Manopo Tepatnya 2-7 November 2018, saat mendaki gunung semeru awalnya dari sekumpulan anak kerja jakarta yg sangat senang dengan alam indonesia, itu pertamakalinya saya mendaki gunung tersebut, pengalaman yang paling menarik adalah ketika melihat indahnya ranu kumbolo, dan disitu kami merasa seakan semua masalah yg ada dikota hilang, singkat saja yg paling membuat saya mengharu biru adalah ketika mau muncak, kita naik berlima, laki 3, dan perempuan 2, pas di perjalanan muncak tiba2 teman perempuan satunya merasa kedinginan dan seakan mau jatuh, dan dengan sigap teman saya yg cwo langsung ikatkan tali buat yg cwe biar posisinya lebih aman, diperjalan tmn cwe itu mengeluh kakinya keram, dan perutnya sakit, disitulah kita merasa bingung, untungnya saya bwa obat gosok buat otot, dah saking mau sampe puncak tmn cwe itu sampe minum obat lambung dan Vitamin di tengah perjalan hehehe, selangkah demi selangkah dia jalan, saya smpe bertnya bisa liat jari sya? Dia bilang bisa bang itu jari Lima, kita semua memberi semangat klo kmu nyerah disini berarti kta semua pulang!walaupun puncak tinggal sedikit lagi. lalu sya bilang gpp kita samapai berjam2 yg penting kita sampai puncak, krna itu hari Ulang Tahunya maka semangatnya makinber Tambah, dengan berbekal tali di pinggang, madu, obat magh obat otot, dan puluhan kali jatuh diapun sampai Puncak.. Disini sya cma mau menyampaikan apapun yg kita lakukan asalkan dengan niat dari hati dan tidak menyerah dan yakin, itu sedikit modal untuk melampaui diri kita. Dan kenapa saya pilih MT.Semeru karna perjuangan lebih indah dari hasil foto. Mahameru sungguh luarbiasa!!! Iyakan kk @jesica hehe
@dameidame5264
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik saya ketika bertualang di alam bebas, sama halnya seperti dalam melangkah pasti, yaitu menginjakan kaki pertama kalinya di gunung tertinggi di pulau jawa yaitu gunung semeru. Memang sebuah impian bagi para pendaki untuk mendaki gunung tersebut, dan tentunya dulu saya hanya bermimpi saja untuk bisa kesana. Tahun 2018 kemarin tepatnya bulan Agustus saya diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk mendaki gunung semeru. Tentunya bukan nekat tapi dengan niat yang kuat saya pergi hanya 2 orang dari daerah asal saya di kabupaten subang, saya dan teman saya Adrian pergi kesana dengan hati yang kuat walaupun sempat memikirkan akan bagaimana jalur menuju summit itu perlu kehati-hatian, dalam hati berkata mudah-mudahan saja ketemu sama teman baru yang sudah kesemeru sebelumnya jadi saya berpikir jika ada teman baru yang sudah kesana saya bisa lebih aman untuk mendaki. Dan alhasil benar saja, mendaki memang selalu ada cerita baru, ketika saya mau pergi ke ranu pani ketika mencarter jeep kami berkenalan dengan orang yang satu jeep bersama kami. Merekapun sama 4 orang masing2 dua orang dari daerah yang berbeda akan tetapi mereka pernah ke semeru sebelumnya, dari situ kami langsung akrab dan menyepakati untuk sama2 mendaki, karena kebetulan juga pendakian kami sama yaitu 4H3M, dari awal pendakian kami tidak sungkan bahkan seperti sahabat saja, bahkan ketika mau makan kita saling berbagi, ketika mau summit saling menyemangati, dan alhasil saya di buat kagum ketika pertama kali menginjakan kaki di atap tertinggi pulau jawa itu. Dengan perjuangan 6 jam perjalanan summit yg tak mudah, saya otomatis bersujud dan hampir mengeluarkan air mata, ini bukan lebay tapi timbul sendiri langsung dari hati, tidak menyangka bisa menginjakan kaki sejauh ini. Dari semeru saya bisa belajar tentang selalu bersyukur, jangan pernah takut, jika niat kita bulat insya Allah, Allah akan selalu bersama kita. Dan jangan lupa untuk selalu minta restu kepada orang tua. IG : luginad_
@claudiaimmaratogas9822
5 жыл бұрын
Kapan ? Mei 2014 Diamana ? Gunung Semeru Kenapa ? Karena aku hampir Mati Dalam pendakian Puncak Mahameru dan Menjadi Pendakian Terakhir dengan Ibu ku sebelum ibu menghembuskan nafas terakhirnya. Instagram : claudiaimmara07 Ini ceritaku pada Bulan Mei 2014 silam aku akhirnya kembali ke Indonesia setelah lulus dengan baik. Setelah bertahun tahun hidup di negara orang, perjuangan supaya bisa lulus dengan baik dalam menemba ilmu dan setelah lama tak berjumpa dengan Ibu juga ke dua adikku yang adalah teman Mendakiku. Sesampainya di bandara International Soekarno Hatta, Ibu (Dina Kairupan) ku pun menghadiahiku dengan sebuah pendakian ke Gunung Semeru di jawa Timur. Di hari yang sama di saat aku tiba dari Philippines, Aku pun tidak keluar dari bandara dan bergegas ke penerbangan nasional menuju Kota Surabaya. Di Bandara Juanda inilah aku melepas rindu dengan Ibu dan ke dua adikku (Clemens dan Bless) yang juga baru saja tiba dari Kota Manado tempat di mana kami tinggal. Bersama seorang wartawan wanita Tribun Manado yang adalah juga sahabat mendaki kami (Kak.Yudith) , kami berlima pun segera meninggalkan bandara dan menuju ke kaki Gunung semeru yaitu Desa Ranupane. Setelah melengakapi surat surat pendakian kami Aku, Ibuku yang kala itu berumur 47 thn, Kak Yudith seorang wartawan, dan ke dua adikku yang masing masing masih berumur 14 dan 12 tahun kami pun memulai pendakian kami ke Gunung Semeru, saat itu cuaca begitu cerah menemani perjalanan kami dan tak terasa matahari semakin tak terlihat menandakan malam hampir tiba dan di saat yang sama kami pun tiba dengan selamat di Danau Ranukumbolo tempat yang paling di gemari para pendaki. Kami pun bergegas mendirikan tenda kami, memasak, dan menghangati tubuh ini dengan makanan yang sudah kami masak. Setelahnya kami pun tertidur lelap dengan udara yang begitu dingin. Tidur di saat lelah memang hal paling menyenangkan, Makan di saat lapar membuat makanan sederhana terasa mewah. Keesokan hari nya, pagi itu aku membuka pintu tenda dan betapa bersyukurnya diriku bisa berada disana kala itu, disuguhi pemandangan yang indah mempesona, disaat aku menatapi danau Ranukumbolo sejenak aku terdiam dan pikiranku berbalik jauh mengingatkanku kepada masa kecilku dimana dulu aku gemar menggambar dua gunung yang berdampingan dan aku juga menambahkan matahari yang manis di antara ke dua gunung itu, ya di tengahnya. Dan aku pun sadar bahwa pemandangan di depan mataku saat itu sama persis dengan gambar yang ku gambar, aku melihat dua gunung yang berdampingan dan ada matahari yang begitu manis terlihat keluar tengahnya seperti sedang tersenyum lebar menyapa pagi kami. Betapa bahagianya diriku kala itu. Aku berkali kali bersyukur atas anugrah sang Maha Kuasa yang telah menciptakan keindahan yang begitu indah di sekitarku. Selepasnya kami pun melanjutkan pendakian kami menyusuri Tanjakan Cinta, Hutan Lavender, Pos demi Pos dan akhirnya kami pun Tiba di Kali Mati, Pos Terakhir dari Pendakian Gunung Semeru. Walau Kali mati adalah pos akhir yang di ijinkan untuk para pendaki menginjakan kakinya. Masih banyak dan bahkan sangat banyak pendaki yang tidak mengakhiri pendakiannya di Kali Mati namun melanjutkan pendakian nya ke Puncak Mahameru di mana sangat rawan dengan kecelakaan bahkan kematian. Aku adalah salah satu dari mereka yang mengambil resiko besar karena telah keluar dari zona terlarang itu. Malam itu di Kali Mati aku meninggalkan ibuku dan adik bungsuku karena sebelumnya ibuku sudah pernah menuju Mahameru dan adik bungsuku kebetulan tertidur lelap jadi aku tak tega membangunkanya. Pukul 11.00 pm Malam itu aku dan adikku yang satunya juga sahabat kami Kak Yudith memulai pendakian kami menuju Puncak Mahameru, kali ini aku hanya menggunakan tas daypack yang kecil. Kami bertiga harus terpisah dalam pendakian kami menuju puncak oleh karna saling menunggu tidak disarankan. Karena menunggu terlalu lama akan mengakibatkan hipotermia karena udara dingin yang di atas rata rata. Dan ini menjadi resiko kami. Seperti seekor cicak Aku merayap perlahan lahan menuju puncak yang terlihat dekat namun menjadi jauh karena harus berjalan di atas pasir, debu dan jurang di yang membuka mulutnya di samping kiri juga kanan. Tak hanya itu ancaman bahaya bebatuan yang sering tergelincir dari atas pun membuat diri ini selalu waspada. Pendakian ini menguras waktu dan tenaga oleh karena melangkah 1 langkah namum aku terlincir dengan pasir sejauh 3 langkah bahkan bisa lebih. Di saat aku merasa sungguh lelah tiba tiba kaki ku mengalami keram dan masuk ke dalam lubang serta di penuhi dengan beratnya pasir. Aku pun tidak sanggup lagi mengangkat kakiku dan di saat yang sama suara teriakan orang orang di atas terdengar memberitahukan yang berada di bawah mereka : “Minggir, semua minggir awas ada batu, batu, batuuuu” disaat yang lainnya menyelamatkan diri mereka dengan menghindar dari batu yang sedang melucur, aku hanya bisa memandang dengan rasa takut dan pasrah karena aku sudah mencobanya tapi kaki ku tidak bisa keluar dari lobang itu. Disaat aku rasa aku akan mati karena tertimpa batu itu yang semakin dekat ke arahku, aku menutup mataku dan berdoa : “Tuhan Tolong aku” setelah itu aku merasa kenapa aku tidak mati ? aku pun membukan mataku dan batu yang tadi tak ada di hadapanku melainkan jejak batu tadi yang ternyata belok ke arah jurang. Semua terkejut karena sebenarnya tak ada jalur yang bisa mengarahkan batu itu membelok ke jurang. Saat itu juga aku tau aku dalam Perlindungan sang Pencipta, doaku sudah dijawabnya. Dibantu oleh pendaki lainya aku pun melanjutkan pendakianku tanpa harus memutuskan semangatku. Pukul 7.00 am pagi aku pun berhasil tiba dengan selamat di puncak Mahameru 3.676 MDPL gunung tertinggi di pulau Jawa. Aku pun meneteskan airmata bahagia karena Tuhan membolehkanku berdiri di salah satu karya ciptaanNya yang mempesona ini. Walaupun pendakian ini beresiko, aku hampir mati karena batu, namun aku punya Tuhan yang luar biasa menjagaku. Sebelum jarum jam menunjukan pukul 9.00 am semua pendaki di haruskan turun dari puncak karena semburan beracun yang akan sangat berbahaya dan mematikan. Jadi aku pun meluncur menuju Kali Mati, ternyata Ibu ku dan adik bungsuku menyambutku dengan senyuman dan pelukan hangat serta kata kata : “Selamat ya anakku, akhirnya aku memiliki penerus” kata ibukku.. aku pun menyambut pelukan ibuku yang hangat itu dan merasakan cinta juga kebahagian yang akan selalu aku kenang. Tak ku sangka pendakian kala itu bukan hanya pendakian ter favorite ku bersama Ibu dan adik adik tapi menjadi pendakian ber empat kita yang terakhir, karena beberapa tahun kemudian setelah pendakian itu ibu ku meninggal. Dan kala itu aku sedang bekerja di Malaysia dan adikku sedang menembah ilmu di Philippines. Dari kami masih kecil bahkan dari aku aku masih balita usiaku masih 5 bulan ibuku sering membawa kami ber tiga anak anaknya melakukan kegiatan pendakian. Namun tak ku sangka pendakian gunung Semeru menjadi pendakian terbahagia sekaligus menjadi moment pendakian terakhir bersama Ibu ku Dina kairuan.. Aku merindukan mu Ibu, andai saja aku dapat memutarkan waktu, aku ingin mengulangi lagi dan lagi waktu di mana ibuku menyambut kedatanganku di Kali Mati dengan pelukan hangat seorang ibu, pelukan terhangat dan teristimewa karena disaat aku hampir mati dan berpikir takakan melihatnya lagi namun aku selamat dan saat itu aku untuk pertama kalinya berhasil menyeselsaikan pendakian ke puncak Mahameru...
@eigeradventurevideos
5 жыл бұрын
Sudah siap untuk A Life Journey #GiveAway, hanya di KZitem EIGER ADVENTURE! Set Reminder Jangan sampai tertinggal
@raullsyahendra193
5 жыл бұрын
Siap minn
@pabloescobar6938
5 жыл бұрын
Saya menunggu mu hingga kau kembali dengan pengumuman lagi
@aku_9235
5 жыл бұрын
Saya pecinta produk eiger 👍
@radenhamdi2806
5 жыл бұрын
Ninggalin jejek dulu
@cattmoe7665
5 жыл бұрын
Terlalu siap untuk eigerian...
@adesaputra5278
5 жыл бұрын
Berawal dari pertemuan dan obrolan singkat saya dan ke tiga teman sekolah waktu SMA , yg sekarang udah beda pekerjaaan dan jurusan . Singkat cerita waktu itu akan menghadapi hari kemerdekaan RI 2014. Kebetulan jadwal libur semua. Kami memutuskan berangkat pada tanggal 16-08-2014 untuk Mendaki Gunung Marapi di Sumatra Barat . Alasan pendakian ini , tentunya disela kesibukan yg dilalui setiap hari , sehingga kita lupa kita berdampingan dengan Alam setiap saat. Untuk itu kami bersama ingin merasakan lebih dekat lagi dengan alam dengan cara melakukan pendakian ini, bahwa sesungguhnya tidak bisa kita pungkiri bahwa kita tidak bisa lepas dari alam. Di setiap pendakian mempunyai cerita nya sendiri bukan , begitu juga dengan pendakian kami, karena diantara kami ada yang sudah sering melakukan pendakian , dan ada yang baru pertama kali melakukan, banyak pelajaran yang dipetik , dari rasa tanggung jawab , saling pengertian dan peduli sesama , kesabaran di uji , dan mengontrol ego masing2. Sehingga kita mengerti bahwa pendakian dan perjalanan ini Luar biasa. Instagram : a.d_poetra User name: Ade Saputra
@khoirurroziqin5569
5 жыл бұрын
Pengalamanku dalam "Melangkah Pasti" tepatnya pada bulan September 2018. Bersama 4 kawanku. Kami berlima akan mengadakan pendakian ke Mt. Semeru. Pada awalnya aku belum ada keinginan untuk mendaki ke Semeru. Tapi pas tidak sengaja ada teman yang membuat story WA mengajak teman-teman mendaki Semeru. Secara spontanitas aku langsung mendaftarkan diri. Dan beberapa hari sebelum keberangkatan. Aku mulai ragu mau melanjutkan atau tidak. Karena hampir 1 bulan. Aku jarang sekali melakukan latihan atau olahraga fisik. Akhirnya karena sudah didaftarkan oleh temanku yang menjadi ketua kelompok. Akhirnya aku jadi berangkat. Kami berlima berangkat dari Surabaya pukul 11 siang dengan mengendarai motor. Kami tidak terlalu kencang dan berjalan santai saja. Akhirnya sampai pos Ranupani sekitar jam 10 malam. Akhirnya kami langsung membangun tenda untuk bermalam. Udara sudah lumayan dingin. Semalaman sudah beristirahat. Kami bangun sekitar jam 6 pagi. Kami langsung membuat minuman untuk menghangatkan tubuh. Sekitar pukul 8. Kami bersiap-siap untuk ke pos perizinan. Kemudian dari beberapa teman termasuk aku juga harus membuat surat kesehatan. Setelah semua data terkonfirmasi. Kami harus ikut breafing dari pihak Ranupani sebelum pendakian. Setelah breafing selesai. Akhirnya kami langsung mendaki. Karena kami berlima sangat jarang latihan fisik. Akhirnya sedikit-sedikit kami berhenti. Dari Pos Ranupani sekitar jam 11. Sampailah kami di Ranu Kumbolo pada jam 5 lebih. Dan aku bersyukur bisa sampai Ranu Kumbolo dengan pemandangan alam yang sangat menakjubkan dan inilah pengalaman pertamaku ke Semeru. Sesampainya di Ranu Kumbolo. Kami membangun tenda untuk beristirahat. Pintu tenda kami dihadapkan langsung ke arah Ranu Kumbolo. Saking capeknya. Sekitar pukul 9 malam. Kami sudah terlelap tidur. Sekitar pukul 5 pagi. Kami bangun dan membuka pintu tenda. Kami disambut pemandangan alam yang sangat indah. Di antara dua bukit dan munculah sang mentari pagi di tengah-tengahnya. Kami tidak akan melewatkan momen langka ini berfoto-foto. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Kami langsung persiapan untuk melanjutkan perjalanan menuju pos Kalimati. Kami berangkat pukul 9 pagi. Aku dan Hasyim selama melewati Tanjakan cinta tidak menoleh ke belakang. Hehehe. Supaya ada sedikit drama kehidupan. Setelah melewati beberapa pos. Kami beristirahat di Pos Cemoro kandangan dan Jambangan untuk membeli semangka yang sangat nikmat sekali. Sesampainya di pos Kalimati sekitar pukul 4 sore. Kami berlima berbagi tugas. Ada yang mendirikan tenda. dan ada pula yang bertugas mengambil air. Aku bersama dua temanku yang bernama Dzanil dan Hasyim bertugas mengambil air yang jaraknya lumayan jauh. Tracknya yang lumayan licin juga membuat hormon adrenal semakin tinggi. Setelah selesai mengambil air. Kami langsung kembali ke tenda. Kami langsung memasak air dan membuat mie instan untuk mengganjal perut. Akhirnya hari sudah mulai gelap. Dan udara yang sangat dingin. Kami beristirahat. Sekitar pukul 10 malam. Kami bangun dan bersiap menuju Mahameru. Tetapi kondisi tubuhku dan Dzanil yang sudah tidak memungkinkan lagi. Akhirnya aku dan Dzanil tidak ikut melanjutkan ke Mahameru. Inilah salah satu penyesalanku. Aku berniat suatu hari nanti bisa sampai puncak Mahameru. Esoknya sekitar pukul 7. Ketiga teman kami kembali ke tenda dengan keadaan yang sangat mengkhawatirkan. Karena sesama teman bertubrukan selama proses turun dari Mahameru. Karena juga dikejar deadline dari Pos Ranupani. Kami sedikit tergesa-gesa. Aku bersama teman yang bernama Wildan. Harus berlari menuju Ranupani. Karena dokumen pendakian aku dan dia yang membawa. Kami sangat bersyukur sampai pos Ranupani belum sampai pukul 5 sore. sehingga tidak mendapatkan denda. Sembari menunggu ketiga teman yang masih di belakang. Aku dan Wildan duduk-duduk di depan warung. Akhirnya ketiga teman sudah sampai pas maghrib. Itulah sekilas pengalaman yang bisa aku bagikan ke teman-teman. Walaupun aku sendiri belum bisa sampai puncak Mahameru. Bisa follow instagramku. Khoirurroziqin61. Sekian dan terimakasih Eiger Adventure. Instagtram: Khoirurroziqin61
@foureygaming3647
5 жыл бұрын
pengalamanku dalam "melangkah pasti" adalah saat aku mendaki mt. prau tahun 2016. aku berangkat dengan teman teman dari jogja. saat itu sedang musim hujan. setiba di base camp kami berisitirahat sebentar dan langsung "malangkah pasti" naik menuju puncak pukul 22.00. memang benar, "cerita tidak hanya di setiap gunung, tapi selalu ada dan berbeda beda di setiap pendakiannya". saat itu di pertengahan jalan, badai sedang kencang kencangnya, ada beberapa rombongan yang berhenti, ada pula yang memilih untuk turun, tapi kami memilih untuk berjalan perlahan ke puncak. angin saat itu benar2 kencang dengan banyak debu pasir/ tanah yg terangkat dan mengakibatkan jarak pandang kami berkurang, saya salut dengan teman rombongan saya, dan beberapa rombongan yg semangat untuk ke puncak. setiba di puncak, hati belum berasa lega karena badai belum juga berlalu. setelah kami mendirikan tenda. kami masuk dan berlindung dari dingin dan lebatnya debu beterbangan. saat fajar mulai nampak badai perlahan reda dan berlalu, kami keluar tenda dan memandangi sekeliling dari ketinggian. betapa keagungan tuhan menciptakan alam ini. ada beberapa pendaki yg saya ajak ngonrol dan saya tanyai tentang pendakian malam itu, greget dan menantang adrenalin. tapi kami dan mereka puas teramat puas setiba di puncak mt prau karena perjuangan tak akan pernah mengkhianati hasil. sekian terima kasih😊 IG : @fuaddinfour
@moneyhunter8798
5 жыл бұрын
Suatu hari kami berbincang-bincang dengan sekelompok kawan tentang gunung yang ada di indonesia, kawan saya berkata" untuk apa kita jauh-jauh keluar kota, untuk mendaki gunung sedangkan gunung di kota sendiri saja belum habis kita mendaki". Dan saya berfikir, ada betulnya juga apa yang dikatakan daus, baik saya perkenalkan dulu kawan-kawan saya, yang pertama itu ada firdaus biasanya dipanggil daus, terus ada rifai biasa di panggil bai, ada lukman dan ada zhiaul. Dan singkat cerita, kami berencana mendaki gunung seulawah agam, yang terletak di desa suka makmur Kecamatan Aceh Besar. Dan pada tanggal 28 januari 2019 hari senin pada pukul : 08.00 WIB kami berangkat dari Banda Aceh menuju desa suka makmur, dan sesampai di saree, kami beristirahat sejenak, sambilan memakan nasi buat stamina nanti. Dan kami melanjutkan lagi perjalanan menuju ke rumah kepala desa, dan kami menunggu 3 jam lamanya, karena kepala desa masih jam bekerja, sambil mengobrol-ngobrol dan memetik rambutan yang ada di depan rumah kepala desa, dan akhirnya terdengar suara kereta dan kami yakin kalo itu kepala desa, hati kami bergembira seketika, dan kami langsung menjumpainya, tanpa basa basi kami meminta izin, dan kami menjadi tidak semangat ketika kelapa desa meminta kami surat, karena kami tidak membawa surat, kepala desa menyuruh kami alangkah baiknya kalian balik dulu nanti kembali lagi dengan membawa surat, dan akhirnya kami menyatukan suara dan memilih untuk lanjut, dan kenapa kami memilih untuk lanjot?? karena selain jauh untuk kembali dan uang kami pun sudah habis, kami pun memilih untuk melanjutkan. kami mulai mendaki sampai ke pintu angin, disana kami mendirikan tenda, karena hari sudah mulai gelap, dan besok paginya kami bangun lebih awal dan memulai lagi pendakian sampai ke batu gajah, dan disana kami beristirahat sejenak sambil dokumentasi, dan melangkah lagi sedikit demi sedikit sambil bertanya-tanya kapan sampai?? kawan pun memberikan semangat lagi Udah dekat kok.. ayo kita lanjot lagi dan tidak jauh dari halusinasi yang sedikit menanjak kami melihat tugu dan itu menandakan kalo kami sudah sampai dipuncak, saya sangat terharu dan memeluk kawan saya, sambil meneteskan air mata. Terkadang pilihan itu sangat sulit untuk kita pilih, justru itu yang harus kita pilih. Yang perlu kita ketahui adalah tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama di kemudian hari, jadikan itu pelajaran. @rajaphna43
@gasolineq5436
5 жыл бұрын
Wah mantap gan saya suka ceritanya agan dan mmbuat saya menjadi terinspirasi mngkin kalau boleh saya kpingin sa ikut trip sama agan suatu saat nnti
@nurulafifahfitri2138
5 жыл бұрын
Ketika melakukan perjalanan, saya termasuk orang yang suka melakukan perjalanan dengan teman-teman baru. Salah satunya perjalanan saya ke Gunung Sindoro, tanggal 8 sampai 10 Februari 2019. Salah satu yang melatarbelakangi saya untuk melakukan perjalanan dengan teman-teman baru adalah untuk melatih kesabaran, kedewasaan berpikir dan mengenal arti setia kawan. Kami berangkat sebanyak 14 orang dari basecamp Kledung. Perjalanan ke Sindoro merupakan perjalanan saya dengan anggota terbanyak. Banyak hal yang terjadi di sepanjang perjalanan, mulai dari persoalan efesiensi waktu, ego masing-masing tim sampai kurangnya komunikasi perihal persiapan perlengapan, logistik dan transportasi. Jadwal yang seharusnya sampai ke Jakarta kembali pada hari Senin paginya molor sehari menjadi Selasa pagi. Perjalanan ke Sindoro memberikan saya pembelajaran baru, bahwa dalam setiap perjalanan selalu memberikan kesan berbeda, baik itu dari sisi mentalitas maupun dari sisi cara berpikir. Secara mentalitas, perjalanan ke Sindoro memberikan saya pelajaran, sekuat dan sepaham apa pun kita, jangan pernah meninggalkan tim, karena keegoisan yang tidak terkendali akan selalu memberikan dampak buruk, baik bagi diri sendiri maupun tim. Dari sisi cara berpikir, saya mendapat pelajaran yang terus berulang, bahwa ketika akan mengajak seseorang berkegiatan di alam bebas, pastikan dahulu apakah dia telah siap secara mental maupun fisik, karena jika tidak, akan ada anggota lain yang harus dikorbankan. Ig @wendra_alvinaldi
@dimassulthansyahgunawan1228
5 жыл бұрын
Cerita bermula di tanggal 14 Januari 2019. Saat aku dan 4 temanku mencoba mendaki gunung yang disebut sebut "miniatur" gunung Semeru. Yup, gunung Guntur. Itu merupakan pendakian pertama saya seumur hidup. Selama di perjalanan dengan mengendarai sepeda motor ke gunung Guntur kami disuguhi pemandangan yang sangat indah. Setibanya di kaki gunung kami tidak yakin dengan cuaca yang tidak mendukung. Tapi dengan semangat dari team leader membuat kami memulai mendaki. Setelah mengurus beberapa administrasi kami pun mulai mendaki. Ketika di perjalanan benar saja, kabut menutupi tiap langkah kami. Dengan trek bebatuan dan kerikil di sepanjang perjalanan membuat langkah kami semakin berat. Setelah sampai ke puncak 4 sekitaran jam 8 malam, hawa sejuk mulai menyelimuti kami. Kami pun bergegas mendirikan tenda dan membuat santap malam untuk mengisi perut kami yang keroncongan sedari perjalanan tadi. Hal yang tak diduga pun datang. Hujan menghantui kami sepanjang malam. Namun cuaca berubah di esok hari, sang mentari mulai terbit. Pancaran sinarnya menghangatkan tubuh kami yang sedari malam diselimuti hawa dingin. Sejauh mata memandang, aku melihat lautan awan yang sangat indah. Tiba tiba terlintas di pikiranku untuk menggali sedikit tanah di puncak tersebut. Dan benar saja, kehangatan muncul dari dalam tanah. Hal itu dikarenakan gunung Guntur termasuk gunung vulkanik yang aktif. Setelah menggali aku pun membawa matrasku dan duduk diatasnya. Dan itu membuatku tak ingin beranjak darinya. Setelah itu kami mempersiapkan sarapan dan ketika merasa energi kami kembali pulih, kami pun melanjutkan perjalanan ke puncak 5 yaitu puncak tertinggi di gunung Guntur. Dari atas sana aku bisa melihat pemandangan kota Garut yang sangat kecil di bawah sana. Setelah mengabadikan beberapa ekspresi kebahagiaan di wajah kami. Lantas kami pun turun dari puncak menuju ke pos koordinasi gunung tersebut. Sepanjang perjalanan turun pun aku sangat menikmati setiap trek yang kulalui. Karena treknya kebanyakan batu dan kerikil lantas saja aku dan teman teman seluncuran sepanjang perjalanan. Waktu turun jauh lebih singkat daripada mendaki, kami tiba di pos koordinasi dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Setelah mengurus administrasi kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke kota Bandung
@cacalasengproject521
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik dalam "Melangkah Pasti" adalah pertama kali berpetualang ke Taman Hidup Argopuro. Rasa bahagia dan cemas memenuhi hati dan pikiran. Ini merupakan awal dari pendakian saya selama hidup. Namun berkat support moral dari kawan-kawan, saya menekatkan tekad untuk mendaki menuju Taman Hidup Argopuro. Dengan peralatan seadanya yang dipinjamkan oleh teman dan rasa cemas yang membara, akhirnya selama 6 jam bisa sampai ke Taman Hidup Argopuro. Letih dan tak percaya kaki ini bisa sampai ke danau Dewi Rengganis ini. Meskipun selama perjalan, banyak mengeluh, banyak mengumpat atas track yang akan dihadapi, namun kawan-kawan saya selalu legowo dalam menyupport saya agar terus semangat dalam melangkah. Inti dari cerita ini, manusia adalah mahluk sosialis. Kekuatan manusia akan meledak jika alam, lingkungan sekitar turut serta mendukung dan mensupport untuk terus kuat. Pendakian ini mengajarkan saya bahwa bersama-sama kawan melihat puncak dari bawah lebih utama daripada melihat kawan dari atas puncak sendirian. Salam lestari 💪💪 @cacalaseng
@sucinurarumpermatarizqi897
5 жыл бұрын
Akhir tahun 2017, aku dan sebelas rekanku melakukan pendakian di gunung Lawu. Ini adalah pendakian pertamaku, dan dihadapkan dengan cuaca saat itu yang tidak bersahabat. pendakian dimulai pukul tujuh malam, saat ditengah-engah perjalanan tiba-tiba hujan. Akhirnya memutuskan untuk mendirikan tenda. Salah satu temanku sakit, sesak nafasnya kambuh. Keesokan harinya pendakian dimulai lagi dengan membagi dua tim. Tim yang satu lanjut ke puncak dan yang satunya lagi turun ke pos sebelumnya untuk merawat rekanku yang sakit. Dan aku ikut tim yang lanjut pendakian ke puncak karena berbekal semangat ini akan ku lihat keindahan alam dari puncak lawu. Sesampainya dipuncak, sungguh indah aku tak henti mengucap syukur dan tersenyum. Tak sia-sia perjalanan sejauh itu.
@Abdillahfs
5 жыл бұрын
"Melangkah Pasti" 17 Agustus 2018 - Pulau Labengki, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. 17 Agustus 2018 ialah tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-73. Pada hari itu saya berangkat dari Kota Kendari menuju pulau labengki untuk merayakan kemerdekaan Indonesia dengan cara menikmati keindahan alamnya. Dengan jarak tempuh kurang lebih 5 jam dengan kapal kayu, yang saat itu sedang musim angin kencang dan ombak tinggi. Diperjalanan saya merasa ketakutan karena ombak yang tinggi dengan kondisi kapal kayu. Namun saya hanya bisa berdo'a dan menikmati ayunan ombak itu. Awalnya saya sempat ragu untuk berangkat, karena saat itu saya baru saja operasi lutut sekitar 3 bulan lalu. Lutut belum bisa ditekuk sempurna dan masih mengandalkan brace knee untuk melindungi lututku dari hal yang tidak diinginkan. Namun tekad saya sudah kuat dan alhamdulillah mendapat restu orang tua, disitulah saya melangkah pasti ke Pulau Labengki untuk merayakan kemerdekaan Indonesia. Sesampai di Pulau Labengki, saya merasa terkejut karena harus memanjat tebing kars yang tajam dan curam untuk bisa menikmati indahnya ciptaan yang maha kuasa dan juga megibarkan bendera Indonesia. Saya tak gentar, kerabat yang berasal dari daerah lain juga menyemangati. Saya terharu, dengan membaca do'a dalam hati, berharap tak terjadi hal yang berbahaya. Saya melangkah pasti memanjat tebing kars itu, membutuhkan waktu lama juga untuk memastikan pijakan dan tebing yang dapat dicengkram dengan aman. Alhamdulillah perjuangan saya berhasil, saya tiba juga di puncak pulau Labengki. Beristirahat sejenak sembari menunggu kerabat yang lain untuk mengibarkan bendera di puncak pulau labengki. Setelah semua tiba diatas puncak, kami langsung merayakannya dengan penuh makna. Melihat sisi lain hiruk pikuk negeri ini, begitu indahnya alam Indonesia. Instagram : @Abdillahfs
@kharismapurba196
5 жыл бұрын
Cerita ini terjadi pada Agustus 2018 yang lalu. Seorang teman mengajak untuk melakukan pendakian ke Puncak Gn. Kerinci, kebetulan pada saat itu saya sendiri sedang libur. Dan puncak ini merupakan puncak yang sudah lama saya impikan untuk menginjakkan kaki diatas nya, 3805 mdpl. Sebelum perjalanan dimulai yang saya rasa awalnya takkan terjadi banyak kendala yang saya hadapi, pertama karna saya masih seorang mahasiswa, jujur saja uang pada saat itu menipis. Saya kira, takkan mungkin. Kedua, orangtua saya melarang keras keinginan saya untuk mendaki, dikarenakan saya perempuan dianggap lemah tak mampu menjaga diri apalagi mereka tau saya orang nya mudah terkena hipotermia. Kedua kendala tersebut merupakan kendala terbesar bagi saya pribadi. Akhirnya, saya meminjam uang teman saya karna dia juga mendukung penuh niatan saya untuk melakukan pendakian tersebut. Kendala pertama fix. Untuk kendala yang kedua, saya terpaksa membuat strategi dengan merayu teman perempuan saya yang dimedan untuk ikut serta dan terlebih dahulu untuk datang kerumah saya agar orangtua saya lebih yakin bahwa saya punya teman perempuan saat mendaki. Akhirnya, teman saya mita namanya. Mau dan keesokan nya datang kerumah. Satu lagi yang jadi kendala, peralatan mendaki saya tertinggal dimedan. Karena memang ini merupakan ajakan dadakan. Dan mau tak mau, niat yang kuat akhirnya melupakan kendala yang terakhir. beberapa perlengkapan yang kurang saya pinjam. Kami berangkat dengan style gila untuk saya pribadi. Singkat cerita untuk kendala tadi. Pada pendakian di Gn. Kerinci pada agustus itu merupakan pendakian ku yang sangat jauh berbeda kesannya dibandingkan dengan pendakian ku kegunung-gunung lain yang pernah saya daki sebelumnya. Disana pada saat itu hujan turun terus, akibatnya sepanjang jalan becek dan berlumpur. Pada saat itu aku lupa membawa mantel, ini memang suatu kau kebodohan! Aku terpaksa menahan kedinginan sepanjang jalan sampai pada shelter 1. Diperjalanan sangat ramai, seperti pasar. Orang-orang lalu lalang tanpa henti ada yang baru turun dan baru naik. Semua tampak ramai dan hangat, menawarkan kopi, memberikan senyuman dan saling sapa. Sesekali beberapa pendaki ada yang memasang musik indie menemani langkah yang mengurangi rasa letih dan kedinginan. Rasanya bahagia saat itu. Kami sampai di shelter 1 sekitar pukul 18.15 masih ingat betul. Kami hampir tidak kebagian tempat memasang tenda karna ramai. Setelah itu kami semua bergegas untuk ganti pakaian, masak, dll. Malamnya, suhu semakin dingin. Tubuh ku yang diselimuti slepping bag yang tipis dan sudah robek tak mampu memberi kehangatan lebih. Pada saat itu, dingin masih bisa ku tahan. Tiba-tiba aku ingin buang air kecil, dan aku keluar tanpa memakai alas kaki. Ketika memijak tanah, rasanya seperti memijak es. Saat aku masuk, 10 menit kemudian badan ku mulai bergetar. Tapi aku masih bisa menahan, disitu aku merasakan kaki teman ku menimpa kaki ku agar tidak bergetar. Dan akhirnya aku tak tahan lagi, aku mengalami hipotermia, aku menangisss, tubuh ku bergetar hebat, gigi ku ngilu. Dan pada saat itu senior ku langsung memberi jaket, celana dan slepping bag nya untuk menghangatkan badanku. Pada saat itu aku pasrah, aku teringat kata ibuku yang bilang aku gak akan tahan dingin, dan sempat melarangku pergi. Tapi tak kuhiraukan, aku tetap pergi. semangat dan niat ku hilang. Aku sempat berpikir untuk pulang, dan tak akan melanjutkan perjalanan. Aku pasrah, apapun yang terjadi. Pokoknya jika aku masih hidup, aku akan pulang. Persetan dengan semua ini, pikirku pada saat itu. Akhirnya dengan segala cara yang dibuat oleh mereka yang mencoba menghangatkan ku. Perlahan badanku kembali normal. Dan kami berdoa. Malam itu aku meminta petunjuk, jika keesokan pagi aku masih kedinginan aku akan pulang. Akan tetapi, tidak lagi kurasakan kedingingan. Tuhan Maha besar! Keesokan harinya, kami mempersiapkan segala kebutuhan seperlunya untuk melanjutkan perjalanan. Sebelum itu, aku masih tetap ragu untuk melangkahkan kaki ini keatas puncak. sampai pada akhirnya, pukul 11.30 kami melakukan pendakian. Aku memakai berlapis-lapis baju dan celana, kaos kaki dan semua nya yang bisa menghangatkan badan. Sempat berpikir, jangan sempat mati muda. Seperti soe hok gie. Hmm. sebelum perjalanan, kami berdoa. Dan perjalanan dimulai. Merasakan setapak jalanan pendakian kerinci kala itu rasa nya ingin kembali ketenda untuk tidur. Tapi, beberapa rekan yang mengatakan sebentar lagi akan sampai membuat semangat kembali, walaupun saya tau itu bohong. dishelter 3, matahari mulai tampak. Pukul 5 saya melihat sunrise dengan sangat dekat, lestari! Ucapku. Indah! Sampai puncak, tidak ada badai, angin juga tak terlalu kencang, sangat terang. Ini bonus yang Tuhan berikan. Layak nya pemain 5 cm, kami berlima diatas puncak, berfoto-foto seperti puncak milik kami berlima. Sekian cerita singkat saya tapi kalimatnya yang membuat panjang. Dari saya, jika ingin melakukan pendakian niat memang adalah kunci utama, tapi jangan pernah melakukannya jika perlengkapan tidak safety seperti saya. Karna akan mencelakakan kita sendiri. Dan jangan lupa, andalkan Tuhan dalam setiap perjalanan mu, jangan kau kira kau mampu melakukan segalanya. Terimakasih @kharismaprb
@panggilsajarindu8939
5 жыл бұрын
Sekilas Awal Perndakian 2018 adalah tahun penuh kejutan untuk saya diantaranya, pada tahun inilah akhirnya saya bertekat melakukan pendakian perdana saya. Awalnya sama sekali tidak pernah terlintas di benak untuk mencoba olahraga yang satu ini. Saya merasa suntuk dengan rutinitas yang terus mengikat hari-demi hari tanpa jeda ya, kebetulan pada saat itu saya bekerja disalah satu perusahaan gadget ternama di Indonesia, saya dituntut untuk bekerja selama 12 jam kadang bisa lebih juga keadaan toko sedang ramai dengan jatah libur seminggu sekali. Kenapa bis tertarik naik gunung? Jawabannya sih karena waktu itu saya lumayan kacau setelah dia (mantan kekasih) memutuskan hubungannya secara sepihak tanpa alasan yang sama sekali tidak masuk akal ditambah rutinitas yang begitu-gitu saja. Akhirnya saya mulai mencari suasana baru saat itu dengan rajin membaca buku dan saat itulah saya menemukan buku bung fiersa yang berjudul "Konspirasi Alam Semesta" dari situlah saja merasa ada kesa’am dan jiwa saya pun terpanggil untuk melakukan pendakian, entah saya juga bingung apa yang ada di pikiran saya waktu itu. Selang beberapa bulan akhirnya saya mantap untuk melakukan pendakian, bulan demi bulan menyisihkan sedikit gajih untuk dibelikan peralatan gunung dengan tujuan kelak di pendakian perdana tidak merepotkan banyak orang. Ya walaupun saya orangnya ceroboh tetapi saya selalu memaksimalkan agar meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan apalagi sampai merepotkan banyak orang. Merbabu, ya awalnya saya diajak oleh salah seorang teman bernama Nofi untuk ke Merbabu pada tanggal 1 juni 2018 karena kebetulan saya belum memiliki planing untuk akan berangkat dengan siapa akhirnya tanpa ragu saya iyakan ajakan tersebut. Namun, tepat Tiga minggu sebelum pendakian akhirnya pihak penyelenggara membatalkan untuk ke Merbabu mengingat Merapi sedang batuk waktu itu dan pendakian pun dialihkan ke gunung Slamet ditanggal yang sama. Saya mengiyakan dengan anggapan Nofi juga ikut naas, ternyata setelah saya fix melakukan seluruh pembayaran tiba-tiba Nofi keluar dari grup dan pamit tidak bisa ikut. Tapi ya bagaimana lagi apa salahnya mencoba "geram batinku". Tiba waktunya selepas lebaran beberapa hari salah satu teman bernama Risya, yang saya kenal dari forum grup ilalang, ia mengajak saya untuk naik gunung Prau yang terletak di Wonosobo Jawa tengah. Ya, itung-itung pemanasan sebelum naik ke atap Jawa tengah sekaligus sambil cari pengalaman. Melelahkan! ini toh namanya mendaki gunung, sungguh melelahkan pendakian pertama saya. Bagaimana tidak, sepanjang perjalanan menuju camp beberapa kali saja saya terpeleset bahkan sesekali terjatuh karena kita naik malam ditambah cuaca gerimis pula. Sesampai di pos 3 saya hampir terkena hipotermia , saat tim kami menyempatkan istirahat sejenak yang berisi kurang lebih 10 orang dan terbagi menjadi dua kloter kebetulan saya ikut kloter satu yang mana jalan di barisan depan. Karena cuaca yang tak mendukung ditambah pakaian yang saya kenakan terbilang apa adanya mengakibatkan dingin dengan mudah menyelinap dalam sela-sela kulit. Betapa beruntungnya saya saat ini mempunyai tim yang baik mereka segera sigap memeluk saat wajah saya mulai pucat akibat kelelahan sekaligus terselimut gigil. Nah, setelah keadaan kembali normal dan kami pun kembali melanjutkan perjalanan yang tinggal sebentar lagi sampai Sunrise camp. Kita jalan santai tak lupa teman-teman pun mengajak mengobrol guna mencegah agar pikiran saya tidak kosong. Setelah kita berjalan santai kurang lebih sejam, sampai juga kita di Sunrise camp gunung Prau kami bergegas membangun tenda karena udara telah menyentuh sudut gigilnya. Selepas tenda terpasang rapi tak lupa kita memasak karena perut yang mencapai batas kosongnya tak mampu lagi untuk dilawan. Tenda kamu berisi 5 orang yakni Risya, Yessy, Rora, saya dan salah satu teman yang kami kenal dari basecamp bernama Ary, dimana kapasitas aslinya hanya untuk 4 orang namun kami isi dengan 5 orang dengan anggapan agar hangat. Tak terasa selesai makan kita semua mulai mengantuk, sambil berbincang sebentar hingga kita semua pun tertidur pulas. Pukul 04.00 dini hari saya terbangun sambil menunggu teman yang lain terbangun saya kembali merapatkan sleping bag dan tidur lagi, he eh. Tak terasa mentari mulai menyeruak merasuki cakrawala benih sinarnya. Sungguh nikmat mana lagi yang kau dustai. Raut canda tawa, melembar sendau gurau tanpa kepalsuan yang tak akan kita dapati di tengah perkotaan, beginianlah mungkin yang disebut nikmatnya mendaki gunung pun bonus cuaca cerah yang kan selalu terantai dalam ingatan. Oiya selain kenikmatan demi kenikmatan yang kita dapat dalam pendakian disini saya juga membahas tentang nilai dan manfaat yang didapat dari sebuah perjalanan pendakian, apakah positif atau malah negatif. Karena semua akibat pasti berasal dari sebuah sebab, pelajaran dan hasil yang kita dapatkan dari sebuah perjalanan pendakian pada awalnya pasti berangkat dari sebab mengapa kita pergi mendaki yang kemudian pada prosesnya akan menghasilkan sebuah tujuan yang ingin dicapai. Lalu, pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam perjalanan yang dipengaruhi tujuan awal yang sudah kita tetapkan akan memproses dan merangkai hasil yang kita petik dalam akhir perjalanan. Sederhananya, seorang yang pergi mendaki dengan niat untuk bersenang-senang dan banyak melakukan swafoto untuk dokumentasi diri yang kemudian akan dipublikasikan di sosial media pribadinya mungkin hanya akan mendapatkan hasil yang tak jauh dari niatan yang telah ia tekadkan di awal perjalanan. Di sepanjang perjalanan, ia pastinya akan fokus mencari sport yang menarik untuk dijadikan latar berswafoto, hingga melewatkan banyak momen-momen kecil yang bisa saja mengandung nilai pelajaran yang lebih berharga dari sekadar foto diri. Memang, ada peluang juga ia akan mendapat nilai tambah berupa pelajaran dan pengalaman dari kejadian-kejadian dalam perjalanan tersebut, namun kemungkinan besar, nilainya tak akan sebanyak jumlah foto yang sudah ia dokumentasikan. Menikmati sekaligus menyerap apa-apa yang kita jumpai dalam pendakian Dalam konteks ini masih saja kita dapati, orang-orang yang pergi mendaki dengan niatan tidak sepenuhnya menikmati langkah secara apa adanya dan berusaha untuk menyerap sebanyak mungkin pelajaran dari setiap detail yang ia alami dalam perjalanan tersebut. Setiap momen perjalanan dari sejak berangkat dari rumah, mulai menapaki jalur pendakian, hingga menjajal tanjakan-tanjakan terjal menuju puncak akan ia nikmati dengan sederhana dan apa adanya, sambil memetik makna dan pelajaran yang terselip dalam setiap momen tersebut. Pelajaran berharga yang ia dapat mungkin akan jauh lebih besar dan bukan tidak mungkin juga mampu merubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Tak instan memang, semua perlu berproses. Menjamurnya petualang bijak berkata: “Bukan alam yang harus kita taklukkan, namun ego dan kesombongan yang berkuasa dalam diri.” Setelah melewati proses panjang dan perenungan, saya rasa, mendaki gunung adalah sebuah kesempatan berharga untuk sarana kontemplasi dan refleksi diri dalam rangka proses pendewasaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, bukan sekadar ajang untuk mengagungkan eksistensi dan kebanggaan semata. Sangat disayangkan jika bayaran segala usaha dan waktu yang telah kita korbankan untuk mendaki hanyalah berupa cercahan gambar swafoto yang dijadikan bukti eksistensi sekaligus secuil kesombongan dalam hati atas sebuah pencapaian yang kita anggap penaklukan saja. Ingat, sejatinya alam takan mungkin bisa kita taklukkan. Seperti banyak kata petualang bijak: "Bukan alam yang harus kita taklukan, namun ego dan kesombongan yang berkuasa dalam diri." Memaknai arti kebersamaan Dalam pendakian tentu kita selalu dituntut untuk saling gotong royong bahu-membahu satu sama lain dan Mengesampingkan masing-masing ego setiap individu, susah-senang kita tanggung bersama sebagai bentuk kerja sama tim. Pada fase inilah secara tidak sengaja kita memperlihatkan keaslian sifat kita ataupun rekan seperjalanan yang tentu saja tidak mungkin kita dapati di kota. Kita dituntut untuk saling mengerti sekaligus menekan ego agar tidak munculnya konflik yang sama sekali tidak kita inginkan pun, hal ini cukup efektif untuk membuat kita semakin lebih dekat mengenal satu sama lain layaknya keluarga. Mohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan dalam tulisan ini, saya pribadi tidak bermaksud untuk menghakimi mereka yang pergi mendaki untuk sebuah pencapaian kebanggaan diri ataupun untuk sekadar bersenang-senang sekaligus mendokumentasikan setiap sisi cakrawala adalah tindakan yang salah. Begitu pun saya hanyalah seorang insan yang masih bodoh pun jauh dari kata sempurna. Tak lupa saya pun bertemikasih sebelumnya sudah berkenan untuk membaca tulisan ini. IG @yatii95_
@noviaapriliani865
5 жыл бұрын
pengalaman menarik aku dalam berpetualang dalam melangkah pasti yaitu tepatnya 4 november 2018, pengalaman yg tak pernah aku lupakan dalam sejarah hidup bertualang ku,bahwa disetiap melangkah harus ada restu orang tua, saat itu aku mau mengikuti LLA (lomba lintas alam) melewati hutan,sungai,air terjun dan bukit2 berpuluh2 km dr star hingga sampai finish, di tengah perjalanan tepatnya di bukit korea yg terletak di gunung sari, hujan deras melanda disana aku terpeleset dan ibu jari aku terluka dan berdarah, aku belum menyerah, aku masih berisih keras kepada tim ku, agar kami melanjutkan perjalanan tidak menyerah setengah jalan, mereka memaksa ku berhenti namun aku tetap kekuh untuk terus melangkah, akhirnya mereka mengalah dan mau untuk kami terus melangkah, hujan semakin deras kami menikmati rintik2 hujan yg membasahi kami, sampai aku tidak sadar bahwa di kantong celana ku ada hp,tepat pukul 18 : 25 pm, kami sampe di finis yg ada di desa monjok, saat itu aku menyadari bahwa ada hp di saku celana ku dan setelah aku keluarkan hp aku mati, dan tidak bisa hidup sama sekali, benar2 mati total (rusak), diperjalanan pulang menuju rumah ku yg terletak di desa Banyumulek, disaat itu aku berpikir bahwa kemana dan sejauh apapun aku melangkah itu tidak akan bisa aku nikmati tanpa ada Doa dan restu orantua ku, saat itu orang tua tidak merestui aku mengikuti LLA, karna aku baru pulang subuh pagi dr pantai cemara karna ada kegitan camping bersama teman2 sapala dan Bunga spasmanger (gabungan pecinta alam sma negri 1 gerung) , dan aku pulang subuh untuk mengikuti LLA itu. kenapa aku melakukan perjalanan dan pertualangan2? aku tidak punya jawabnya, semua perjalanan petualanganku hanya karna panggilan hati, hati ku yg menuntun arah kaki ku.pesen gue gaess jangan pernah melangkah tanpa restu ortu, itu semua akan terasa hambar 😊😊 IG : aprilia queenjp
@Sicball25
5 жыл бұрын
Bagi saya, "melangkah pasti" adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan saya ke gunung slamet, 24-25 juni 2018. Ini adalah pertama kalinya saya menyambangi gunung slamet, gunung dengan ketinggian 3428 mdpl ini merupakan yang tertinggi di jawa tengah, mempunyai kawah aktif, dan memiliki jalur yang terkenal panjang dan trek batuan menuju puncak nya yang terjal. Saya dan ke enam teman saya memanfaatkan libur lebaran untuk mendaki gunung ini, dan juga bertepatan dengan arus balik mudik, sehingga perjalanan kami bersama dengan para pemudik yang kembali ke ibukota setelah pulang ke jogja. Kami mempersiapkan semuanya dengan matang, mulai dari mempersiapkan alat, membooking tiket kereta jurusan jogja-purwokerto, juga tak lupa mempersiapkan logistik yang memadai, karena, logika tidak berjalan tanpa logistik, haha Hingga pada akhirnya, kami bertujuh bersiap berangkat menuju stasiun lempuyangan. Tanpa kami sadari, kami terlalu bersantai dan berujung ketinggalan kereta, aduh. Kami semua panik, mengingat bahwa mendapatkan tiket dadakan saat momen arus balik sangatlah susah. Untungnya, kereta jurusan jogja-purwokerto tersisa 8 kursi, kamipun bergegas mengumpulkan identitas dan langsung membeli tiket dadakan, dapat tujuh kursi dan terpisah pisah, tidak apa apa, hehe. Setelah itu kami semua berkemas dan masuk kereta, memulai perjalanan jam 5 sore, dan sampai di stasiun Purwokerto jam 11 malam, tak berlama-lama, kami menyewa taksi dan bergegas menuju base camp bambangan. Kami tiba di basecamp bambangan pukul 1 dinihari, langsung mencari tempat dan tak berlama lama, kami semua tertidur pulas , ngantuk!. Paginya, setelah melakukan registrasi dan packing ulang, sekitar pukul 8 kami berdoa bersama dan memulai pendakian. Tujuan kami hari ini adalah pos 5, disanalah kami akan mendirikan tenda dan bermalam tentunya.Berhubung kami lama tidak melakukan latihan fisik, perjalanan kami terhambat dan sering berhenti, bahkan ada salah satu teman kami yang tidak kuat melanjutkan perjalanan, aduh. Saya pun menyarankan agar beristirahat agak lama, akhirnya setelah beristirahat di warung agak lama, dia pun mau melanjutkan perjalanan, dan saya tekankan untuk tetap berjalan meskipun pelan, daripada cepat tapi sering berhenti. Akhirnya pukul 4 sore, kami tiba di pos 5, langsung mencari spot untuk mendirikan tenda, dan berkemah semalam disana.Saat malam pun kami hanya didalam tenda, memasak, ngopi, dan lain lain. Pukul 7 malam kita semua tidur dan harus bangun besok pagi jam 3 untuk summit, karena berburu sunrise juga, hehe. Sebelum jam 3 kita sudah bangun, masak, sarapan dan bersiap muncak, cuacanya cerah dan membuat semangat tim kami.Setelah semua siap, jam 3 tepat kita mulai muncak, dan di perjalanan muncak inilah, ujian yang sebenarnya kita alami, rimbunnya pepohonan membuat nafas kami sesak, perjalanan terhambat dan satu dari anggota kami muntah muntah, dan fisiknya terlihat sangat lemah, kamipun mengajak nya kembali ke tenda dan tidak jadi muncak, tetapi, ada semangat yang seakan mendorongnya berjalan, dengan memegang prinsip melangkah lambat tapi pasti, tak terasa kita sampai pada pos 9, pukul 5 pagi. Di pos 9 ini adalah batas akhir vegetasi,trek selanjutnya adalah bebatuan dan pasir dengan kemiringan yang curam, dan cukup membuat ciut nyali kami, kami berjalan dengan lambat, dan sering sekali berhenti, mental kami terkuras karena jalur yang sulit dan angin yang kencang, karena cuaca memburuk dan kabut menyelimuti. Ditengah perjalanan, angin mereda, kabut mulai terbawa angin dan sang mentari muncul dari ujung timur, sinarnya seakan melahap gelap malam dan menyinari bumi yang seperti masih tertidur kala itu , indah sekali. Kami rehat sejenak untuk menikmati momen itu, semangat kami kembali muncul dan kami melanjutkan perjalanan dengan penuh semangat. Tidak terasa, tepat pukul 7, kami berhasil mencapai puncak gunung slamet, kami semua berpelukan, saling menyelamati, dan tak lupa bersyukur. Berhubung angin kembali kencang dan kabut mulai datang, kami hanya berfoto sebentar, dan langsung bergegas turun. Kami sampai d pos 5 jam 9 pagi dan langsung packing dan turun menuju basecamp. Lagi lagi ujian datang, hujan deras disertai angin menemani perjalanan turun, jalur yang tadinya kering, berubah menjadi aliran air, menyebalkan. Tak terasa hal itu membuat kami sering terpeleset dan mental kami juga down, tetapi dengan melangakah pasti meskipun lambat, kami berhasil sampai di base camp bambangan, pukul 5 sore seingat saya. Kami langsung mandi, beres beres, tidur semalam di basecamp dan paginya menyewa mobil untuk ke stasiun, dan pulang ke jogja. Kami semua selamat dan sehat, seberat apapun perjalanan, jika kita melangkah dengan pasti, saya yakin semua akan baik-baik saja, entah cepat atau lambat perjalanan mu itu tidak penting, yang penting tujuan mu tercapai dan pulang dengan selamat, salam lestari! Ditulis oleh: Muhammad rafta ali yahman 17-02-19 Instagram : @rafta.mray
@yolandakrisnadita
5 жыл бұрын
Pengalaman Menarik "Melangkah Pasti" Salam Lestari, Terima kasih Eiger sudah mensupport Jessica Katharina untuk melakukan ekspedisi ini. Jessica Katharina menjadi seorang yang memotivasi saya untuk lebih lagi mencintai Alam semesta. Ini cerita saya dalam pengamalam menarik melangkah pasti: Bisa dibilang saya masih awam dalam mendaki gunung. Pertama kali saya melakukan pendakian pada Mei 2018 bersama beberapa teman untuk menikmati Ranu Kumbolo. Setibanya di Ranu Kombolo saya langsung jatuh cinta bukan hanya pada pemandangannya yang luar biasa, namun juga pada pengalaman-pengalaman dalam melakukan pendakian dimana saya bisa bercengkraman dengan sesama pendaki, menikmati masakan yang dimakan bersama, menikmati nyamannya tidur ditenda melepas lelah. Sampai pada akhirnya setelah 3 kali mengunjungi Ranu Kumbolo, belum ke puncak Mahameru karena saya merasa belum siap, baik secara mental dan perlengkapan. Maka saya dengan kegilaan ide saya untuk melakukan pendakian ke Gunung Buthak sendirian. Saya pikir dengan mendaki puncak Gunung Buthak yang memiliki ketinggaan 2868 MDPL menjadi latihan saya untuk menuju Mahameru. Pada awalnya saya sempat ragu untuk melakukan pendakian ini sendirian, secara saya bukan termasuk orang yang profesional dalam mendaki masak nasi pakai nesting saja masih belum sepenuhnya bisa matang. GILA! dan BODOH! adalah komentar yang saya dapat dari beberapa rekan yang sudah handal dalam pendakian. Menurut mereka pendakian sendiran sangat rentan dengan bahaya dan minimnya pertolongan ketika terjadi sesuatu yang tidak diingainkan. Namun karena saya orang yang merasakan sendiri baru bisa percaya maka dengan tekat bulat saya melangkah dengan pasti untuk berangkat melakukan pendakian pertama saya secara sendirian. Banyak hal yang saya dapatkan dalam pendakian di Gunung Buthak ini seperti, saya belajar untuk lebih berani, belajar untuk tidak meragukan diri sendiri, belajar mengenal tanda dalam perjalanan, belajar untuk mengatur diri, belajar untuk lebih sabar dalam pendakian, belajar untuk peduli dengan sekitar, belajar untuk menjalin persahabatan dengan orang asing yang saya temui, belajar untuk tidak berprasangka, belajar untuk lebih mencintai nikmat dan berkat yang Tuhan selalu berikan. Dari pengalaman ini, saya semakin yakin melangkah pasti untuk melanjutkan mendaki ke Mahameru bulan Mei nanti. Terima kasih dan Salam Lestari. Pengalaman ke Puncak Buthak saya ada di link ini: kzitem.info/news/bejne/kWd6s6Ktn2KUiX4 IG saya : @yolandakrisnadita
@awsnackbandung
5 жыл бұрын
Keren kak😍
@fikrihabibidaroziqi8726
5 жыл бұрын
2018, Gunung Prau (Prahu) Dieng, Jawa Tengah, Indonesia. Bukan tentang pengalaman mendaki gunung tinggi di pulau jawa, tapi tentang pendakian paling mengesankan selama saya mulai jatuh cinta dengan kegiatan mendaki gunung sejak 2016. Awalnya berpikir akan biasa saja karena Gunung Prau tidak setinggi gunung - gunung terkenal di sekilingnya seperti Gunung Sindoro, Sumbing, dll. Saya melakukan perjalana dengan 3 kawan saya, satu laki-laki, dua perempuan. Dan salah dari teman perempuan saya membuat perjalanan pendakian lebih lambat karena fisiknya yang tidak terlalu kuat untuk berjalan cepat, yang menjadikan kami lebih sering berhenti dan ngobrol dengan Pendaki lainnya. Namun itulah salah satu yang menjadikan Pendakian Gunung Prau menjadi mengesankan. Kami jadi mendapat banyak cerita dari pendaki lain. Meski kami pejalan santai, kami di sambut sunset yang menawan di Gunung Prau. Lambaian lembayung menghilangkan lelah selama perjalanan. Saat sampai di puncak kami mendirikan tenda kemudian memasak makan malam, awalnya biasa saja sampai akhirnya jam sholat isya tiba. Kami mendengar ada orang yang sedang mengumandangkan adzan, yang setelah di tilik ternyata berjarak beberapa tenda dari kami. Mungkin banyak dari teman - teman yang telah menemui seperti itu, tapi itu pengalaman pertama bagi saya. Akhirnya kami ikut berjama'ah dengan mereka, diantara kabut malam yang seperti es kala itu. Selesai berjama'ah kami kembali ke tenda, setelah beberapa saat kami mendengar suara orang mengaji, yang setelah diperhatikan sumbernya dari tenda yang tadi dekat dengan tempat kami berjama'ah, membuat malam di Gunung Prau semakin syahdu. Kami melanjutkan tidur dengan perasaan hangat sisa kenyamanan yang tak pernah saya dapat di perjalan saya sebelum - sebelumnya. Bangun dengan perasaan senang sebab terbangun karena mendengar seseorang mengumandangkan adzan subuh. Setelah selesai jama'ah subuh kami di nanti oleh sunrise yang menakjubkan. Ya, itulah sepenggal cerita yang menurut saya sebuah perjalan pendakian yang paling mengesankan. Instagram : fikrihbd
@fuadali8883
5 жыл бұрын
Melangkah Pasti. Ketika saya dan teman-teman dari Tangerang berangkat Kamis Pagi dari stasiun Senen ke stasiun Lempuyangan Tanggal 12-04-2018 dan setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Magelang untuk ketempat Basecamp Suwanting Gunung Merbabu dan sesampai nya kami istirahat untuk melanjutkan esok pagi untuk memulai pendakian. Matahari pun bersinar terang memanjakan mata untuk melihat keindahan Gunung Merbabu yang akan kami daki dan ketika saya melihat ke timur begituh Gagah nya Gunung Merapi yang tak pernah ingkar janji. Tepat pukul 7 pagi kami packing ulang untuk memastikan tidak ada barang atau logistik yang tertinggal setelah nya sudah selesai, Kami brefing pagi untuk di berikan kemudahan dan keselamatan dari mulai mendaki sampai kembali ke rumah, Dan perjalanan saat nya di mulai menuju Gerbang pendakian Gunung Merbabu tak lupa kita memberi Salam ketika kita memasuki nya karena sudah di ingatkan basecamp setempat untuk memberi salam ketika memasuki gerbang pendakian. Dengan keindahan Gunung Merbabu yang saya liat dari Foto-foto Instagram, saya pun semakin bersemangat dan melangkah pasti setiap jengkal nya untuk sampai ke Puncak. setelah sampai pos 1 saya berfikir apakah masih ada pendaki lain yang mendaki di hari kerja ? Dalam hati saya, semoga saja ada. Karena kami tidak ada yang tau track Jalur suwanting kami menggunakan Peta yang sudah di berikan oleh pihak Basecamp dan mengikuti jalur yang sudah di tentukan. Kami dengan Pasti terus melangkah menyusuri belantara hutan berjalan perlahan tanpa sedikitpun di kasih bonus untuk santai di perjalanan karena track terus menanjak dan sampai menggunakan tambang yang sudah di sediakan pihak pengelola. sesampai nya di Pos 2 (Pos Bendera) Kami beristirahat sejenak sambil memasak untuk mengisi perut yang sudah berbunyi, dari bawah sampai pos 2 kami tidak menemukan warung-warung dagangan yang biasa ada di gunung-gunung lain, Ketika tepat jam 1 kami bersiap untuk melanjutkan pendakian, kami brefing kembali untuk melanjutkan pendakian, karena waktu masih sangat lama kami berjalan santai kami berfikir 1 pos lagi pasti tidak akan jauh, Naas untuk sampai ke tempat camp untuk bermalam di pos 3 track yang kami lewati sangat menguras tenaga dengan bantuan tambang dan tali untuk naik ke atas setiap jengkal nya, Kami terus menyemangati diri sendiri agar untuk tidak menyerah dan terus melangkah pasti setiap jengkal nya, Matahari yang cerah berganti dengan awan hitam dan kabut, kami berhenti sejenak dan menyiapkan jas hujan agar terjadi hujan kami tidak tergesa-gesa untuk memakai nya, saya berpikir dengan track seperti ini jika terjadi hujan akan menambah sulit untuk kami naik, pasti jalur akan sangat licin dan sangat menguras tenaga. kami terus melangkah dan berharap tidak akan terjadi turun hujan, ketika terus berjalan dengan tenaga yang sudah terkuras kami melihat Bendera Merah Putih (Indonesia) menandakan sumber air. sesampainya di sumber air kami mengisi kembali botol-botol kosong yang sudah di pakai di perjalanan, sungguh sangat segar sekali Air di Gunung Merbabu ketika seteguk air masuk ke tenggorokan saya, ketika sudah terisi penuh air yang kami isi, ketika ingin melanjutkan perjalanan hujan lebat pun turun, kami dengan cepat memakai pelindung diri yakni jas hujan yang sudah kami siapkan, berjalan deras nya hujan di temani dentuman langit membuat saya takut karena saya sebelum berangkat pendakian, saya pribadi kurang sehat dan mendaki pun membawa obat dari dokter, tapi semua sudah terjadi tidak ada yang perlu di sesalkan jalani dengan pasti, saya kembali berjalan tidak jauh dari sumber air terlihat tempat datar untuk membangun tenda bermalam disini, betul saja ini tempat camp. ketika itu hujan pun berhenti di ganti kencang nya angin membuat tangan kami mati rasa sejenak dari panas nya kompor, kami membangun tenda dengan sulit nya angin yang berhembus kencang, dan saat tenda jadi teman kami, mengeluarkan darah dari hidung nya membuat kami panik dan dia sendiri dengan percaya diri mengatakan saya tidak apa-apa, dan kami menyuruh nya untuk segera masuk tenda yang sudah di bangun, Karena kami mendaki sebanyak 12 orang, kami harus membangun 3 tenda dengan di temani Angin yang begitu kencang membuat hidung saya mengeluarkan air karena saking kencang nya angin yang menusuk di hidung saya, setelah semua nya sudah jadi tempat kami untuk tidur tidak lupa kami memasak untuk mengisi perut agar tidak kedinginan dan kelaparan saat hendak tidur, angin pun belom berlalu sampai pukul 3 pagi angin masih saja kencang dan saya berharap tenda ini tidak hancur di terjang Badai karena begitu dahsyat nya terjangan angin. Jam 5:30 Pagi kami memberanikan diri untuk keluar dari tenda karena angin pun sudah tidak sekencang kemarin dan semalam, sungguh kami semua di buat bahagia dan bersyukur begituh indah nya matahari yang terbit bergradiasi dari gelap nya malam ke pagi dengan view Merapi yang begitu memanjakan mata dengan lautan awan yang sangat sempurna, kami semua menikmati cahaya mentari pagi sampai kami lupa perjalanan ini belom selesai, kami segera melanjutkan perjalanan menuju puncak, dengan perbekalan yang sudah kami siapkan semalam kami segera naik, dengan hati dan pikiran yang senang dan bahagia rasa cape yang kemarin hilang begitu saja, ketika berada di Sabana begitu indah nya Gunung Merbabu sambil menikmati Sabana Gunung Merbabu, kami terus naik dengan langkah kaki perlahan tetapi hati dan pikiran sangat ingin segera ke puncak, tidak membutuhkan lama kami sampai ke puncak Gunung Merbabu jam 10:30. kami semua sangat senang dan bahagia bersama di atas puncak dan bersyukur kami di perlihatkan keindahan Indonesia yang begitu indah, jam 11:10 kami turun dari Puncak Gunung Merbabu untuk ke tempat camp dan melanjutkan kan turun ke bawah, sesampai nya di bawah kami dengan muka penuh dengan kegembiraan dan bahagia kami pun pamit untuk kembali ke Tangerang karena jadwal tiket kereta yang kami pesan,agar tidak terlambat dan tertinggal. Keindahan Gunung Merbabu sesuai dengan perjuangan dan kunci dari itu semua kita yakin dan percaya kita mampu untuk melangkah. Gunung Merbabu. 12-04-2018 - 15-04-2018 Ig : @fuadali10
@ariofauzan9244
5 жыл бұрын
-PERTAMA KALI MINUM AIR MENGALIR DAN NASI SETENGAH MASAK- "Melangkah pasti" at gn. Bawakaraeng (2.380mdpl) ,south celebes Sebuah perjalanan yang saya tidak pernah menyangka capek nya , jauh dari rumah , dan jauh dari zona nyaman. Semua berawal dari dunia maya yg menampilkan beberapa gambar diatas puncak sana , membuat hati kecil saya ingin mendaki dan melihatnya secara langsung. Di pertengahan tahun (21juni) 2016 mungkin tuhan memberi saya kesempatan untuk melihat puncak itu. Walau saya bukan pendaki mahir ataupun pendaki proffesional , dengan sendal outdoor yg saya pakai pun tidak mengurangi potensi saya untuk melihat tempat itu. Pendakian yg dilakukan dengan cara jalan kaki kurang lebih 12 jam itu tidak mudah. Jam 5 subuh Kami berangkat 5 org dan melakukan perjalanan start dari pemukiman warga lembanna Gowa(sulawesi selatan) , tujuan puncak gunung bawakaraeng. Semua medan ada pada waktu itu , diperjalanan juga ada org yg sudah turun dri puncak dan tidak lupa kita saling menyapa waktu bertemu. Waktu sampai di pos 5 (sekitar jam 9pagi) ,smua spakat untuk istirahat sejenak sambil minum , masak makanan dan mengisi air. Pada waktu itulah pertama kali saya merasakan nasi belum matang sepenuhnya wkwk dan juga minum air yang mengalir dri atas gunung. Mual rasanya ,agak canggung rasanya ,karna belum terbiasa akan keaadaan seperti itu. Difikiran saya waktu itu "air kotor , belum dimasak dan nasi nya belum matang jdi rasanya agak keras dan lembek". Awalnya saya menahan lapar , blm makan dan minum , saya beralasan mau melihat2 alam , trus teman pendakian saya berkata "ayo sini makan sama2 , momen ini jarang , kita ini makan apa adanya saja , kalo mau makan enak dan lezat kamu boleh pulang kerumah" , suatu kalimat yang menampar hati saya sangat dalam , tidak pernah terfikir olehku sebelumnya. Padahal kalo difikir2 kita biasa mengeluh makanan dirumah , juga kalo difikir buat apa saya melakukan perjalanan dri subuh sampai skrg trus pulang karna cuman tidak bisa makan dan minuman sederhana itu ? Alhamdulillah tuhan semuanya aku mulai mengerti akan bersyukur. Saya tersenyum melihat teman saya berkata seperti itu, dan langsung duduk bersama sambil menyantap makanan yg ada. Semuanya terasa aman2 saja masuk kedalam perut , enak? IYAH ENAK ,apalagi duduk sama teman. Setelah istirahat sejenak ,kami mulai melanjutkan pendakian , sampai akhirnya tiba di pos 7 yg tempatnya berada di atas bukit. Saya sudah merasa tidak tahan , merasa tidak kuat lagi berjalan di tengah teriknya matahari jam 2 siang. Merasa menyerah ,merasa capek, merasa DENDAM pada tempat ini!! Saya berbicara pada diri sendiri "saya tidak mau lagi kesini,tidak mau lagi ke jalur gunung bawakaraeng , bahkan saya tidak mau lagi mendaki". Setiap 10m saya berjalan ,saya nerhenti istirahat untuk minum dan mengambil nafas selega2nya , tapi semua tetap saja samaaa! Tetap capek,tetap panas,tetap hausss. Sampai akhirnya saya tiba di pos 8 , tempat air mengalir bgitu derasnya , begitu banyaknya , bgitu enaknya diminum TANPA GELASS. Pernah kah kalian melakukan hal yang sama Disaat kalian benar2 capek ,gerah ,dan haus? Anehkan saya ? Iya aneh tapi saya menikmati itu. Setelah saya minum , mandi awalnya saya mau camp disana dan besok nya mau turun pulang saja karna sudah merasa tidak sanggup TAPII disana (perjalanan pos 8 ke pos 9) keajaiban pun terjadii!! Ada yang membisikkan ke dalam hati saya , dan seolah2 menggerakkan kaki saya untuk terus berjalan kepuncak. Teman2 pun heran meliht saya karna sebelumnya saya seperti orang yg sudah tidak berdaya. Kaki saya trus berjalan dan ada yg bilang ketelinga saya "sudah melewati setengah perjalanan, kamu mau pulang ? Sia2 perjalananmu dri awal , niat mu yang dari berbulan2 untuk melihat puncak , waktumu ,dana mu ,dan tenaga mu semua akan menjadi sia sia!". Kata2 itu trus terbisik seakan2 memotivasiku untuk trus bergerak sampai akhirnya PUNCAK GUNUNG BAWAKARAENG tinggal beberapa ratus meter saja. Setelah melihat itu smua , sekitar perjalanan kami sudah mulai melihat tanaman edelweis tumbuh.Semuanya smakin semangat berjalan untuk sampai kesana , semakin semangat MELANGKAH PASTI untuk menginjakkan kaki di puncak gunung! Finally here we go! We stand here , menghirup udara di atas puncak , dan melihat cantiknya sunset jam stengah 6sore. Sangat beruntunglah saya dapat melihat puncak , sangat bersyukurlah saya akhirnya dapat sampai kepuncak , dan sangat Terharunya saya bisa merasakann langsung tempatnya. Hijau ,luas,indah dan sangat tidak pernah ditemukan dikota! Kalian bisa bayangkan saya diatas puncak sampai jam 8 malam , melihat swmuanya kejauhan , melihat semuanya kehijauan ,melihat semuanya yg sangat indah! Beruntunglah teman2 juga mau camp di pos 10 yg tidak terlalu jauh dri puncak ,jadi kami smua masih bisa melihat sunrise besok pagi. Makan malam kami tetap sama ,nasi stengah masak dan airsejuk dri pos 8 , bedanya kali ini ditambah kopi hehehe. Smuanya sangat nikmat rasa ,enak pun juga. Memangnya apa yang lebih nikmat dri duduk menyatu bersama alam dengan teman sambil menyeduh kopi dan mengelilingi api unggun? Pagi hari saya cepat bangun , melihat sunrise , dan spontan keluar kata2 dri mulut saya "ALHAMDULILLAH ya allah, alam dan ciptaan mu sangat cantik ,sangat menakjubkan. Saya akan KEMBALI DISINI ,saya akan berada lagi di puncak suatu hari nanti dan berdoa llagi kepadaMU!" Kata2 yang berlawanan waktu saya masih mendaki kepuncak. Ketika smuanya sudah bergegas,kami siap untuk kembali turun kebawah. Alhamdulillah penurunan kami lebih cepat dri pendakian ,hanya sekitar 6-7jam, dan juga alhamdulillah kami semua sampai selamat ke pemukiman warga. Sebuah pendakian yang melangkah sangat pasti dan sangat bersyukur atas semuanya! ☆☆Cerita ini sangat menarik dan sangat penting buatku pribadi karna ini merupakan hal yang pertama dan sangat menakjubkan , ditambah saya dapat banyak pengalaman,dan ilmu untuk bertahan hidup di alam bebas. Tidak hanya membutuhkan fisik yang kuat , tapi jug membutuhkan tekad yang melebihi baja! Di sisi lain Saya merasakan keadaan tubuh yg seperti sudah diambang batas kemampuan untuk berjalan , merasakan haus yang tenggorokan sangat kering dan terasa gengsi meminum air mengalir langsung dituangkan kemulut. Pengalaman yang diluar dugaan membuat saya berfikir pada saat mau penurunan "Saya pun siap pergi untuk PULANG! Pergi ke kota untuk melakukan kebiasaan ,dan pulang untuk MELANGKAH PASTI lagi ke alam!!". Perjalanan yang tempatnya membuat saya pamit untuk pergi sementara. Alam itu cantik, alam itu indah,alam itu luas,alam itu dekat dan Alam itu sangat dekat dengan kita! Akun instagram : fuaadmrdn
@adityapermanap3518
5 жыл бұрын
"Melangkah Pasti" Tahun 2017 tepat nya 3 mei 2017 setelah dinyatakan lulus dari sma, saya dengan 7 orang teman saya berangkat menuju Gunung Semeru. Setelah 1 bulan persiapan fisik, logistik juga mental akhirnya kami berangkat menggunakan kereta dari stasiun senen Jakarta menuju stasiun malang. Kenapa kami memilih Gunung Semeru? Selain menjadi gunung tertinggi dijawa dan juga keindahan alamnya, kami juga tertarik dengan adat istiadat kebudayaan dibawah kaki gunung semeru yaitu suku tengger. Dipos ranu pani sebelum memulai pendakian, pada saat itu saya sempat berbincang dengan salah satu warga yang merupakan warga asli suku tengger, saya bertanya sejarah tentang suku tengger beliau menjawab suku tengger itu berdiri tegak yang artinya sangat berbudi pekerti luhur dalam segala aspek kehidupan. Ketika kami memulai pendakian sepanjang jalan pendakian terlihat pohon pohon di ikat dengan kain putih dan juga terdapat sesajen dibawah nya, pada saat itu pula saya mencoba menanyakan tentang hal itu kepada salah satu volunter, dia berkata bahwasannya itu adalah salah satu budaya dan adat istiadat masyarakat suku tengger dalam arti kita harus menjaga alam, melestarikannya karna pada saat dulu suku tengger benar benar hidup bertanggung pada sumber daya alam di Gunung Semeru. Saya pun paham bahwa begitu dijaga nya kearifan lokal oleh suku tengger, mereka menjaga amanah dari tuhan karna diberikan nya sumber daya alam yang sangat kaya juga mereka memikirkan anak cucu mereka. Saat sampai nya di ranu kumbolo, saya tidak berhenti mengucap syukur karna keindahan danau ranu kumbolo menyapa. Ternyata tepat didepan tenda kami pun terdapat sesajen yang sangat terbilang banyak dan juga pohon pohon besar yang di ikat kain putih, bukan hanya diranu kumbolo saja di cemoro kandang dan kalimati pun banyak sekali pohon pohon yang diikat. Setelah saya bertanya pada volunter kenapa dengan pohon dan kain, itu adalah bentuk teguran dari suku tengger untuk para pendaki supaya terus mengingat untuk menjaga kelestarian gunung semeru dan menghargai alam itu sendiri. Pendakian ini sangat menarik menurut saya bukan hanya dapat memanjakan mata kita dengan keindahan gunung semeru tetapi kita banyak belajar pada suku tengger dimana mereka sangat menjaga dan memperhatikan alam sekitarnya sesuai dengan artinya 'tengger' yang berbudi pekerti luhur pada aspek kehidupan yaitu alam, mereka ingin menularkan budaya tersebut kepada para pendaki bukan hanya digunung semeru saja. #MelangkahPasti #GiveAway Salam Lestari! @adtypermanaa
@koirulanwar4592
5 жыл бұрын
ini adalah gunung semeru gunung favorit saya, semua gunung pasti punya kesan kesanya tersendiri tp pengalaman mendaki saya ke gunung yg paling berkesan yaitu saat saya ke gunung semeru pada ketinggian 3676 MDPL tertinggi se pulau jawa. saya sudah lama merencanakan untuk pergi mendaki ke gunung semeru tp berkali kali rencana itu gagal dan harus ditunda harus dipending dulu karena sebuah waktu dan kondisi. dan pada akhirnya saya berangkat ke semeru dengan 2 teman saya dengan estimasi waktu 86.400 detik atau setara dengan 24 jam. sesampainya dipuncak saya terdiam dan terkejut karena disambut oleh cahaya merah dari ufuk timur. disitu antara terharu, senang, bangga campur menjadi satu sangat amat bangga bisa berdiri di puncak yang tertinggi se pulau jawa ini. jalan dari jauh.... rasanya pengen nangis inget banget sama kematian.... Allhamdulillah ya Allah.... doa ibu sepanjang masa 3676 MDPL. akan tetapi ingatlah tujuanmu mendaki gunung bukanlah puncak tetapi pulang kerumah dengan selamat. ------------------ INSTAGRAM: @koirulanwar__
@IlhamSHs
5 жыл бұрын
“Melangkah Pasti” oleh Ilham Syahputra ---------------- 10 Februari 2019, Pendakian Gunung Api Aktif dan Gunung Tertinggi Kedua di Indonesia dengan julukan Atap Sumatera, Kerinci 3805 m dpl. Pendakian yang dilakukan sebagai ekspresi jengah akan hiruk pikuk modernisasi dengan kecanggihan teknologi untuk kembali menyatu dengan alam sebagai perwujudan “Dunia Dalam Kita”. . Pendakian ini saya jalani dengan orang-orang baru dan karakteristik yang belum saya mengerti sepenuhnya. Namun tekad dan kerendahan hati beradaptasi tanpa lupa diri dengan tetap nyaman sebagai diri sendiri tanpa terikut karakteristik mereka yang tak senada benar-benar mendewasakan serta membuat pendakian sangat bermakna. Bagaimana tidak, disini saya dituntut untuk dapat mengorganisasikan prioritas pendakian. Awalnya prioritas utama adalah menggapai puncak lalu turun selamat dengan dokumentasi yang memuaskan. Seiring pendakian prioritas utama berubah menjadi menikmati setiap arah langkah yang ditapaki. Lelah, gerah, dan marah menjadi faktor utama perubahan. Ya, proses menjadi prioritas utama. Dan memang, setiap pendakian itu bukan melulu soal penaklukan, melainkan sebuah bentuk rasa syukur akan kenikmatan yang diberikan Tuhan. Nah, setelah terlalu lelah, gerah dan marah, disitulah momen terendah yang mengubah kepribadian kami pula. Ah, saling intropeksi. Lalu muncul sosok sosok pemimpin, dermawan, dan bijaksana kemudian. Menjadikan pendakian berlanjut dengan tujuan baru serta jiwa-jiwa yang haru. . Selama pendakian juga dipertemukan dengan lebih banyak sosok dengan karakteristik serta pola pikir beragam yang bisa ‘dicuri’ ilmu dan pengalamannya hingga menjadikan saya manusia yang lebih ingin banyak tahu perihal segala hal. Dialog menarik terus di dapati dari mereka yang sejiwa dan sepemikiran. . Pendakian berakhir dengan penuh emosional. Perihal “aku akan selalu menggenggam tanganmu di saat lelahmu.” menjadi hal paling berkesan dalam pendakian ini. Tentang saling menjaga, mempercaykan nyawa, dan keselamatan bersama. Tentang solidaritas, totalitas, dan loyalitas yang diuji dan terbukti. Sungguh pendakian ini berhasil membuat sadar akan nikmat kebersamaan berdasarkan kesadaran tanpa kepentingan semata. Juga kenikmatan tanpa ketamakan. . Aku akan kembali .. ---------------- Instagram : @ilxxmm A Life Journey #GiveAway
@evahanifatunsyifa3217
5 жыл бұрын
Petualangan ku bukanlah petualangan yang begitu terbilang luar biasa, petualangan sederhana tapi bagaimana caranya petualangan yang sederhana menjadi hal yang tak akan pernah bisa di lupakan. Aku bukanlah seseorang yang lama kenal dengan alam, aku hanya seseorang perintis yang mulai menyadari bahwa alam dan seisinya adalah tujuan yang menjadi jawaban atas kemelutnya kehidupan, dan kemudiam menjadi pelarian utama atas kerasnya perjalanan kehidupan. Sore itu tanggal 16 agustus 2018 merupakan awallll dari petualangan aku mengenal alam, tujuanku adalah gunung putri jayagiri lembang pasti bukanlah hal yang sangat menarik dirasa? Ya karna bukan gunung yang amat WAH dikenal , tapi hal sederhana ini menjadi petualangan terbaik ku, jejak perintis mengenal alam, dan semakin menjadi suatu hal yang spesial karna mampu kembali menyatu dengan leluasanya suasana alam di hari kemerdekaan 17 agustus 2018, merasa membangkitkan semangat , dan membawa dalam rasa syukur saat melihat raut wajah rekan petualangan tertutupi embun tebal dipagi hari, perlahan tersorot cahaya matahari samar samar telihat dari atas langit bandung , dengan tak ada rasa beban, sejenak lupa padatnya kehidupan yang berlomba menjadi pribadi sukses di dunia, saat itu aku seakan merasa sama dengab semua insan , karna di puncak gunung putri jayagiri lembang merupakan alam terbuka dan berbaur. Sejak saat itu, tidak perlu mencari alasan sesederhana apapun untuk terus kembali kesana,. Petualanganku tak begitu besar, sesederhana ini petualanganku tapi , kesederhanaan tak bisa menutupi moment dan nilai yang tercipta . Tak perlu menjadi mahal dan sulit untuk bisa mendapatkan nilai bersyukur atas keluarbiasaan sang pencipta dalam hal alam, gunung, dan lingkungan , dengan cara sesederhana apapaun yang dapat kamu lakukan merupakan mimpi menemukan puzzle kehidupan. . . @evahanifatun
@gustidewiap
5 жыл бұрын
Ceritaku dimulai tanggal 6 Oktober 2018, dimana aku baru saja masuk di sebuah SMA negeri di kota Kediri Jawa timur. Aku mengikuti ekstra yang bertemakan "sispala" Yap siswa pecinta alam. Pada tanggal 6 itulah diadakan PAB pecinta alam, semacam penerimaan untuk anggota baru. Sebelum hari h, kami memang sudah dipersiapkan untuk latihan fisik, memahami materi mendaki, dan seputar kepencinta alaman. Kakak kelas mengumumkan bahwa PAB diadakan di air terjun irengolo, air terjun yang terkenal di kota kami. tidak semua anak bisa diterima dalam unit pecinta alam ini, imbuhnya. Saya pun merasa tertantang dengan PAB ini. Karena masuk ke unit pecinta alam merupakan cita" saya dari sd, itu juga alasan saya mengapa saya masuk kedalam sekolah ini. Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Hari dimana nasib saya ditentukan berdasarkan tekad dan niat saya. Kami berkumpul di sekolah pukul 12 tepat dimana matahari lagi tersenyum lebar. Kami dikumpulkan untuk dibrifieng. Kemudian ada truk yang datang untuk menjemput kami hingga ke lokasi. Saya terkaget karna truk tiba" terhenti ditengah jalan. Ah ternyata skenario nya memang seperti ini. Kami disuruh turun sama kakak kelas dengan menggendong carrier. Kami turun, kemudian kami disuruh berjalan hingga sampai di bumi perkemahan. Jalannya menanjak dan berbatu. Sesekali saya mengeluh kesal dalam hati "saya capek, mau pulang saja" hanya dalam 20 menit berjalan, punggung saya terasa pegal, keringat saya terus bercucuran mengingat matahari yang masih terik bersinar. Tapi saya yakin bahwa saya bisa. Sesekali kami berhenti di jalan untuk melaksanakan sholat ashar dan Maghrib. Sehabis Maghrib, kami melanjutkan perjalanan. Suhu dingin membuat saya memakai jaket tebal. Dan saat itu saya mengeluh lagi. Saya bergumam mengapa perjalanan ini tak sampai", perjalanan nya jauh sekali, dan sebagainya. Kembali lagi saya teringat bahwa sebelum berangkat dan memulai semua, saya sudah bertekad dengan sungguh". Baiklah, saya mulai untuk menikmati perjalanan nya. Tak terasa sudah tengah malam, jalan yang kami lalui sangat menanjak dan berbatu, saat itulah kebersamaan kami diuji. Kami harus bahu membahu menolong teman" yang kesusahan naik, karena jalannya benar" menanjak. Sekitar 30 menit masih dengan jalan seperti itu membuat tubuh saya lemah, teman" saya ada yang sampai sesak nafas dan muntah. Rasanya saya ingin menangis. Rasanya saya ingin menyerah. Saya tidak sanggup lagi. Hingga berjalanpun saya merangkak karna kaki tak sanggup lagi menopang tubuh dan beban di punggung. Kemudian terdapat teriakan dalam keputus asaan. "Ayo temen-temen semangat!". Mendengar itu saya kembali tersadar bahwa sekarang saya sedang diuji, berhasil tidaknya saya berdasarkan sanggup tidaknya saya untuk melangkah pasti. Akhirnya semangat saya mulai tumbuh kembali. Semangat agar bisa menjadi siswa pecinta alam. Saya bangkit dan menyemangati teman" yang lain. Dan tak lama kami sampai di sebuah hutan Pinus yang jalanannya cukup datar dan bisa dijadikan tempat untuk beristirahat sebentar. Saya menurunkan carrier dan langsung terbaring lurus menghadap langit. Saat kubuka mataku, rasa lelahku hilang. Rasa lelah berjalan belasan kilometer terbayarkan. Saya melihat jajaran bintang kelap kelip tersebar indah dilangit yang biru kehitaman. Saya bersyukur, dan bangga atas diri sendiri untuk tidak menyerah saat perjalanan, jika tidak saya tak dapat melihat ciptaan Tuhan yang sangat indah ini. Kembali lagi energi dan semangat saya bertambah. Setelah cukup lama memandangi langit yang indah, kami melanjutkan perjalanan hingga ke bumi perkemahan untuk mendirikan tenda disana. Paginya kami di tes kemampuan seputar kompas, navigasi, survival, wall climbing dan sebagainya yang sebelumnya telah diajarkan. Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan untuk sampai ke air terjun utama. Diperjalanan saya sudah bisa melangkah pasti penuh semangat. Mengingat pelajaran yang telah saya dapatkan semalam. Dan kami pun tiba di air terjunnya. Saat tiba kami disuruh menutup mata dan para senior menyuruh kami merenungkan kesalahan apa yang telah kami lakukan selama perjalanan. Mulai dari drama packing carrier yang salah, ada anak yang tidak hafal materi, tidak melaksanakan semboyan konservasi lah, itu semua menjadi bahan pressing dari senior. Senior pun mengumumkan kembali, tidak semua orang dapat menjadi anggota pecinta alam. Hanya mereka yang bersungguh-sungguh lah yang dapat diterima. Seketika itu air mata saya menetes. Teman-teman saya menangis memikirkan kembali niat awal mereka untuk menjadi anggota pecinta alam. Dalam hati, saya mengatur kembali pikiran saya. Bahwa yang menjadi tujuan dan penting dari semua ini, bukan lah agar diterima menjadi anggota pecinta alam, melainkan bagaimana proses saya menjadi anggota pecinta alam. Dan saat kami membuka mata, terdapat scraf merah yang menandakan bahwa kami telah resmi menjadi anggota sispala. Kami menangis haru sambil saling memeluk. Para senior mengucap selamat dan menjabat tangan kami. Dari perjalanan ini, saya belajar banyak hal, bahwa saat kita sudah mengambil keputusan, kita harus berani melangkah untuk menyelesaikannya. Dan yang terpenting bukanlah hasil, melainkan proses nya. Dari perjalanan ini juga saya jadi ingin mendaki lebih banyak gunung lagi. Doakan saya agar terus bisa menghargai dan mencintai alam, sebagai ciptaan Tuhan. Terimakasih telah membaca sedikit pengalaman saya. Salam lestari🌱 Akun ig : @gdanggraini #giveaway
@EvanF.A
5 жыл бұрын
Soal mendaki,saya baru di dunia mendaki,masih banayak ilmu yang belum saya pelajari sampe kemarin pas di lawu mengajarkan saya pentingnya ilmu pendakian,waktu di lawu saya berangkat 6 orang,dengan bekal seadanya saya berangkat,waktu awal naik okelah cuaca cerah,waktu di pos 3 sudah mulai gerimis,saya dan teman teman memaksakan mau naik sampai pos 4,tapi hujan semakin deras,dan salah seorang teman hampir terkena hipo,trus kita putusin buat balik di pos 3,keada.an kacau waktu itu,hujan semakin lebat,teman saya semakin gak kuat,di tengah hujan kita buka tenda,sampai akhirnya tenda berhasil di dirikan,tapi cuman satu tenda,dan tenda itu tenda cup 4,sedangkan kita ber 6,kita paksain masuk semua,kita desek desekan,tapi di situ lah seninya,kita berbagi,menghilangkan ego kita masing masing,di keesokan harinya kita summit naik dan berhasil sampai puncak,wah bangga bukan main,waktu turun juga cukup menegangkan,dengan keada.an senter yang hampir mati,kita turun tengah malem keadaan hujan grimis,2 orang teman juga sudah agak capek,hampir tidak kuat malah,tapi kita kasih semangat terus,dan alhamdulillah kita sampai basecamp dengan selamat,dari lawu saya dab teman teman dapat pelajaran,segala sesuatu harus di persiapkan dengan matang jangan asal asalan,next dapat ilmu yang lebih berguna hehehehe Instagram: helloevan_
@selynaanggitia1407
5 жыл бұрын
Pengalaman "Melangkah Pasti" saya saat bertualang pada tanggal 13-15 Desember 2018. Saya melangkahkan kaki ke atapnya Jawa Tengah, Gunung Slamet. Alasan saya sesimple pengin liat awan dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari atas gunung. Ketika biasanya saya memotret awan dengan posisi kepala menengadah, tapi ketika di atas gunung kepala saya bisa sejajar dengan awan bahkan bisa menunduk karena saya ada di atas awan. Sesederhana itu, but it's mean a lot to me. "Melangkah Pasti" ini saya lewatkan bersama dua rekan saya, laki-laki, melewati tanah kelahiran saya yaitu Purbalingga, jalur Bambangan. Kami bertiga mempunyai pengalaman mendaki yang berbeda-beda. Saya yang baru kedua kali ini mendaki, yang pertama Gunung Ungaran walau tidak sampai puncak. Rekan saya, Bachtiar, sama sekali belum pernah jadi Slamet merupakan pengalaman pertamanya. Lalu, Hisyam, ini dia yang sudah lebih sering mendaki ketimbang kami saya dan Bachtiar. Melakukan "Melangkah Pasti" di musim hujan, mendapati beberapa respon yang tidak enak seakan membuat saya untuk menunda karena cuaca yang sedang ekstrem. "Kamu cari risiko Sel. Lebih baik tidak usah mendaki saat cuaca ekstrem seperti ini. Orang yang biasa mendaki saja pasti menghindari." Namun sayangnya tekad saya tetap membumbung tinggi untuk mendaki di tanah sendiri. Singkat cerita kami bertiga saat di pos 2 mendapati hujan dan petir yang membuat nyali kami, hmm ciut. Sampai akhirnya, terjadi percakapan "Sel kalau ini nggak sampai puncak nggapapa? Malem ini kita buka tenda di sini dan nunggu kalau reda lanjut kalau engga berarti kita cukup ya di sini aja". Saya hanya mengangguk dan menyepakati, yang penting kebersamaan. Namun Bachtiar berujar kalau "Hasrat ingin ke puncak lebih besar dari pada harus turun ke basecamp". Wah saat itu, Hisyam ikut tersulut lagi semangatnya dan saya (lagi-lagi) ikut sepakat. Sampai akhirnya datang tiga pendaki dari Jakarta, singkatnya kami berkenalan dan memutuskan untuk bermalam juga di pos dua, dan menyepakati untuk lanjut track besok pagi bersama-sama. Ya, bukan bertiga lagi, kami menjadi berenam. Ini nih yang saya suka juga dari mendaki gunung, manusia-manusia yang sangat easygoing, berasa saudara lama yang bertemu. Ngobrol dikit, langsung nyambung kemana-mana. Esoknya kami lanjut pendakian sampai ke pos 7, dan bermalam untuk besokk dini hari melakukan summit. "Melangkah Pasti" di puncak Jawa Tengah bersama mereka yang selalu mengulurkan tangan kepada saya walau saya tidak meminta. Bersama mereka yang selalu mengingatkan bahwa tujuan utama adalah RUMAH, RUMAH, DAN RUMAH, puncak adalah bonus rezeki dari-Nya. Jadi pelan-pelan saja, karena puncak gunung tidak akan lari kemana-mana. Pukul sekitar setengah 7, kami sampai di atapnya Jawa Tengah. Merangkul satu sama lain dan berdoa. Bersyukur telah diberi kesempatan oleh-Nya menikmati pagi di ketinggian 3428 mdpl. Yaa, itu adalah perjalanan "Melangkah Pasti" saya, sampai akhirnya kami berenam menginap di rumah saya dan kami semakin akrab saja sampai sekarang pun komunikasi masih tetap jalan. Benar kata Bung Fiersa, tentang pendaki pemula, bukan tentang gunung apa yang cocok untuk pemula tetapi rekan pendaki yang cocok untuk pemula. Ya, walaupun saya pemula tetapi rekan-rekan saya bisa menemani dan mengantarkan saya ke puncak tanpa ada komentar atau kata-kata yang seakan menyudutkan saya sebagai perempuan sendirian dan sebagai pendaki pemula yang jalannya begitu pelan. Terima kasih Hisyam, Bachtiar, Dodi, Denis, dan Verdi! Sampai jumpa di lain puncak. Terima kasih Eiger Adventure, terima kasih sudah membaca. Salam dari kami berenam yang menamai diri kami dengan sebutan "Tenangin Aja!". Ig : @selynaanggitia
@fujiayu4843
5 жыл бұрын
Melangkah pastiku pada saat 15 juli 2016 di Gunung Rinjani. Sebelumnya gak nyangka bakalan bisa liburan ke Lombok bareng sahabat-sahabat. Pada waktu itu aku sebelum berangkat ke Lombok gak kepikiran sama sekali disana mau mendaki gunung. Sehari dilombok, sahabat ku mengajak kepadaku dan sahabat yang lainnya untuk pergi mendaki ke gunung Rinjani, mumpung lagi dilombok ujar salah satu sahabatku. Dengan perlengkapan yang seadanya, sisa kekurangannya kami menyewa peralatan. Dengan niat dan melangkah pasti aku dan ke 4 sahabatku pergi mendaki. Aku adalah perempuan seorang diri dari kelompok pendakianku, dan pada waktu itu aku sedang berhalangan(menstruasi). Sempat dicemaskan oleh warga sekitar katanya gak boleh kalau keadaan menstruasi mendaki Gunung Rinjani, karena berbahaya sekali. Tapi aku niatkan dengan baik, Alhamdulillah selama perjalanan tidak merasakan hal-hal yang tidak disukai. Dan Alhamdulillah aku bersama 4 sahabatku sampai ke puncak Rinjani dengan cuaca yang bersahabat dan kembali pulang dengan selamat. @fujiiayu_
@ulpazein8166
5 жыл бұрын
Pengalaman pendakian melangkah pasti yang paling menarik bagi saya adalah saat mengikuti Pendidikan Dasar Pecinta Alam yang ada di kampus saya pada awal tahun 2015. Saat itu masa pendidikan yang harus saya ikuti untuk menjadi anggota adalah selama 10 hari dengan tujuan Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban. Jujur, itu adalah pengalaman pendakian terlama yang pernah saya alami. Jalur yang jauh, terjal dan cuaca yang ekstrim sempat membuat saya menyerah dan kewalahan. Tapi kemudian saya melihat teman-teman seperjuangan saya yang masih terus bersemangat, dan para senior serta instruktur yang dengan sabar membimbing kami dan menunggu kami berjalan tertatih untuk sampai ke puncak karena kaki yang mulai melepuh dan lecet, belum lagi logistik yang kami bawa terisi penuh dalam keril setinggi melebihi kepala kami. Hingga suatu ketika, saya terjatuh ke lembahan di salah satu punggungan di daerah Gedogan menuju Burangrang. Badan saya menempel pada dinding punggungan, satu kaki saya hanya bertumpu pada tanah yang sedikit menjorok ke dalam dinding punggungan dan kedua tangan saya yang lain berusaha mencengkram akar-akar yang bisa saya jangkau. Namun, dengan sigap instruktur dan senior saya yang lain dengan sigap menahan dan menarik saya agar tak terperosok ke lembahan lebih dalam lagi. Seketika mental saya langsung turun seketika, jalur yang tadinya saya tapaki dengan rasa percaya diri kemudian saya lalui dengan perasaan trauma dan lutut yang gemetaran. Tapi teman-teman saya tetap memberikan semangat kepada saya, hingga akhirnya saya dapat terus melangkah pasti menuju puncak. Pendakian menjadi sedikit terhambat hingga akhirnya kami terpaksa, bermalam di daerah punggungan yang tipis, dan terpaksa tidur dengan menggunakan tali tubuh yang dipasang carabiner dan disambungkan tali anchor untuk menahan tubuh agar tidak terjatuh ke lembahan saat kami tertidur. Perjalanan berlanjut, Gunung Burangrang kami lewati dengan rasa was-was karena puncak yang berbatu dan punggungan yang sangat tipis serta kabut tebal di sekeliling. Sepuluh hari kami berjalan tak sedikit pun matahari terlihat muncul, hanya ada kabut, hujan dan angin turbulensi yang menabrak gunung dengan suara khas jadi pengantar perjalanan kami. Turun dari Gunung Burangrang, perjalanan dilanjutkan dengan mendaki puncak Tangkuban perahu, jalur menjadi sulit karena kemiringan yang curam dan tanah gembur membuat mental kami turun. Namun, sesampainya dipuncak saya dan teman-teman menangis terharu, tak disangka kami bisa sampai puncak. Saat itulah pertama kali dalam hidup saya mendaki gunung dengan kondisi yang ekstrim. Saya jadi menyadari, di gunung bahagia kami menjadi sederhana. Seperti saat kekurangan air, hal yang paling membuat kami bahagia adalah saat hujan turun, saat melihat kantung semar berisi air, saat melihat lumut basah yang kami ambil dan kami peras bersama-sama sebagai pengganti minum. Itulah pengalaman menarik saya saat melakukan pendakian. Saat dulu saya dan teman-teman ditempa dan dibina agar sekarang kami dapat bersama-sama melangkah pasti berpetualang dan menelusuri setiap jengkal tanah bumi pertiwi. Ig: @u_zein Nama: Ulpa Zein Fawziah
@intanfebiyola4959
5 жыл бұрын
"melangkah pasti" Pengalaman seruku saat ku memulai pendakian untuk menyelesaikan ekpedisi Jawa barat tepatnya di gunung Ciremai 07 - 08 Februari 2019 dengan penuh rasa bangga juga takut misiku tidak selesai terus menghantui setiap detiknya. Dan yang paling menegangkan yaitu beban moral dan kepercayaan yang ak emban. Sehari sebelum pendakian badanku lemas dan demam hingga kuputuskan untuk menelpon temanku agar ak bisa d infus supaya obat masuk lebih cepat lewat aliran penaku .. , sore hari nya ak masih demam , ak memutuskan untuk di infus ke dua kalinya memasukan obat yang sama , kupikir agar cepat sembuh, nyatanya jam 8 malam msh trsa sdkt panas dan lemas, ku putuskan packing sejenak karena tekadku masih kuat. Sampai esok hari keajaiban datang panas itu seketika hilang dan berganti keringat seolah ak mandi, kuputuskan ak berangkat dan terimakasih tuhan perjalanan dan cita2ku juga misiku selesai karenamu. Niat tekad usaha dan doa itu semua kunci nyata kesuksesan By @tumbara__
@medmocca8239
5 жыл бұрын
17 Agustus 2018 tepat di hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Saat itu si kuning yang mulai menampakkan wajahnya. Tepat di hari itu adalah pengalaman pertama saya untuk bisa mengibarkan sang saka merah putih di salah satu puncak gunung di Indonesia tepatnya di gunung lawu. Hal ini adalah bonus untuk saya karena waktu izin kerja saya tidak terbuang dengan sia-sia. Meluangkan waktu untuk menghargai alam itu penting, terlebih jika bisa mengkolaborasi antara alam, nasionalisme dan patriotisme. Dari situ saya bisa menumbuhkan rasa cinta saya kepada bangsa ini, menghargai arwah pahlawan, berintrospeksi diri, serta lebih bisa menghargai alam ini. Dari saya @med_mocca #AlifeJourneyGiveaway #EigerAdventure
@kayutimurteam6682
5 жыл бұрын
Pengalaman petualangan yang menarik dalam hidup saya adalah ketika saya mencoba menjamah gunung lawu. Pendakian ini saya mulai pada hari minggu sebelum natal tahun kemarin. Berangkat hari sabtu sore dari krian kami langsung menuju magetan menggunakan motor. Saya, dan dua teman saya lainnya rencana mendaki hari minggu dan singgah terlebih dahulu di rumah teman saya yang berada di dekat kaki gunung lawu. Saat memasuki wilayah caruban, hujan turu deras memaksa kami untuk berteduh. Kami pun memutuskan berteduh di minimarket sekaligus mengistirahatkan motor dan menunggu hujan redah. Setelah hujan redah kami melanjutkan perjalanan, dan sesampainya kami di madiun kami terkena musibah, kami jatuh saat ditikungan jalanan yang padahal 45 menit saja kami akan sampai. Tapi takdir berkata lain, kami jatuh akibat teman saya yang mengendarai motor terlalu miring saat berbelok dan kebetulan disitu juga terdapat solar tercecer yang membuat jalanan licin. Beruntungnya kmi saat itu tidak terluka sangat serius, hanya lecet - lecet saja. Setelah melipir sejenak dan memastikan kami dan motor tidak apa - apa. Kami melanjutkan perjalanan dan mencari apotik. Setelah dari apotik dan sampai rumah teman saya. Saya dibantu keluarga mengurus luka saya yang sedikit mulai perih dan agak susah dibuat berjalan karena lukanya berada di lutut, jadi ya kalau saya menekuk sedikit alhasil lukanya tidak akan kering. Setelah itu kami istirahat, di kamar kami ngobrol akankah mau melanjutkan pendakian ? Karena luka saya yang tidak menyakinkan untuk dibuat treking. Saya bilang kepada teman saya "liat aja besok, barangkali besok kondisi saya tak mengapa tuk mendaki, kita lanjutkan saja perjalanan ini". Pagi hari datang saya mencoba berjalan dan ternyata masih sulit ditekuk. Saya bilang ke teman saya ini tak mengapa kok saya bisa, saya bilang begitu karena saya tidak ingin mengecewakan mereka karena luka saya. Tapi mereka memaklumi luka saya dan bilang tak mengapa jika tidak bisa jangan dipaksa. Tapi saya tetap pada kemauan saya untuk mendaki lawu. Setelah rundingan teman - teman mengiyai permintaan saya. Setelah sarapan kamu bersiap - siap mem packing carrier dan bergegas menuju basecamp registrasi cemoro sewu. Berhubung hari itu mingg dan esok hari libur natal, daerah sekitar cemoro sewu sangat ramai wisatawan ada yang menuju telaga sarangan, dan wisata - wisata lain disekitar gunung lawu. Setelah sampai parkiran tak kami sangka akan seramai itu dengan kaki terpincang - pincang sedikit saya menuju tempat regisrasi. Setelah registrasi saya meminta teman - teman beristirahat sebentar membenarkan luka saya yang sebelumnya telah diperban. Setelah cukup mantap kami berdoa dan memulai treking. Awal - awal sangat berat saya bahkan berpikir tidak akan sampai menggapai puncak karena nyeri di kaki. Setelah sampai pos 1 dan beristirahat sejenak saya mengobrol dengan pesimis kepada teman - teman saya dan dengan nada bercanda bahwa saya bila tidak mampu kalian berdua saja melanjutkan perjalanan saya menunggu di siji saja. Teman saya menyakinkan saya bahwa saya mampu dan bisa. Dengan memapah saya berdiri kami melanjutkan perjalanan setelah beberapa jam menuju pos 2 kaki saya mulai tidak terasa sakitnya. Sampai di pos 2 kami beristirahat dan makan nasi bungkus yang dijual warung di pos 2 tersebut. Setelah makan kami lanjutkan perjalanan di tengah perjlanan kami bercanda membuat saya melupakan rasa sakit dan lelah saya. Padahal saya dan teman saya satunya ini baru saja bertemu sabtu sore sebelum berangkat kemarin sekarang kami bercanda cekikikan seolah bertemanan lama. Setelah melewati beberapa pos perban saya lepas di pos 4 tepatnya, setelah mengencanginya kami tancap ke pos 5 agar segera beristirahat dan mendirikan tenda karena langit senja mulai menyaa kami. Setelah sampai di pos 5 dan mendirikan tenda senja menunjukan kemegahannya langit sore itu membuat saya bersyukur langit yang indah yang jarang saya temui di kota. Setelah itu kami balik ke tenda dan memasak, lalu makan bersama dan beristirahat. Esok harinya kami bangun saya memutuskan untuk mengganti perban karna saya takut kenapa - kenapa bila perban saya tidak diganti. Setelah sarapan dan mengganti perban dan pakaian kami berangkat summit. Kabut menemani perjalanan kami ke puncak tak kusangka pagi di lawu akan sekabut ini dan pastinya sangat dingin. Dengan kaki terpincang - pincang kami mulai menapaki jalan bebatuan perlahan tapi pasti, bertegur sapa dengan pendaki lain, melihat kabut yang datang dan pergi adalah pemandangan yang kami lihat saat itu memuakan memang. Akhirnya kami memutuskan mampir di warung mbok yem barang kali kabut hilang beberapa jam lagi. Setelah menghabiskan beberapa gorengan dan teh hangat kami beranjak ke puncak hargo dumilah, ternyata masi sama kabut tak kunjung hilang, bahkan di tengah perjalanan yang terjal menuju puncak gerimis datang. Dan setelah beberapa lama treking kami sampai puncak tertinggi gunung lawu, betapa kagetnya saat saya sampai diatas melihat kerumunan pendaki yang cukup banyak. Ini pertama kalinya saya mendaki melihat puncak seramai ini. Saya memutuskan beristirahat sejenak karena kaki saya mulai kambuh nyerinya dan menunggu barangkali pendaki lain turun dan kami bisa leluasa berfoto tapi selang lama pendaki tambah banyak memaksa kami untuk antre berfoto di tugu hargo dumilah. Setelah foto ditemani gerimis tak tau hasilnya karena kami sangat - sangat bersyukur bisa sampai puncak. Setelah itu kami turun dan berfoto ria di lumbung slayur yang berdekatan dengan tenda kami. Disana saya membacakan puisi untuk ibu saya karena saya belum memberikan ucapan dan telat karena hari ibu sudah terlewat beberapa hari. Disana saya menangis saat setelah membaca puisi ada rasa haruh saat saya memikirkan kembali pendakian kemarin. Saya tahu ini salah memaksakan kondisi tubuh yang tidak seharusnya beristirahat untuk memulihkan luka justru malah ngeyel karena ego yang saya miliki. Dan saya berterima kasih kepada teman yang sudah sangat percaya dengan saya, memotivasi, dan memapah saya dalam pendakian ini. Saya tidak merasa saya hebat, saya tidak merasa saya menaklukan gunung ini. Justru gunung inilah yang menaklukan saya. Setelah menangis dan ditertawakan teman - teman kami prepare pulang dan bergegas turun. Itulah perjalanan saya berharap saya bisa membacanya lagi disini kelak. Hehe salam lestari. IG saya @irfanseputro
@alfiranaf
5 жыл бұрын
Bagiku, berpetualang tidak hanya tentang alam. Bisa saja berpetualang untuk menggapai mimpi, asa, cita dan tujuan. Banyak kata yang mendefinisikan petualangan itu. Kali ini aku ingin bercerita tentang petualangan ku dalam melangkah pasti untuk mencapai impian dan harapan. Petualangan ini aku mulai pada tahun 2016 ketika aku dinyatakan diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Malang. Jauh memang dari kota asal ku, jika ditempuh oleh perjalanan darat sekitar 20 jam. Yap, petualangan ini ku awali dengan melangkah pasti untuk meninggal kan zona nyaman ke zona yang baru. Belajar untuk mandiri, bisa mengendalikan ego, beradaptasi dengan budaya baru dan juga agar tujuan akhir terwujud. Tujuan akhir dari perjalanan ini ya mimpi-mimpi itu, yang sudah kurumuskan sebelum aku berangkat untuk memulai melangkah pasti itu. Seperti kata ka putri handayani “bermimpi lah setinggi-tingginya, sebesar-besarnya, segila-gilanya. Jangan takut mencoba dan berusaha sekeras-kerasnya untuk mencapai mimpi-mimpi tersebut, tidak ada yang bisa menggantikan usaha keras”. Dan sampai sekarang, aku pun masih melangkah pasti untuk menyelesaikan perjalanan ini. Kali ini mengutip dari ka inawila “Jangan pernah berhenti sebelum finish. Jangan pernah membiarkan situasi menguasaimu”. Ku kira ini adalah versi ku dalam menceritakan “melangkah pasti”. @alfiranf18
@deliarrn1
5 жыл бұрын
Backpacker selama 1 hari di Yogyakarta (Melangkah Itu pasti) Setelah memutuskan untuk tidak pulang bareng rizal yang dimana rizal pulang hari selasa dan saya pulang hari Kamis. Selama di jogja saya menginap di kostnya rizal, pada saat rizal pulang ke balikpapan saya memutuskan untuk menginap di penginapan yang harganya murah meriah biasalah anak perantauan wkwkw. Selama 2 hari sendirian di jogja saya memutuskan untuk mendatangi tempat wisata yang harganya murah meriah yaitu taman sari, keraton dan situs warung boto. Total pengeluaran untuk mengunjungi tempat wisata tersebut 10 ribu rupiah murah bukan, tetapi saya mengunjungi semua tempat wisata itu dengan berjalan kaki. Dimulai pada hari rabu setelah sarapan pagi saya bersiap - siap mengunjungi taman sari, taman sari itu dulu katanya di pakai buat Sultan untuk bermandian sekaligus tempat berlindung Sultan waktu pada zaman penjajahan, taman sari ini berdekatan dengan keraton Yogyakarta sekitar 1 km sedangkan dari tempat saya menginap 2 km. Taman sari ini pengunjungnya dari lokal hingga warga asing sehingga di taman sari ini banyak tour guide dengan harga 30 ribu rupiah kalian sudah bisa menggunakan tour guide. Saya tidak memakai tour guide tetapi saya bisa mengelilingi semua taman sari kenapa bisa? Setelah mikir mikir gimana saya bisa mengelilingi taman sari tanpa menggunakan tour guide akhirnya dapat ide tipsnya yaitu, ini sih tips dari saya apa bila anda mengalami seperti saya 1. Melakukan pendekatan dengan tour guide nya yaitu tanya asalnya dari mana, apakah sudah lama berkerja menjadi tou guide 2. Kita harus terbuka juga sama tour guide sehingga tour guide tersebut enak di ajak mengobrol 3. Apa bila tour guidenya udah terbuka tentang dia terus tanyain tour guidenya ini jalan menuju terowongan bawah tanah kemana yah bu/pak. Itu salah satu yg saya lakukan terhadap tour guide yang di taman Sari yogyakarta akhirnya saya di beritahu untuk menuju jalan terowongan tanpa membayar tour guide. Setelah berkeliling di taman sari saya melanjutkan perjalanan sekitar 1 km untuk ke keraton , siapa yang tidak tahu keraton yogyakarta untuk masuk di keraton kita harus membayar 5 ribu rupiah murah kan. Sudah murah kalian akan mendapatkan pengetahun sejarah tentang Sultan Yogyakarta di keraton ini tour guidenya juga ada tetapi saya tidak tau berapa harga jasa tour guide, saya berkenalan di keraton dengan warga asing yang bernama ana yang berasal dari Jerman dan dia seorang travelling bersama temannya. Setelah berkeliling di keraton yogyakarta saya memutuskan berjalan kaki sekitar 5 km, perjalan saya sekitar 2 jam untuk sampai ke situs warung boto yang dimana situs warung boto ini ialah tempat pemandian ratu pada zaman - dulu, situs warung boto ini dulu sempat di pakai masyarakat setempat untuk mandian tetapi sekarang situs warung boto ini di jadikan tempat wisata yang tidak kalah keren seperti taman sari, satu lagi situs warung boto ini gratis dan tidak ada tour guide nya. Setelah berkeliling di situs warung boto saya memutuskan untuk ke malioboro dengan menggunakan Trans jogja dengan harga 3,500 ribu rupiah untuk membeli buku di shopping center daerah taman Pintar bagi kalian yang suka baca buku coba coba lah mampir disana di jamin bukunya lengkap dan murah. Setelah saya dari taman Pintar saya langsung menuju penginapan dengan berjalan kaki sekitar 1 km, jadi perjalanan saya mengelilingi taman sari, keraton, situs warung boto memakan waktu sekitar 6 jam di mulai dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore. Username ig: Deliarrn
@harissenin5167
5 жыл бұрын
Pendakian pertama di Gunung Kerinci, Banyak yang terkejut dengan keputusan kami saat ingin ke kerinci, lebih-lebih saat kami sudah pulang... pendakian yang sudah lama direncanakan,,, Perjalanan pun kami ber 7 mulai dengan menempuh ratusan kilo meter dari kabupaten indragiri hilir Riau menggunakan mobil,,, dengan jarak yang jauh melalui jalan berkelok dan tak luput dari jalan yang rusak dan aku yang duduk diposisi belakang tak luput dari yang namanya mabuk kendaraan,, kawan di depan mabuk ya aku ikut mabuk... 😅 Tapi itu semua lantas membuat tim kami lebih semangat dan gembira.. hingga gunung yang gagah itu menyambut dan kesegaran mata memandang perkebunan teh membuat perjalanan kami terbalaskan,, dan "besok pendakian kita mulai",,,, pagi menyapa dengan aroma kopi,,, bercerita dengan pendaki2 senior dari berbagai daerah sebelum nanjak, pendakian pun kami mulai dengan tambahan 2 pendaki mapala dari jakarta, tim menjadi 9, dan doa pun dipanjatkan di kaki gungung tertinggi di Sumatera itu,,,, pesan dari bang levi "semua pendaki adalah sama, dan jangan ada kesombongan, mendakilah bersama dan turunlah bersama". Sepanjang perjalanan, bisa dibilang tak pernah terlewatkan tegur sama sesama pendaki,,, bak semut bertemu rekan,,, 30 pendaki dari Malaysia turun sedikit demi sedikit,,, dan mereka pun tak luput dari tegur sapa... sampai kita saling mengenal tokoh kartun masing2,,, upin ipin dan si unyil,,,,biss dibilang setiap pos kami singgah untuk istirahat,,, cukup lelah karena ini pendakian pertamaku,,, walaupun dalam tim ada kawan yang sudah pernah kesini.... langkah demi langkah dan bergagai macam suku bangsa orang kami jumpai akhirnya kami sampai ke shelter 2 sore hari,,, melihat hari masih terang sekitar jam 3 sore kami memutuskan lanjut ke shelter 3,,, dan kami sampai disana sekitar jam 6 lewat sore itu.... jujur ini adalah udara terdingin yang pernah aku rasa.... haha pendakian pertama.... cuaca berubah semaunya tanpa bisa diprediksi... dinihari sampai pagi hampir siang cuaca selalu disertai badai... dan kami memutuskan turun demi keamanan,,, hanya samudera awan yang kami dapat tanpa puncak,,, kami turun dan disambung ke danau gunung 7 esok hari.... kerinci,, aku akan selalu rindu.... by. Haris swandi ig. @haris_senin
@SekadarBerujar
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik "Melangkah Pasti" waktu pertama kali mendaki. Itu di gunung Bulusaraung, Pangkep, Sulawesi Selatan. Di situ saya masih benar-benar buat soal dunia pendakian, cuma modal niat dan kemauan saja. Selesai daftar, doa, saya dan teman-teman memulai perjalanan sehabis magrib. Di antara teman-teman yang lain (6 orang) cuma saya yang baru pertama kali mendaki. Tidak lama berjalan kami sampai di post 1, melewati pos 1 entah karena disesatkan atau tersesat sendiri, saya dan kawan-kawan berjalan tidak pada jalur. Sadar akan hal itu, kami coba berjalan kembali, namun justru makin tersesat. Anehnya dari arah manapun kami berjalan, kami selalu kembali ke tempat yang sama, dan berulang sampai 3 kali. Padahal leader kami sudah beberapa kali ke gunung itu. Kami lantas duduk sejenak, menenangkan pikiran, berdoa kemudian lanjut berjalan. Dalam hati, saya sudah mulai cemas namun tetap yakin. Setelah berjalan dan berjalan, kami menemukan aliran air, kami memutuskan untuk mengikuti aliran air itu. Tidak lama, saya dan kawan-kawan malah langsung tembus ke pos 5 tanpa pernah melewati pos 2, 3, dan 4. Beristirahat sejenak, saya dan kawan-kawan kembali melanjutkan perjalanan dan sampai di tempat untuk camp dengan selamat. Dari kejadian itu saya sadar, kalau memulai pendakian itu tidak cukup hanya niat, dan kemauan saja. Kita juga harus membekali diri dengan ilmu-ilmu tentang pendakian, supaya kita bisa meminimalisir kejadian yang tiba-tiba. Salam Eigerian - @irwanjr21
Salah satu perjalanan yang tak akan terlupakan adalah menggapai puncak 3.027 MDPL. Meski telah membaca catper-catper yang ada tetap saja ketika berhadapan langsung ada rasa terkejut. Trek super lengkap dari mulai jalan berbatu tajam, sungai, tanjakan, turunan semua tersaji dengan lengkap. Pantas saja gunung BINAIYA terkenal dengan jargon “dibina dan dianiaya”. Kita dibina untuk sabar, tak putus asa dan tetap semangat menghadapi medan yang diluar perkiraan. Setelah menempuh perjalanan udara selama 4 jam dari Jakarta kami masih harus melanjutkan perjalanan dengan kapal laut dan jalan darat yang cukup panjang. Karena ada bagian jalan yang tidak terhubung oleh jembatan, mobil yang kami naiki harus melalui Sungai Kawanua yang cukup besar dan lebar. Untungnya sungai tersebut sedang tidak banjir. Mobil yang kami tumpangi berhasil menyeberangi sungai meski ada air yang masuk ke dalam mobil. Sebelum menuju Desa Piliana kami harus melapor dahulu ke pihak Taman Nasional Manusela dan wajib menyerahkan salinan berkas ijin pendakian ke kantor Taman Nasional Manusela Resort Tehoru. Desa Piliana merupakan salah satu jalur pendakian untuk menuju puncak Gunung Binaiya. Malam itu kami menginap di Rumah Bapa Raja tetua adat sekaligus tempat pendaki melapor sebelum pendakian. Kami mendaki menjelang siang karena harus menunggu porter yang akan mengantar kami beribadah minggu terlebih dahulu. Untuk menuju ke puncak Gunung Binaiya kita akan melewati 6 shelter yaitu Yamitala, Aimoto, Highcamp, Isilali, Nasapeha dan shelter terakhir menjelang puncak adalah Waifuku. Jalur awal adalah jalan setapak berbatu dengan ladang di kanan kirinya. Kira-kira 1,5 jam perjalanan sampailah kami di Air Tempayang, sungai kecil berbatu yang pada saat kami berangkat sedang surut airnya. Tetapi saat perjalanan pulang air sungai cukup deras karena hujan. Membuat kami harus ekstra hati-hati ketika menyeberang agar tidak terbawa arus. Kami sempat beristirahat sejenak di Sungai Yamitala. Di sini saya sempat tercengang melihat Bapak Kijang salah satu porter kami menggosokkan daun gatal atau daun pulus ke punggungnya. Selama ini kami berusaha untuk tidak memegang daun tersebut karena akan menimbulkan rasa panas dan gatal. Tapi ternyata daun tersebut berfungsi menghilangkan rasa capek. Malam itu kami menginap di Shelter Aimoto yang dibawahnya mengalir sungai yang jernih. Hampir sepanjang perjalanan pergi dan pulang kami ditemani hujan deras yang membuat jalanan becek dan licin. Gunung ini memang berbeda dari gunung-gunung lain yang pernah saya kunjungi. Selain melewati hutan penuh lumut dan jalan yang penuh pohon tumbang, menjelang Shelter Nasapeha kami harus melewati jalan setapak dengan bagian kanan adalah jurang. Cuaca yang berkabut dan angin yang menderu membuat hati saya sempat ciut. Membuat saya harus ekstra konsentrasi. Ternyata setelah “dianiaya” oleh berbagai jenis jalur yang mendebarkan, perjuangan belum berakhir. Kami masih harus mendaki puncak bintang yang cukup terjal dengan bebatuan tajam. Lutut sudah semakin lemas setelah melewati bibir jurang. Sekarang harus mendaki tebing, untuk saya yang takut ketinggian benar-benar menguji nyali. Perjalanan menuju puncak disambut cuaca cerah. Tapi kami tetap harus bergegas karena menurut pemandu yang mengantarkan kami menjelang pukul 9 sering kali kabut tebal turun. Membuat kami tidak akan leluasa menikmati pemandangan. Alhamdulillah dengan seijin Allah SWT berbekal tekad, persiapan dan doa kami berhasil tiba di tujuan. Kembali dengan selamat adalah tujuan setiap perjalanan. Dan menggapai puncak adalah bonusnya. Sampai berjumpa di perjalanan berikutnya. Teruslah “melangkah pasti” mengikuti kata hati. @penikmat.affogato
@tioekaputra
5 жыл бұрын
Gunung Lawu, 26 Des 2018 Hari itu telah tiba, saya bersama 3 teman telah mantap dengan persiapan dan mental kami untuk mendaki gunung yang mitosnya sakral itu. Beberapa jam sebelum kami menuju terminal untuk mencari transportasi, kami update kabar bahwa beberapa hari sebelumnya terjadi badai dan petir. Singkat cerita kami tetap berangkat dan pasrah terhadap yang empunya hidup. Benar saja setibanya kami di basecamp Cetho, sedang hujan yang sangat lebat. Kami mendaki dari basecamp sampai pos 2 dengan perasaan yang kacau, beberapa dari kami mengeluh capek dan tidak konsen. Saya sebagai yang masih sadar dan merasa masih ada tenaga mencoba menyemangati mereka. Mereka harus terus bergerak agar tidak hipotermia. Kami melanjutkan perjalanan sampai pos 3 diiringi kondisi badai yang cukup besar, dengan sigap kami mendirikan tenda. Setelah berganti pakaian kering dan makan, minum dan lain-lain kami mencoba berdiskusi. Target yang kita rencanakan meleset dan kacau sejadi-jadinya. Dalam doa dan keyakinan bersama-sama, kami memutuskan untuk berangkat esok hari menuju puncak. Hal yang bisa di refleksikan disini adalah ketenangan dan keputusan pasti akan menyelamatkan kita dari kondisi buruk sekalipun. Sering kita melangkah pada ketidakpastian dan malah menjerumuskan, saya tidak membayangkan saat itu jika kita semua kacau dan tidak tenang mungkin kita tidak akan selamat. Ya, akhirnya kami ke puncak dan turun dengan selamat. Beberapa jam setelah kita turun, kami mendapat kabar ada pendaki yang hilang di daerah pasar Dieng. Kami terdiam, saling menatap. Kondisi di basecamp sangat hening, seakan semua terpukul. Kami berdoa bersama agar survivor cepat ditemukan. Terimakasih @tio_ekaputra
@ardiansyahgauraf2114
5 жыл бұрын
Pengalaman saya dalam "Melangkah pasti" singkat cerita pada 22-06-2014 awal saya mendaki Gunung bulusaraung yang berada di sulawesi selatan,di situ saya tidak tahu tentang apa saja ka yang harus di siapkan saat mendaki,bermodalkan peralatan seadanya saya pun ikut untuk mendaki gunung tersebut bersama teman saya berjumlah 7 orang ,saat dalam perjalan untuk mendaki gunung tersebut saya berpapasan sama pendaki lain nya ,di situ lah kami saling tegur 1 sama lain sesama pendaki lainnya ,di situ lah saya salut sesama pendaki karna orang" nya sangat ramah .saat sampai di tempat camp saya pun bersiap" untuk membangun tenda dan beristirhat karna besok paginya kami mau ke puncak untuk menikmati pemandagan yang indah,setalah kami sampai di puncak kami berfoto dan turun untuk bersiap" packing barang setelah itu kami turun dari tempat camp untuk ke parkiran dan pulang kerumah, tpi tidak berselang waktu lama saya untuk mendaki gunung tersebut ,karna ada sesuatu yang membuat saya untuk kembali menaiki gunung tersebut . Ig: Ardiansyahgrv
@muhammadniqris865
5 жыл бұрын
Pengalaman saya dalam "melangka pasti" Pertama saya tidak tau bagaimana rasanya berpetualang,saya tidak pernah mengalami suasana menyatu dengan alam itu rasanya gimana,namu setela melihat vidio ayah saya yang pada saat itu bertugas meliput gunung raung saya jadi tertarik dengan alam dan petualangan, jadi saya memutuskan untuk mengajak teman saya untuk moncoba mendak kawah ijen (maklum kawah ijen dekat dengan tempat tinggal saya dan kami pun jugak masih pemula ) saat itu kami libur sekolah jadi kami jugak memustukan setela dari kawah ijen kita akan camping di kawah wurung. Karna masih pemula kami belajar membuat tenda dari teman kami yang mengikuti ekstra PA (Pencinta Alam ) selain itu saya juga dapat pinjaman tenda gratis :v setelah melakukan persiapan seperti cara membangun tenda kami jugak menyiapkan bekal makanan.singkat cerita pada hari sabtu saya dan kawan kawan berangkat pukul 06.00 pagi dari kota bondowoso karena belum ada yang memiliki pengalaman kami mendaki dengan celana jens dan jaket tipis :v dan hanya menggunakan sandal gunung biasa:v saat perjalan pemandangan yang disugukan sangat indah kemudian setelah mengetaui pesona kawah ijen bukan hanya tentang alamnya tetapi para wisatawan yang datang dari luar kota yang membuat saya semakin semangat. Setelah itu saya jugak mengetahui rasa bangun pagi disambut suara kicau burung,suara angin dan hijaunya kawah wurung. Yang selama ini saya tidak tau atau tidak prnah mengalami hal yang mengubah cara pandang saya tentang alam.Saya hanya bisa bersyukur selagi berfikir kenapa tidak dari dulu saya memiliki rencana seperti ini ?dan dari perjalan ini saya dan kawan kawan menjadi ketagihan untuk kembali lagi dan lagi namun dengan pengalaman yang berbeda dengan teman baru yang dijumpai disetiap perjalan dan pada akhirnya kembali lagi dengan cerita yang berbeda. Kesimpulan dari cerita saya jangan takut melangkah mari mencobah hal baru jika kita hanya memikirkan hal baru tampa adanya langka itu adalah hal mustahil Terimakasih. Nama = Muhammad Niqris Firmansyah IG = @niqris21
@aisyadhiya6758
5 жыл бұрын
pengalaman yang sampai saat ini berkesan buat saya , saat tanggal 17 agustus 2018 kemarin mendaki gunung ciremai, hal yang tidak disangka-sangka saya bisa mendaki salah satu gunung tertinggi di Jawa Barat , karena mendaki gunung ciremai salah satu impian saya, saya berangkat bersama 2 orang teman dan 2 orang adik saya. selama perjalanan saya mendapatkan banyak pembelajaran hidup, bahwa hidup harus selalu menghargai entah itu dengan sesama manusia ataupun alam , saling tolong menolong, dan harus selalu ramah pada siapapun. selama perjalanan alhamdulillah saya bertemu degan orang-orang baik , dari mulai supir elf yang mau mengantarkan langsung dari kadipaten ke Apuy Majalengka , pa Junet (salah satu warga ) yang memberikan tempat untuk istirahat, dan pa yana yang mengantarkan kita dari apuy ke terminal maja. selama pendakian pun sama,saya banyak mendapatkan pelajaran, saling bertegur sapa dan mengobrol dengan pendaki lain merupakan hal yang bisa membuat kita untuk menghargai sesama dan membuat kita belajar untuk bersosialisasi, belajar bertanggung jawab dan mengendalikan rasa egois dalam diri. karena saat summit ego saya di uji , banyak sekali drama yang terjadi saat summit, salah satunya ketika saat sampai di pos 6 yg tinggal 30 menit lagi ke puncak salah satu adik saya ingin kembali lagi ke tenda karna dia sudah tidak kuat lagi. saya mencoba untuk meyakinkan dia bahwa dia harus bisa ke puncak, karna saya tau sebenarnya dia masih mampu dan punya tekad yang kuat untuk bisa mendaki ke puncak . akhirnya setelah meyakinkan adik saya , kami sampai di puncak gunung ciremai, saat kami sampai di puncak ,cahaya mentari pagi keluar dari balik gunung yang membuat air mata saya menetes, sungguh indah apalagi saat melihat samudra di atas awan, dan gunung" lainnya yang berdiri kokoh memancarkan karisma nya sendiri, indah sekali. doa, niat , usaha dan tekad yang kuat yang bisa membuat saya yakin untuk mendaki gunung ini, dan saya yakin Allah swt selalu melindungi saya, dan restu orang tua adalah syarat utama untuk mendaki . nama : Aisya Dhiya ig : @aisyadhiya_
@sayaalif8943
5 жыл бұрын
Pengalaman melangkah pasti saya baru terjadi beberapa hari yang lalu, ketika melakukan perjalanan menuju bukit pa'bo kabupaten pangkep, sulawasi selatan yang jaraknya berdekatan dengan gunung bulu saraung. Kami berangkat dari kampus menuju rumah teman kami. Setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih 1 setengah jam, akhirya kami pun sampai di rumah teman kawan kami untuk beristirahat sejenak dan tentunya menikmati kuliner khas pangkep. Setelah beristirahat selama 1 jam kami pun berangkat menuju bukit pa' bo, yang waktu tempuhnya 2 jam dari rumah teman kawan kami. Di awal perjalanan, semua mulus - mulus saja tapi setelah memasuki desa, jalanan sudah mulai tidak bersahabat. Track bebatuan dan tanjakan terjal di tambah jalanan yang licin karena hujan membuat beberapa kali kami harus menurunkan boncengan kami agar motor kami bisa mendaki, maklum hanya satu dari kami yang memakai motor klx sisanya matic semua. Semua jalanan yang tidak bersahabat yang kami lalui selama 1 jam terasa " angin lalu " karena jalur yang kami lalui itu bukan jalanan menuju ke bikit pa' bo, " aduh " disitu saya ingin marah kepada teman saya yang menjadi petunjuk arah tapi saya pikir marah lagi, marah tidak akan membuat lelah dan bensin saya kembali. Setelah bertanya kepada warga, kami pun diberitahu jalur yang sebenarnya dan itu jarak tempuhnya 2 jam, 1 jam menuju ke titik awal nyasar kami. Kami pun melewati jalur yang sebenarnya, yang tidak ada bedanya dengan jalur nyasar kami tadi. Di tengah perjalanan, kami melihat ada mobil yang tidak bisa melewati tanjakan, dengan lelah yang luar biasa, kawan - kawan saya dengan semangatnya membantu mendorong mobil itu sampai melewati tanjakan. Kami pun melanjutkan perjalanan kembali dan naasnya ban motor teman saya bocor, dan di daerah itu bengkel jaraknya sedikit berjauhan. Setelah berbincang, mengingat hari sudah semakin sore, akhirnya kami memutuskan untuk membagi 2 tim, ada yang menemani teman kami ke bengkel dan ada yang menuju ke bukit pa'bo untuk mendirikan tenda. Sesampainya kami di bukit pa'bo kami bisa berhadapan langsung dengan gunung bulu saraung. Disitu hanya kami yang mendirikan tenda, mungkin karena tempat ini belum diketahui banyak orang. Jujur, ketika melihat gunung bulu saraung, tekad saya melakukan pendakian pertama saya semakin kuat.Tidak peduli gunung apapun itu, karena yang penting dengan siapa kita mendaki. Terkadang saya berfikir, kenapa harus mencari lelah dan susah untuk melakukan perjalanan, kenapa tidak di rumah saja bersantai dengan kasur dan segelas teh. Mungkin jawaban klasiknya, ingin menikmati ciptaan Tuhan. Setiap perjalanan punya cerita, meskipun bukan tentang mendaki gunung, perjalanan ini menjadi salah satu yang berkesan. @amannrrr
@ayumulyana0000
5 жыл бұрын
Melangkah Pasti Agustus 2018 kemarin saya bersama 5 kawan saya pergi ke gunung prau. Waktu itu cuaca masih panas panasnya, namun saat malam-pagi cuaca sangat dingin, bahkan sampai membeku. Kala itu bersamaan dengan acara dieng culture festival, karna kita fikir acara tersebut akan ramai, maka kita lebih memilih ke gunung prau dan ternyata ramai juga. Bahkan saat mendakipun harus antri. Mungkin ini yang dinamakan mall pindah ke gunung. Saat mendaki saya tergolong orang yang lambat, juga banyak istirahat. Tapi saya tidak pernah menyerah. Prinsip saya kalo capek ya istirahat, terus lanjut lagi. Yang penting yakin kalo kita pasti bisa. Hehe Saat malam hari dingin menyerang kami. Sangaaaat dingin. Namun pamandangan dilangit sana juga melambailambai. Akhirnya kami memutuskan untuk keluar tenda. Karna sayang untuk dilewatkan. Hotel sejuta bintang memang benar adanya. Fikiran saya cuma satu. Tuhan Maha Besar. Tugas kita dengan alam cukup menjaganya. Jikalau memang tidak bisa menjaga minimal tidak merusak. Salam Lestari! Instagram : @ayummm._
@nurhasanahputri6428
5 жыл бұрын
Assalamualaikum, kali ini saya ingin menceritakan cerita pertama saya naik gunung tanggal 27 Oktober 2016. Cerita ini adalah cerita saat pertama kali nya saya mendaki gunung. Gunung yg pertama kali saya pijaki itu Gunung Gede Pangrango. Saya tahu, mendaki di zaman skrng itu bukanlah sesuatu hal yg langka, mendaki sudah menjadi hal yg terdengar biasa aja skrng ini karena sudah banyaknya orng yg mendaki gunung. Tiga tahun yang lalu, cerita saya ini dimulai. Saya tahu soal pendakian itu mulanya dari kakak saya, dia pernah sesekali mendaki gunung bersama teman nya semasa SMA. Terkadang, dia mengajak saya untuk ikut, namun orng tua saya selalu tidak mengijinkannya. Apalagi kata Alm. Mamah, anak perempuan mana boleh pergi jauh jauh, bahaya, katanya. Mau tidk mau, saya pasti harus menuruti apa yg orng tua saya katakan. Beberapa bulan kemudian, ada sekelompok organisasi pecinta alam yg mengajak anak pramuka di sekolah saya untuk mengikuti open trip dan diklat di organisasi tersebut. Saya pun berminatt, sangat berminat. Karena itu, saya berusaha membujuk orng tua saya agar mengijinkan saya mengikuti pendakian tersebut, terutama mamah :'). Setelah saya berusaha membujuk orng tua saya, akhirnya saya diberi izin, dengan syarat saya harus selamat. Kalian jga pasti tahu, sebagaimana cemasnya orng tua pda anak nyaa seperti apa :). Saat pendakian dimulai, pada tanggal 27 Oktober 2016, saat itu hujan sedang sering serignya terjadi, saat saya memulai pendakian juga hujan sudah trun cukup deras, selama perjalanan hujan tak kunjung berhenti. Pakaian yg basah, tas yg basah dan jdi menambah beban, sepatu yg sangat berat karena banyak lumpurnya, membuat harapan saya sedikit gugur, jalur pendakian yg kian menanjak, yg terkadang muncul dibenak " ingin pulang, capek." tp mau bagaimana lagi, pulang juga tak bisa. Tpi karena banyaknya teman yg meng support saya, saya jdi merasa terdorong, bila mereka bisa, mengapa saya tidak? Itu yg membuat saya terus menyemangati diri saya. Beberapa jam kemudian, sampailah saya di alun alun surya kencana. Dengan suhu nya yg sangat dingin dan baju saya yg super basahh, membuat saya mengigil. Saya tidak tahu harus bagaimana, sedangkan untuk mencapai tempat camp yang datar itu masih jauh. Dengan sangat terpaksa, saya ngompol dicelana agar badan saya jd hangat sementara. Saat itu tidak ada orng yg tau saat saya mengompol, hanya saja, katanya tercium bau bau haha, tp saya pura-pura aja tidak tahu. Padahal itu saya :( Saat masuk ke tenda, teman saya berkata bahwa esok pagi ia tidak mau ikut ke puncak, dikarenakan kelelahan. Saya jga semlat berpikir seperti itu, tpi saya ingin membuktikan kepda alm. Mamah, kaalu saya bisaa. Nah dan pada keesokan harinya, saya sangat sangat bersemangat untuk summit. Perjalanannya tidak terlalu panjang seperti track yg awal. Dan pad akhirnya, pada tanggal 28 Oktober 2016 yg sekaligus memperingati hari sumpah pemuda, saya menginjakan kaki saya di puncak Gunung Gede Pangrango. Bangga sekali rasanya, karena bisa melihat hamparan daratan yg sangat luas, sekaligus bersyukur, karena saya dpt melihat lebih banyak lgi ciptaan Allah. Rasanya tak ingin pulang, saya ingin di situ lebih lama lagi. Tpi dikarenakan jadwal yg mengharuskan saya kembali turun, dengan berat hati saya ikuti. Saat jalur pulang pendakian juga sama saja, hujan turun begitu deras, hanya saja saat dijalan pulang, track nya tidak begitu sulit dri yg awalnya. Rasanya ingin cepat cepat pulang dan menceritakan semuanya pda mamah dn papah. Nahh saat saya pulang kerumah, mamah langsung banyak bertanya kepada saya. Apa saja yg saya lakukan, disana ada apa saja, apa saya sampai kepuncak, dan pertanyaan terakhir itu " masih mau mendaki?" disitulah pendakian pertama saya, dan saya tidak pernah kapok untuk mendaki lagi, alm. Mamah pernah bilang kepada saya " Na, hati hati ya kalau baik gunung, mamah seneng kalo anna ga apa apa dan pulang selamat, tp jngn keseringan juga ya, uang mmh abis nanti" kalimat itu yg selalu saya ingat ketika mendaki. Maaf jika cerita ini kurang jelas, yang terpenting saya sudah bisa membagikan cerita saya ini. Semoga saja saya bisa mendapatkan give away ini :) aamiin Nama instagram saya @annaputr Bissmillah, semoga rezeki saya :)
@glendiavisca7243
5 жыл бұрын
Cerita pengalaman aku dalam "melangkah pasti" kali ini, tentang pendakian di Mahameru, 28 Desember 2018 - 2 Januari 2019. Ini bener-bener pengalaman yang mengagumkan banget, khususnya buat pribadi aku. Jadi, ceritanya adalah aku seorang cewek yang bener-bener trip alone ke Surabaya dari Purbalingga (Jateng) untuk menjumpai teman-teman aku di Sidoarjo, untuk melakukan pendakian bareng-bareng ke Mahameru/Semeru. Cerita awal, aku ketinggalan kereta dari Purwokerto dalam kondisi kehujanan dan ga tega sama ibu. Sampai di stasiun, ternyata ketinggalan dan untungnya, tinggal 1 kursi kreta menuju Surabaya, walau cukup mahal..yaudah gakpapa. Lagian, kasihan sama ibu nganter subuh,subuh harus balik lagi dan sedih anaknya ketinggalan kreta. Singkat cerita, tanggal 28 Januari 2018, kita menuju basecamp ranupani dari Sidoarjo, tengah malam. Anyway, kita motoran, jumlah rombongan 21 orang. Banyak kali ya😂. Sesampainya di pom bensin lumajang, subuh dini hari. Kita istirahat dan ibadah kala itu. Aku yang bertemu dengan nenek di Mushola, beliau memberikan pesan padaku, agar pesan ini disampaikan kepada teman2ku. Beliau berkata utk tetap berhati-hati dan menjaga doa. Jangan sembarangan dan nakal disana. Sesampainya di ranupani, kondisi cerah, dalam hati, alhamdulillah.. semoga tetap spt ini sampai turun dan di ranupani lagi. Pendakian dimulai. Kami berjalan dari ranupani pukul 12 siang sampai di ranukumbolo pukul 5 sore. Kami menikmati indahnya ranukumbolo dari pos 4 sampai ba'da maghrib. Lalu, kami turun ke rakum dan Segera mendirikan tenda. Aku dan kedua temanku, Vivi dan Dina, akibat kelelahan tertidur hingga pukul 9 malam. Karena lapar, kami masak bersama bbrp kawan laki2. Stlh itu, kami lanjut tdr. Paginya, rakum diguyur hujan deras. Ternyata tenda kami kebanjiran. Segera kami memasak dan bbrp packing. Saat aku sedang di kamar mandi, aku bertegur sapa dengan pendaki perempuan asal surabaya kota. Beliau berbagi pengalaman. ternyata beliau sudah turun dari summit. Katanya, beliau gagal sampai summit karena terjadi badai. Memang sejak awal desember, Mahameru ini sedang tidak stabil cuacanya. Aku diberi pesan untuk tetap hatihati an kuatkan mental. Benar, dari ranukumbolo sampai kalimati, kami diguyur hujan sepanjang perjalanan. Aku ersama 5 kawanku, sampai di kalimati lebih dahulu. Tiba2 ku merasakan sesak napas. Seharusnya, aku belajar dr pengalaman pendakian di sindoro. Jika kedinginan dan sesak napas, jangan sampain ketiduran. Ternyata aku ketiduran, hingga aku mengalami gejala hipotermia. Kata teman2ku, kondisiku saat itu sudah tidak karuan. Aku mengalami gejala itu selama 2 jam kurang lebihnya. Stlh sadarkan diri, kami makan malam bersama satu tenda dan melanjutkan tidur kami. Pukul 1 pagi di tanggal 31 Desember 2018. Cuaca tiba2 cerah dengan sedikit bintang bertebaran dilangit lepas. Ini merupakan mukjizat dan rejeki teman2 dan saya. Kami mulai summit pukul setengah 3 pagi. Dan berkumpul di summit pukul 10 siang karena ada yg udh sampai duluan dan ada yg ketinggalan. Alhamdulillah, sesampainya di puncak, aku tidak berhentinya bersyukur kepada Tuhan, karena diberi kesempatan untuk menikmati keindahan Semeru dan sekitar, juga disana aku dpt mengabadikan moment bersama wedus gembel semeru. Akhirnya kita turun summit pukul 11 siang dan sampai kalimati, kami segera makan dan packing. Akhirnya, ba'da maghrib aku dan kawan sampai di ranukumbolo dan menambah jadwal untuk menginap semalam. Singkat cerita, keesokannya menuju ranupani. Malamnya kita langsung pulang. Karena ada beberapa kendala, ada yang pulang duluan, aku dan sebagaian kawanku istirahat di pombensin lumajang dan sisanya istirahat di pos registrasi bromo tengger semeru. Sampai tanggal 2 siang selepas dzuhur, kami melanjutkan perjalanan utk pulang. Dan tanggal 3 Januarinya, aku harus kembali ke Semarang utk melanjutkan perkuliahanku. Benar-benar cerita dan pengalaman yang mengagumkan. Terima kasih kepada Rindani Squad yg telah menemani perjalanan dan EigerAdventure yg berkenan untuk mengijinkan saya berbagi cerita. Semeru memang rajanya gunung di tanah Jawa. Walau besar, Ia tak segan untuk mengajari kita belajar menjadi manusia. Sekian, salam lestari. By : @glendiafisca
@alvin_jsaputra
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik "melangkah pasti" Cinta pertama pada pendakian pertama Beberapa tahun Sebelumnya saya berpikiran bahwa saya malas untuk mendaki gunung , karna cape , tidak ada waktu dan seperti ikut ikutan trend saja . Tapi saat saya benar benar penat dan bosan dengan kehidupan yg monoton saya beranikan diri untuk mencoba mendaki bersama kedua teman saya pada awal februari tahun 2019 , iya saya memang masih pemula dan saya pikir sebelumnya saya salah karna memilih langsung ke gunung ciremai yg jalurnya kurang bersahabat untuk pemula , selama perjalanan saya benar benar lelah dan sempat ingin menyerah , namun teman saya selalu menyemangati saya , Padahal sebelumnya juga banyak orang yg bilang ke saya "ngapain mendaki di saat musim hujan seperti ini" . Tapi saya hiraukan kata kata mereka , lelah memang saat mendaki . Tapi saat saya berhasil mencapai puncak pertama saya dan mungkin memang saya di berkahi tuhan karna di beri cuaca yg cerah pada pagi itu sungguh saya sangat emosional pada saat itu sampai sedikit meneteskan air mata karna keindahan alam negeri ini , padahal pada malam sebelumnya hujan deras turun mengguyur tenda saya dari jam 4 sore sampai jam 1 malam . Setelah turun kedua teman saya bertanya "apakah kamu kapok untuk mendaki lagi?" Saya menjawab dengan lantang jika saya akan mendaki lagi dan lagi Dan pelajaran yg dapat saya ambil , jangan hiraukan perkataan orang yg belum tentu benar adanya , mendaki dan dapatkan cintamu kepada alam ini Nama : alvin andhika Ig : alvin_jsaputra
@galangbramantio7364
5 жыл бұрын
Saya mendaki gunung slamet via jurang mangu tahun 2019. Ini adalah hal terbesar yang saya peroleh setelah mencapai puncak tertinggi jawa tengah. Tanggal 22-25 Januari Gunung slamet 3428 mdpl mempunyai beberapa jalur pendakian untuk menuju ke puncak. Salah satunya adalah pendakian lewat jalur utara yakni jalur jurangmangu yang terletak didaerah pulosari, pemalang yang saya pilih. menurut jalur pendakian Jurang Mangu, ketinggian Gunung Slamet adalah 3378 mdpl dan jalur ini memiliki 9 pos dengan batas vegetasi klenting mungil/pelawangan sebelum menuju kepuncak yang tracknya bebatuan dan pasir dengan kemiringan 45° lebih. Jalur ini merupakan jalur yang masih alami. Terlihat disepanjang perjalanan masih banyak tumbuhan lebat, jalanan masih sempit yang seringkali tertutup tumbuhan liar dan pohon tua yang tumbang, serta banyaknya pacet diarea track perjalanan ke pos 4 dan pos 5. Jarak antara pos ditempuh dengan estimasi waktu yang lumayan cukup lama. Terutama dari batas vegetasi menuju ke puncak yang tracknya sangat curam dan terjal serta rawan longsor sehingga memakan waktu kurang lebih 2 jam. Namun, walaupun tidak seperti jalur lainnya yang di setiap posnya ada warung jajanannya. Jalur ini memiliki keunikan, kelebihan dan tantangan yang wajib dinikmati dan tentunya memberikan banyak pelajaran. Awalnya menjadi sebuah keraguan bagi saya untuk mendaki lagi diawal tahun ini. Pertama, karena musim diakhir tahun lalu sampai awal tahun ini adalah musim penghujan. Musim yang tidak dianjurkan untuk para pendaki mendaki beberapa gunung di Indonesia terutama gunung yang jarang pepohonan. Kedua, saya sedang proses pengerjaan skripsi. Dimana saya juga memang harus benar-benar fokus dan serius. Ketiga, orangtua saya tidak membolehkan saya mendaki lagi. Karena terlalu sering saya bepergian. Namun, tidak ada alasan untuk tidak pergi dan melanjutkan perjalanan. Saya berusaha menjadikan suatu perjalanan menjadi suatu hal yang mempunyai impact positif untuk kehidupan saya. Termasuk orang yang saya cintai, pendidikan saya dan karier saya kedepan. Malahan tahun ini saya berkeinginan untuk membuat 12 project perjalanan gunung. Dimana setiap bulan saya mendaki salah satu gunung di Indonesia. Dan alhamdulilla bulan januari telah selesai. Dan semoga 11 Gunung selanjutnya dapat saya singgahi 😊 Syukur kalau disponsori oleh Eiger Adventure Terimakasih #menggalangcerita Saya @galbramantio
@riskyjumatul442
5 жыл бұрын
Ini pengalamanku dalam melangkah pasti : Gunung kerinci adalah gunung impian ku yang ingin sekali ku datangi. Pada juli 2017, aku dan abang sepapuku melakukan pendakian ke Gunung Singgalang Sumatra Barat. Aku yang hanya berdua saat itu bertemu dengan dua pendaki dari Pekanbaru bang Angga dan bang Irfan, yang juga hanga berdua di trek pendakian, bercakap cakap, kami untuk bersama menuju telaga dewi, puncak gunung singgalang dan ngecamp ditepi telaga. Dari sana kami saling tukar menukar kontak dan sosmed. Dan pengalaman melangkah pasti ku terjadi sehabis pertemuan itu. Pada awal desember 2018 bang Angga menghubungi untuk mengajak ku mendaki gunung api tertinggi di indonesia, Gunung Kerinci pada tanggal 29 Desember 2018. Aku sangat antusias sekali oleh ajakan itu, tanpa pikir panjang ku langsung mengatakan "iya, aku ikut bang." Sayang nya saat itu abang sepupuku yang sering menemaniku mendaki berkuliah dipulau jawa sana dan ia tidak bisa pulang. Saat itu ku tidak ingin menyia nyia kan kesempatan untuk mendaki ke gunung api tertinggi tersebut, tapi ada keraguan dihati ku karena aku masih berstastus sebagai pelajar disalah satu sma yang ada di Padang. Ku hubungi teman teman ku yang biasa mendaki bersamaku untuk mengajaknya mendaki gunung tersebut, tapi tidak satupun yang berani, mereka semua takut, takut akan resiko yang dihadapi. Dan mereka melarangku untuk mendaki kesana, karena dipadang mitos tentang gunung kerinci sangatlah angker. "Ky ndk usah pergi, terlalu bahaya. Apalagi kalau dari padang sendiri." Kata seorang temanku. Iya memang rencananya kami bakal ketemu dibasecamp gunung kerinci itu, ku kabari bang angga bahwa ku hanya seorang diri, dan bang angga bilang tidak apa apa. Bang angga dan team nya berjumlah 14 orang dan mereka sudah bekerja semua, dan masalahnya disini aku sendiri dari padang dan ku masih kelas 3 sma. Esoknya ku meminta izin dari ibu ku untuk berangkat pada tanggal 28 sehari sebelum pendakian dimulai. "Dengan siapa kamu pergi?" Tanya ibu. Ku jelaskan bagaimana rencana awal tadi. Dan alhasil ku tidak dapat izin, tapi sekali lagi ku memohon dengan sangat dengan beliau, mengatakan anaknya bakalan baik baik saja, dan ini menjadi pendakian ku yang terakhir di masa sma ini. Melihat keyakinan ku tersebut ku mendapatkan izin dari ibuku untuk mendaki gunung ini, karena bagaimanapun izin dari orang tua adalah hal terpenting dalam pendakian, izin sudah ku dapatkan, ku pastikan kepada ibu bahwa semuanya bakal baik baik saja, ku pastikan langkah ini yang bakal membawa ku kesana. Tanggal 28 Desember 2018, pukul 20.30. Travel datang menjeputku, memasukkan carrier ke bagasi mobil, dan sehabis mencium tangan ibu, ku buang semua kemungkinan buruk yang bisa terjadi, ku buang rasa takut itu jauh jauh, dan kumantapkan langkahku dan mobil membawa ku ke kerinci. Pukul 03.30 ku sampai di basecamp makjus, basecamp digunung kerinci. Jarak padang ke kerinci 6-7 jam perjalanan, sedangkan dari pekanbaru 16 jam perjalanan menggunakan travel. Rombongan bang Angga sampai dikerinci pukul 12 siang, aku berkenalan dengan kawan kawan yang nantinya akan menjadi rekan dalam pendakianku nanti. Setelah belanja logistik dan packing ulang carrier kami, pukul 14.30 kami memulai pendakian. Pos 1, pos 2, pos 3, kami lewati, dan saat kami sampai dishelter 1 tempat kami akan ngecamp, kegelapan telah menyambut kami. Kami lantas bagi bagi tugas, memasak, mendirikan tenda dan mengambil air, dan terlelap karena esok kami harus menghadapi trek gunung kerinci yang luar biasa. Pukul 10 pagi, setelah packing ulang carrier kami, kami melanjutkan perjalanan ke shelter 3. Kami sampai di shelter 3 pukul 4 sore. Kami lantas bagi bagi tugas kembali. Setelah makan dan mengambil air untuk summit. kami semua langsung tidur dikarenakan besok kami harus summit pukul 3 pagi, mengistirahatkan tubuh biar esok kembali fit. Dan pagi 31 Desember 2018 kami summit jam 03.00, melalui perjalanan yang dingin dan melelahkan, kami semua berhasil menggapai atap sumatera. Aku sangat bersyukur dan terharu dikarenakan, aku yang paling kecil umurnya, bisa menginjakkan kaki di puncak gunung kerinci, kami semua langsung berpelukan, dan ada bahkan dari team baru ku ini yang menagis haru. Sungguh ku bangga menjadi bagian dari team ini, team yang menyemangatiku terus menerus, yang bahkan sebelumnya belum ku kenal, menangis haru dipuncak bersama sama. Ku peluk erat bang Angga, beeterima kasih kepadanya karena telah mengajak ku bergabung dengan teamnya. Dari menetapkan langkah ku untuk mendaki gunung ini, ky banyak mendapatkan pengalaman hebat disini, bertemu wajah wajah baru disini, bercerita tetang apapun disini, yang tentunya nga akan bisa dibayar pakai uang. Disaat semua teman teman ku meragukan ku untuk bisa sampai disini, ku membuktikan jika aku bisa berdiri disini, sekali lagi sungguh ku bahagia bisa berada dipuncak ini dengan orang orang yang baru ku kenal. Pukul 08.00 ku dan rombongan melangkah turun kembali ke shelter 3, kami memasak dan berkemas untuk siap siap turun, karena esoknya kami akan mendaki ke danau gunung tujuh yang berada tak jauh dari gunung kerinci, pukul 7 malam kami sampai di kaki gunung, dan langsung menuju basecamp. Esok nya kami semua berangkat ke danau gunug tujuh dan menghabiskan dua malam disana. Berawal dari pertemuan ku dengan bang angga di gunung singgalang yang akhirnya bisa bersama sama mendaki gunung kerinci, bisa mendapatkan pengalaman baru, bertemu dengan hal hal baru. Sungguh ku tak pernah menyesal menetapkan langkah ku kesini, dari keyakinan ku membuat ku mendapatkan pengalaman baru. Nama : Risky Jumatul Ikhsan Instagram : @rskyjmtlikhsn
@taufiqpratista8784
5 жыл бұрын
Pada tgl 10 Agustus 2018 lalu merupakan pengalaman pertama saya mendaki ke ranukumbolo. bersama 8 teman, saya berangkat via tumpang pukul 3 pagi, setelah sampai diranupane kami registrasi dan diberikan pengarahan kemudian kami langsung mendaki. Selama diperjalanan saya sangat menikmati keindahan alamnya, karena tidak terlalu terburu2 jadi kami mendaki dengan santai, di setiap pos kami beristirahat sembari mnikmati makanan yg dijual disetiap di pos, saya pun teringat ketika berada dijalur antara pos 2 dan 3, saya karna saya yg membawa carrier logistik saya dikejar oleh beberapa monyet, awalnya biasa saja lama kelamaan monyet tersebut mengejar hingga mengharuskan saya dan teman2 berlari haha. Setelah melewati medan yg lumayan sulit, saya tiha di lereng bukit dekat dengan danau ranu kumbolo, setelah sekian lama hanya bisa melihat di gambar, akhirnya saya bisa melihat secara langsung. Lucunya ketika saya dan teman2 berjalan dipinggir danau menuju lokasi perkemahan, entah dari mana ada anjing yg tampak dari kejauhan berlari menuju kearah rombongan saya, sontak saya yg berada di posisi paling depan berlari putar arah karena memang saya takut anjing hehe, akan tetapi kawan saya yg paling belakang lalu menarik saya untuk menepi, ternyata anjing tersebut hanya melewati rombongan kami. Lalu sontak saya ditertawakan karena ketakutan saya hahaha. Setelah itu kami bermalam 2 hari 1 malam diranukumbolo, kami sengaja tidak memuncak karena hanya ingin di danaunya saja. Itulah pengalaman saya selama di Ranukumbolo. IG : @taufiqpratista
@DIMWILCreative
5 жыл бұрын
Pengalaman saya dalam melangkah pasti adalah waktu pertama kali mendaki gunung waktu itu Tahun 2017 akhir tepatnya liburan akhir tahun ke gunung Penanggungan. Karena ini pengalaman pertama saya mendaki dan dengan peralatan seadanya (Pinjam 😂) cuma modal sandal eiger dan jaket hadiah motor. Waktu itu yang bikin menarik adalah dari awal perjalanan sampai basecamp itu waktu tengah malem nyari basecamp jolotundo saya dan temen" sempet tersesat sampai kota pasuruan dan masuk hutan ngalamin kejadian mistis, rem blong, bingung nyari jalan kembali ke jalan raya, hingga bermalam di masjid yg ada kuburannya. Sampai waktu itu mikir buat nyerah dan pagi harus pulang, tapi saya Kuatkan tekad UNTUK MELANGKAH PASTI. Dan besoknya keadaan membaik kita bertemu dengan seorang bapak-bapak yg menyarankan dan mengantarkan kita untuk melakukan pendakian via tamiajeng. Tantangan tidak berhenti disitu karena siang-malam kita terkena badai, tapi alhamdulillah besoknya kita semua bisa summit dan pulang dengan selamat. 😍 Instagram: @Dimaswilly_20 #ALifeJourney #GiveAway
@ninasafitrizahra6703
5 жыл бұрын
Pengalaman traveling paling berkesan bagi saya, saat saya melakukan pendakian Gn. Guntur di Garut tepat di hari lahir saya 1 Januari (summit attack puncak 2). Saat itu adalah pendakian kedua saya, saya berangkat bersama teman saya 3 orang (laki" semua yaitu Bili, Panca, dan Hanif) dari Kota Tangerang menaiki truk sayur dari pasar induk tanah tinggi menuju Garut jam 10 malam tgl 28/12/17 dan ini kali kedua saya naik truk ke Garut, pertama saya menuju Gn. Papandayan November 2016 hehe. Oke back to topik, Saat itu kami menunggu truk dan baru berangkat dini harinya sekitar jam 2 dan sampai Garut sekitar jam 9 pagi tgl 29/12/17. Kenapa lama, karena saat itu sedang arus mudik tahun baru jadi jalanan macet, saya inget banget saat itu kami ngambil jalan pintas di tol Cikampek sampe nyasar", tapi Alhamdulillah karena sekarang teknologi sudah canggih kami memakai maps untuk menemukan jalan yang benar. Jam 6 kami berhenti di pom bensin untuk ke toilet dan melakukan ibadah sholat, dan mengisi bensin juga. Selama diperjalanan menuju ke Garut kami tidur, ngobrol persiapan pendakian, main uno (saya bawa kartu Uno supaya ga gabut) dan tentu melihat pemandangan yang disajikan Garut untuk kami. Sesampainya di tujuan, kami tidak langsung mendaki, tapi singgah dulu kerumah kakek teman saya bernama hanif di daerah Kadungora tidak jauh dari tujuan kami. Kami bermalam 2 hari disana, kebetulan rumah kakek (kami memanggilnya dengan sebutan 'abah') berdekatan dengan stasiun KA, setiap sore dan pagi kami selalu jalan kaki menuju rel dan sawah belakang rumah Abah untuk melihat" pemandangan dan beradaptasi dengan lingkungan dan suhu di Garut sambil menikmati kopi dipinggir sawah dan jika ada kereta lewat kami selalu meneriaki masinis dengan 'om telolet' walaupun zamannya sudah lewat hahaha. Saat di rumah Abah pun kami sembari mengecek barang bawaan apa saja yang kurang. Saat sudah waktunya kami pergi tgl 31/12/17 jam 6, Abah sempat berpesan pada kami ' nak inget tujuan utama kalian pergi itu untuk pulang kembali kerumah, hati" disana, kembali dengan sehat dan selamat' kata" Abah bikin saya terharu, dan kemudian kami berpamitan dengan Abah. Sebelum naik angkutan umum kami memutuskan untuk sarapan bubur dulu, setelah itu kami langsung buru" berangkat karena sudah ditunggu oleh tour guide, yaa kami ikut fun trip yang di adakan oleh kpm Indonesia (bang Mada), karena pendakian kali ini Hanif yang atur. Bang Mada adalah kenalan Hanif saat dia ikut festival culture dieng (2017). Setelah sampai di pos pendakian kami bertemu bang Mada, nah dari situ saya akrab dengan beliau, bukan hanya sebagai guide saja, dia sosok yang baik, Abang, bapak, dan guru, kawan. Setelah mengurus simaksi dll kami langsung start pendakian sekitar jam 7 menyusul rombongan yang sudah berangkat duluan, tentu saja sebelum berangkat kami sempatkan berdoa terlebih dahulu untuk keselamatan kami. Pos demi pos kami lewati dan bertemu rombongan yang duluan tadi. Sekitar 6 jam (lama karena banyak pemula) kami berjalan, tebing bebatuan kami lewati aliran sungai pos 2, kami berhenti sejenak untuk menyegarkan muka dan tenggorokan juga tentunya. Kami lanjut sampai pos 3, saat itu banyak sekali orang" yang melakukan pendakian selain karena liburan momennya pas sekali dengan tahun baru jadi kami memutuskan untuk mendirikan tenda di sebelum pos 3 karena kami berjumlah 21 orang dan diatas sana sudah penuh. Dan setelah tenda sudah didirikan semua, bang ghowil(tim kpm) dibantu saya dan yang lain masak untuk makan siang. Sekitar jam 3 hujan turun sempat panik karena datang nya tiba" dan hampir basah karena airnya merembes tapi kemudian dapat ditangani dengan baik oleh bang Helmi (tim kpm). Saat sore hari kami memanfaatkan waktu kosong untuk berkenalan, ngobrol, cerita dan main game (bukan game online). Sampai magrib tiba, seperti biasa bang ghowil mempersiapkan makan malam, dan setelah makan malam kami mengobrol kembali bercanda dan diberi pertanyaan apa yang memotivasi kami naik gunung. Pokonya pas ngobrol itu seru banget, ketawa, dan banyak pengetahuan karena bang Mada bercerita sejarah gn. Guntur (selain ahli naik gunung, bang Mada juga tahu banyak sejarah gunung" di Indonesia). Sampai jam set9 kami selesai mengobrol saya berdiri dan melihat pemandangan Guntur dimalam hari, ya Tuhan indah sekali ciptaanMu . Saya semakin ga sabar menunggu dini hari, yaa karena malam itu adalah tahun baru, hari kelahiran saya. Tidak lama setelah mengobrol ayam tiba, yaa kami bakar" ayam dan makan bakso, bayangkan saja sensinya WKWK tapi saat setelah makan sekitar jam 11 kaki saya dua"nya keram, tulangnya ngilu, dan kedinginan yang saya rasa hanya sakit , untungnya bukan ga hipotermia. Pikiran saya udh mulai pesimis kalo besok subuh ga bisa ikut summits ke puncak. Saya berusaha untuk menghilangkan rasa sakit, saya oleskan cream hot untuk mereda sakitnya, saya bawa tidur sampai saya memakai sleeping bag 2. Ekspetasi saya menikmati tahun baru, tapi apa boleh buat kondisi saya tidak memungkinkan. Sampai esok subuh sekitar jam 5, Alhamdulillah kaki saya mulai membaik tapi belom sepenuhnya masih ada rasa nyeri tapi saya tidak boleh kalah sama rasa sakit, kami semua menikmati sunrise sambil minum wedang jahe buatan bang Mada hangat rasanya. Setelah selesai, kami langsung melakukan summits, yaa saya ikut walau kondisi sedikit sakit tapi teman" selalu support untuk kuat. Start summits jam 7 jauh dari rencana awal 3 jam kami summits, mendaki melewati sisi gunung. Bang Mada selalu pintar mencari jalan pintas agar kami tidak terlalu lelah padahal sama saja, tapi kata beliau supaya aman soalnya kalo lewat jalur pasir lebih capek. Sampai di puncak 1, saya mulai pesimis lagi kaki saya mulai sakit lagi tapi ka citra dia meyakinkan saya, menyemangati saya untuk terus lanjut akhirnya saya berperang dengan logika saya. Saya tetap melanjutkan, perlahan tapi pasti saya sampai di puncak 2, saya berhasil ada diatas puncak dihari ulang tahun saya, awal umur dan tahun saya, saya isi dengan pendakian Guntur, setibanya saya langsung berfoto di tugu dan tim kpm, saya bersyukur sekali dan saat sampai di puncak rasa sakit saya tiba" hilang terobati dengan indahnya lukisan tangan Tuhan. Dan lucunya lagi saat dipuncak ada sinyal dan saya menerima telfon dari kakak saya di Tangerang 😂 Sebelum ke puncak kami menyiapkan makanan dari pos 3 membawa puding, dan kami santap puding di atas puncak 2 gn. Guntur sensasinya beda bung. Setelah 40 menit kami di puncak akhirnya memutuskan untuk kembali turun ke tenda melewati pasir berbatu persis seperti di Semeru (katanya), yaa memang Gn. Guntur ini adalah Semeru nya Jawa Barat. Dan saat perjalanan turun banyak saja dramanya, saya, bili, dan panca hampir saja tertimpa batu gede dari atas, untung teman kami yang lain meneriaki dan kami pun berhasil menghindar walaupun nyaris saja terkena. Setelah sampai di tenda sekitar jam setengah 12 lewat saya langsung bergegas bersih" di mata air, tidak mandi hanya mengambil air untuk cuci muka dan istinja lalu berganti pakaian didalam tenda sebelum pulang ke rumah. Setelah semua selesai kami merapihkan barang" dan membongkar tenda. Jam 3 sore kami turun sebelum turun kami berfoto bersama, mengambil momen untuk diabadikan. Kami sampai di pos awal jam 5 sore istirahat sejenak dan abis magrib kami pulang ke rumah masing". Sekian... Pengalaman berkesan banget buat saya, impian saya ada di puncak gunung dihari kelahiran saya tercapai. Dengan susah payah, rasa sakit, perjuangan, dan semangat. Bagi saya Man Jadda Wa Jadda 🙏 Instagram : ninasafitrizahra
@lukmanzaenudin5167
5 жыл бұрын
Bicara tentang "Melangkah Pasti" saat berpetualang! Ini sama kek saya segera mewujudkan (harapan) mimpi, sepertinya akan menjadi sebuah narasi tak bertepi. Namun salah satu dari sekian banyak yang pernah kulayangkan kepintu langit, dan selalu ingat perjuangan "salah satunya ini A Life Journey 'Wisuda Sarjana' 7 Februari 2018 di Bandung. Waktu yang dijalani dengan keterbatasan penuh disabari, dan nikmat-nikmat tak terduga yang harus disyukuri. Tak masalah pikirku", dari kisah jualan nasi, sampe joki tugas dan ngeojeg. Saya lebih menikmati. Karena jika hidup adalah kompetisi, pemenangnya bukanlah yang paling pintar atau yang paling kaya ataupun yang paling berkuasa, tapi ini paling bahagia. Saya berharap di dunia ini menjadi orang mengesankan, bukan jadi orang yang mengesalkan. Alhamdulillah, akhirnya itu benar pasti! Saya persembahkan untuk kedua orang tua penuh cinta dan hormat. **Belum kesampaian setelah lulus pengin ke Semeru. 🙏 Ini semua hanya tentang waktu! semoga, tersemogakan.
@syukribastawi4879
5 жыл бұрын
Pengalaman tak terlupakan saya berpetualang saat saya melakukan pendakian ke Gunung Singgalang Sumatera Barat pada akhir tahun 2018 kemarin . bersama 3 orang teman se angkatan dengan saya . Kenapa kami memutuskan untuk melakukan pendakian ke Gunung Singgalang ? Sebelum nya kami telah melakukan pendakian ke gunung Marapi . Dan Singgalang tersebut berhadap-hadapan dengan Gunung Marapi . Saat kami melihat puncak Gunung singgalang . Kami ingin merasakan puncak gunung singgalang tersebut . Pendakian saya kali ini cukup menegangkan . Karena kami ber 4 perdana ke Gunung Singgalang ini . Kali ini kami hanya bermodalkan nekad dan nyali saja . Karena kami bertekad melakukan pendakian 7 top puncak sumatera . Kami berangkat dari rumah ke basecamp pendakian pukul 15.00 . Sampai di basecamp pukul 17.00 . Setelah mengurus administrasi kami langsung melakukan pendakian . Selepas dari basecamp kami disuguhi dengan hutan pimping disamping kiri dan kanan yang melingkar diatas kepala kami . Track yang membuat kami harus naik turun bahkan tiarap . Hutan pimping yang juga membuat kulit gatal-gatal . Malam pun mendatangi kami . Teman-teman saya pun takut karena perdana melakukan pendakian malam hari . Saya tetap memberi semangat kepada teman saya . Kabut mulai naik sudah menandakan kami telah jauh berjalan . Pukul 23.00 akhirnya kami sampai di cadas . Disana ada pendaki lain mendirikan tenda . Kami pun juga memutuskan untuk mendirikan tenda dan melakukan summit esok pagi . Didalam tenda kami saling gurau . Karena menurut saya proses dalam pendakian yang dirindukan oleh pendaki . Canda tawa dalam proses pendakian itu sangat menyenangkan yang dapat mengobati rasa letih . Kami tidur dengan berhimpit himpitan hingga dinginnya pagi membangunkan tidur kami . Kami langsung memutuskan summit menuju puncak melalui hutan lumut seperti berada di negeri dongeng . Berada di hutan lumut track nya adalah lumpur semata kaki . Saat berjalan teman saya terjatuh dilumpur dan handphone nya terjatuh ke dalam lumpur . Telah di cek . Handphone nya tidak mau hidup lagi . Kami terus berjalan dan kami telah sampai disebuah telaga bernama "Telaga Dewi" . Kami membersihkan badan yang telah kotor karena lumpur . Kami berfoto disana dan beristirahat sejenak . Berfikir cuaca yang kurang baik dan waktu semakin siang . Kami memutuskan untuk turun dan tidak sampai ke puncak . Hujan pun menghampiri saya dan kawan-kawan . Ini membuat proses turun kami cukup lama . Tak terasa sudah lama berjalan hari mulai gelap dan kami sudah mendekati basecamp . Sampai dibasecamp kami melapor ke basecamp bahwa kami turun dengan anggota yang lengkap . Kami pamit dengan petugas basecamp dan pendaki lain yang mau melakukan pendakian . Ketika saya melihat keatas puncak . Saya merasakan rindu entah kapan ke sini kembali . Kami kembali kerumah dengan rasa rindu canda tawa yang tak kan kami lupakan . Setiap pendakian dapat kita jadikan pengalaman dan pembelajaran . #GiveAway (Akun Ig ; @syukri_bastawi)
@gandhariana
5 жыл бұрын
Pengalaman saya dalam 'Melangkah pasti' saat pengalaman pertamaku ke gunung penanggungan. Kami janji sama anak malang berangkat pukul 8 sudah sampai lokasi, tapi kenyataannya pukul 12 anak malang baru sampai lokasi 😂. Walaupun begitu, kami dan anak malang tetap berangkat menuju pos pertama Gn. Penanggungan. Kemudian, kami berdoa sebelum berangkat dan setelah itu kami pun berangkat. Pos 2 telah kami lewati, tetapi tidak dengan pos bayangan. Kami kecapekan di pos bayangan. Akhirnya, kami pun mendirikan tenda dan bermalam di pos bayangan. Malam pun mulai larut, tanpa kami sadari ada badai kabut bercampur angin. Kami pun, masuk tenda supaya aman. Setelah aman, kami pun keluar dan bisa melihat lampu rumah penduduk seperti bintang. Bagi kami, itu pemandangan bintang paling indah sangat indah. Mungkin momen itu takkan kami lupakan. Keesokan harinya, pukul 5 kami pun naik ke puncak, memang kita ketinggalan namanya sunrise. Rasanya tuh sedih tapi biar lah tidak apa. Memang kami yang telat ke puncaknya, sadar kok kami 😂. Sampai ke puncak trus kami foto" dengan pose gokil" (bukan singkatan dari gosong kileng" loh ya) 😂. Setelah puas, kami pun turun. Saat hendak turun kami berpapasan dengan turis tanpa kami sadari. Kami pun menanyainya ternyata dia dari perancis (waw jauhh) 😍. Dia putih dan jalannya cepet ngga seperti kami yg bisa dikatakan sebagai yahh jalan keong (alon alon penting kelakon) 😂. Kami pun trus turun dan akhirnya sayonara 😇 (Ig: @rianurrahmawati)
@pabloescobar6938
5 жыл бұрын
Di pikir-pikir mbak jessica menjadi sosok yang termasuk memotivasi perempuan diluar sana yang baru saja untuk keluar dari zona nyaman dan untuk memulai sebuah perjalanan. Semangat mbak jessica semoga berhasil mencapai 7 puncak tertinggi di Indonesia 👏👏👏👏👏
@eigeradventurevideos
5 жыл бұрын
Salam Lestari
@hestimediutami2446
5 жыл бұрын
Pengalaman "MELANGKAH PASTI" aku sih waktu muncak ke gunung dempo, sumatera selatan. aku yang emang tergabung dalam organisasi mapala di fakultas mutusin buat mengasingkan diri sejenak dari ke hectic-an menjelang UAS, tepatnya 22 November 2018. awalnya, aku sempet ragu pergi karena ceweknya sendiri dari 8 orang, tapi aku bener2 tekad banget mau kesana, niat aku baik, jadinya aku beraniin diri buat tetep ikut. mungkin tuhan tau yah, eh H min beberapa jam sblm kita berngkat malah ada cewek yg mau ikut, jadilah aku gak jadi seorang diri. makin semangat dong aku!! ternyata, temen muncak aku kali itu lebih tua semua, aku yg paling kecil, wahh aku diperhatiin banget, apalagi cewek kan yaa. abang2nya baek2, mana lucu2, jadi perjalanan yg jauh jadi ga kerasa karena kita selalu ngobrol di jalan. jadii, menurut aku yaah milih siapa2 yg bakal kita ajak untuk muncak itu penting loh, maksudnya, mereka sangat mempengaruhi gimana perjalanan kita, mood kita. aku juga belajar dari pendakian ke gn. dempo itu bahwa tujuan kita ke gunung itu untuk kembali selamat, sama2. nah, jadi waktu kita mau mulai perjalanan, kita tuh barengan sama tim lain kan, nah ada satu cewe disana. eh taunya waktu kita smpe di shelter 2, mereka mutusin besok pagi turun ke bawah karena si cewek udah gakuat. disitu aku belajar, mau sedekat apapun puncak yg paling penting itu keselamatan kita. mendaki emang bikin nagih asli parahh, bnyak hal yg bisa kita dapet dari sebuah pendakian yg pastinya gabakal kita dapetin di kota. salam lestari!! #eigeradventure #GiveAway ig : @hesti_mu
@ei9421
5 жыл бұрын
Senin, 1 Oktober 2018 di Jatigede, Sumedang Karena dari perjalananku ini aku mendapat pelajaran yang sangat berharga. Tujuan aku dan temanku kesana untuk ke tempat wisata. Kita hanya berdua dan dua-duanya perempuan. Kita naik motor dan pergi kesana tidak tahu jalan hanya bermodalkan google map dan bertanya sama warga yang kita temui. Perjalanan panjang yang menguji kesabaran, kepercayaan, konsentrasi, berpikir positif dan yakin, serta bersyukur juga. Menguji kesabaran karena jalan yang harus dilalui itu jauh banget, ada yang belum diaspal hanya batu-batuan saja, jauh dari pemukiman warga dan sempat tersesat karena salah ambil belokan saat ada perempatan dan jalan itu buntu dan tidak memaksakan kehendak juga harus ke tempat yang kita tuju saat itu ketika situasi dan kondisi tidak mendukungnya. Menguji kepercayaan karena jalan yang kita lalui ini tidak mudah dan kita hanya berdua saja kita harus saling percaya satu sama lain. Apalagi kita mengendarai motor, yang dibonceng harus memberikan kepercayaan pada yang mengendarai bisa melewati jalanan batu kerikil dan jalan yang jauh dari pemukiman warga. Menguji konsentrasi karena jika kita berdua tidak konsentrasi apalagi yang mengendarai motor itu bisa berakibat fatal untuk yang mengendarai dan yang diboncengnya apalagi jika jalan yang dilalui itu jalan batu kerikil. Disaat situasi seperti yang aku alami bersama temanku itu sangatlah penting untuk berpikir positif dan yakin bahwa kita berdua bisa kembali ke rumah kita, kita berdua bisa melewati jalan kerikil yang panjang itu, dan kita berdua akan baik-baik saja. Menguji rasa bersyukur kita karena kita berdua tidak sampai ke tempat tujuan pada saat itu. Kita berdua bersyukur karena kita bisa melewati jalan kerikil itu, bisa kembali ke rumah dengan selamat meskipun kita tidak sampai ke tempat yang ingin kita tuju. Perjalanan aku dan temanku ini memang tidak menarik karena kita berdua gagal pergi ke tempat wisata yang ingin kita kunjungi tapi dari perjalanan itu kita mendapatkan pengalaman menarik dan bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga dengan siapapun dan dalam situasi dan kondisi apapun ketika kita melakukan perjalanan harus tetap berpikir positif, sabar, konsentrasi, percaya dan yakin bisa melewati apapun yang terjadi serta syukuri apapun hasil dari perjalanan yang kita lakukan baik itu menyenangkan ataupun tidak. Instagram : @ei_salapanopat
@sigit2934
5 жыл бұрын
“Melangkah Pasti” saat bertualang! Kapan, di mana, dan kenapa? . . . 16 Januari - 21 Januari 2019 Pendakian Terpanjang di Pulau Jawa Gunung Argopuro 3088 Mdpl The Hyang Plateau Ke Gunung Argopuro merupakan impian gw beberapa tahun lalu . Akhirnya bisa terwujud ditahun ini , perjalanan di mulai tgl 16 Jan 2019 saya berkumpul di St. Pasar senen . Setelah beberapa minggu sebelumnya komunikasi melalui WA . Saya berangkat 8 orang Jam 14.00 wib saya dan team berangkat menuju st.pasar turi surabaya dan tiba jam 01.40 wib . Sampai disana saya dan team langsung dijemput travel langganan yg biasa jemput para pendaki ke Gn Argopuro . Singkat cerita 17 Jan 2019 jam 02.30 wib langsung menuju basecamp baderan sebelumnya mampir ke Besuki untuk belanja logistik .Saya dan team pun tiba jam 10.00 wib dibasecamp Baderan . Perjalanan pun di mulai jam 11.30 wib saya dan team start dari basecamp Baderan menuju mata air 1 menggunakan jasa ojek Baderan . Opsi yg saya pilih naik ojek karena target camp pertama adalah Cikasur , selain efesien waktu juga untuk membantu perekonomian warga lokal setempat .Akhirnya Jam 20.00 wib Saya dan team tiba di cikasur disana kita ngecamp hari pertama , setelah seharian melalui jalan yg lumayan panjang dari mata air 1 menuju mata air 2 lalu menuju alun-alun kecil lalu alun-alun besar . Setelah tenda berdiri saya dan team makan malam lalu beristirahat utk melanjutkan perjalanan esok hari . Pagi harinya 18 Jan 2019 cikasur memang sangat indah . Savana yg luas , bekas runtuhan bangunan kolonial serta landasan pesawat terbang pun membuat suasana disana begitu indah meskipun ada cerita pilu dan mistis di Cikasur selama pembuatan landasan pesawat tersebut yg kini hanya tinggal cerita dan sedikit bukti peninggalan tersebut dan inilah salah satu tujuan saya kenapa saya ke Gn Argopuro . Selain itu pagi hari saya juga melihat merak dari kejauhan betapa beruntungnya saya .hari kedua saya dan team melanjutkan perjalanan jam 09.00wib target camp ke dua adalah Sabana lonceng . Saya dan team harus melalui perjalanan panjang menuju Cisentor disana saya break makan siang lanjut menuju Rawa embik sebelum matahari terbenam kita sudah sampai di Sabana lonceng dan cuaca pun bersahabat . Saya dan team pun beristirahat , hari ketiga 19 Jan 2019 jam 07.00 wib , pagi hari saya summit attack menuju puncak Argopuro lanjut menuju puncak Arca dan yg sedikit beda adalah ketika saya dan team menuju puncak Rengganis kita menggunakan jalur yg berbeda serta selama perjalanan kabut serta aura mistis pun menemani saya dan team yaitu menuruni lembah belakang puncak Rengganis . Disini saya dan team melihat banyak sekali reruntuhan bebatuan sisa -sisa cerita dari Sang Dewi Rengganis inilah yg membuat saya kenapa ke sini dan akhirnya pun sampai puncak Rengganis . Akhirnya mimpi saya terwujud bisa menginjakan kaki Di 3 puncak tersebut . Setelah itu kita turun jam 11.00 wib dari Sabana lonceng menuju camp hari ketiga / terakhir yaitu danau taman hidup , sampailah saya dan team sore hari jam 17.30 wib . Saya pun bermalam disana serta paginya 20 Jan 2019 hari keempat saya bisa menikmati keindahan danau Taman hidup disana begitu indah , tenang , dan damai . Rasanya ingin betah berlama-lama disana . Akhirnya pun jam 09.00 wib saya harus turun menuju desa bremi . Setelah menuruni jalur yg curam siangnya pun jam 13.00 wib kita sampai didesa basecamp bremi . Jemputan pun tiba setelah kita selesai bersih2 , mandi dsb . Akhirnya pun kita pulang jam 14.00wib menuju st pasar turi dikarenakan kereta berangkat pukul 21.00 wib . Setibanya kembali 21 Jan 2019 jam 08.50 wib di st pasar senen saya pun dan team kembali kerumah masing-masing dengan selamat . Karena Sejatinya Puncak adalah Pulang . Melangkah pasti dengan doa kedua orangtua , dukungan rekan kerja serta team pendakian yg solid akhirnya mimpi saya bisa terwujud . Niat , Tekad , Usaha dan kerja keras pendakian pun sukses . IG : @sigit_balaw Nama : Sigit HB #EigerCollaboration #ALifeJourney #GiveAway
@riskawatisulaeman7618
5 жыл бұрын
Pengalaman saya yang paling menarik saat melakukan perjalanan menuju Gunung Lompobattang, Sulawesi Selatan, tahun lalu, lebih tepatnya Maret 2018. Perjalanan kesana begitu mengacu adrenalin menurutku, karena akses menuju basecamp atau permukiman warga yang ada di kaki gunung sangatlah sulit karena jalanan nya masih berupa batuan atau kerikil. Setelah sampai di permukiman, saya dan teman" menginap di salah satu rumah warga untuk beristirahat. Setelah matahari mulai membiaskan cahayanya, kami mulai packing kembali. Kami berangkat sekitar jam 9 pagi. Perjalanan di awal masih bisa dikatakan berlangsung dengan mulus dengan jalur treking yang masih mudah sampai di pos 1. Tetapi saat menuju pos 2 sampai dengan pos 7 perjalanan terasa sulit bagi saya, karena jalur yang di lalui tidak ada bonus sama sekali. Hanya tanjakan dan tanjakan. Sampai akhirnya di perjalanan saya hampir menyerah, tetapi karena selalu di semangati oleh teman maka saya akhirnya kembali berjalan. Kemudian perjalanan dari pos 7-9 itu perjalanan semakin sulit karena melewati tebing" dan jurang di sisi kanan kiri. Di tambah lagi dengan cuaca yg tidak mungkin dan suhu yg mulai semakin dingin. Tapi alhamdulillah saya dan teman" bisa melewatinya. Kemudian setelah sampai di pos 9, saya kira kita akan membangun tenda disini karena dekat dgn sumber air, tapi ternyata tidak karena tidak ada lahan datar yang cocok untuk membangun tenda karena sudah di tempati oleh pendaki lain. Akhirnya kita memutuskan membangun tenda di atas puncak, tapi lagi dan lagi, jalurnya semakin sulit ditambah cuaca yang sangat tidak mendukung (angin kencang + kabut) yang membuat langkah kaki saya semakin melemah. Dan akhirnya saya berhenti di perjalanan, tapi tetap saja teman saya memberi semangat karena sedikit lagi kita mencapai puncak. Dengan semangat itu, sayapun kembali berjalan hingga akhirnya tiba di puncak walaupun dengan keadaan sudah sangat kedinginan (bisa dikatakan hampir terkena hipotermia). Tapi alhamdulillah bisa di tangani oleh teman" saya. Dan kami juga pulang dengan selamat meskipun perjalanan pulangnya harus jatuh 3 kali dan membuat kaki saya memar. Tapi tidak apa", disitu lah seninya perjalanan. Ada suka dan duka. Pelajaran yg bisa saya ambil dari perjalanan saya ini adalah carilah teman perjalanan yang sudah anda tahu sifat sifatnya ketika sedang berpetualang di alam, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Satu hal lagi, jangan mudah menyerah, tetapi jangan juga terlalu memaksa keadaan jika memang sudah tidak bisa melanjutkan perjalanan. Sekian dan terimakasih. Maaf kalau bahasanya berbelitbelit. Hehehe 😁 semoga bisa menang give away dari eiger adventure ❤️ Aamiin Instagram : riskawati_23
@ilhamrifai8258
5 жыл бұрын
Perjalanan "melangkah pasti" saya ketika saya melakukan pendakian disalah satu gunung yang ada di sumatera barat, yaitu gunung singgalang 2877 mdpl tepatnya pada tanggal 05 mei 2018. Awalnya kami ingin mendaki gunung marapi namun karena terjadi erupsi alhasil kami harus mendaki gunung singgalang karena gunung itu tidak jauh dari gunung marapi, mengingat budget yang kami telah kalkulasikan tidak bertambah dari yang telah kami sepakati. Singgalang adalah gunung pertama yang saya daki, karena itu adalah pendakian pertama saya tentunya terlebih dahulu saya harus tau apa saja yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pendakian. Saya melakukan pendakian bersama empat teman saya yang lainnya dan tentu dua orang yang lainnya sudah pernah mendaki gunung itu, dan mereka juga cukup berpengalaman dalam pendakian. Perjalanan kami dari pos satu sampai puncak singgalang cukup memakan waktu yang lama karena kami belum mengenal medan dan gunung singgalang termasuk memiliki trek yang cukup sulit, kami membutuhkan waktu 8 jam untuk sampai di puncak dan 8 jam perjalanan cukup lebih untuk menghilangkan rasa penat yang saya rasakan karena keindahan yang diberikan ketika saya dipuncak sangat menakjubkan, dan itu adalah perjalanan "melangkah pasti" yang sangat bermakna bagi saya, banyak sekali pelajaran yang saya dapat ambil di firs summit di gunung singgalang dan itu membuat saya terus ingin kembali untuk mendaki gunung-gunung yang ada di indonesia. Karna setiap gunung mempunyai ceritanya masing-masing. Ig : @ilhmrifai
@rickoindrapermana9235
5 жыл бұрын
5 Juli 2018 tepat hari dimana aku dan 6 temanku berkumpul untuk berangkat ke gunung merbabu, itu pertama kalinya aku mendaki gunung itu dan ada 1 temanku yg benar" bru pertama kali mendaki gunung. Kami brangkat dari Purwokerto pukul 4 sore, awal perjalanan masih nyaman menikmati perjalanan, sampai ditengah perjalanan teman" dn aku pun mulai lelah karna hari sudah gelap dn memutuskan untuk istirahat sejenak di Wonosobo, kemudian kami melanjutkan perjalanan sampai di basecamp merbabu via selo, kami sampai disana pukul 2 pagi dengan badan penuh lelah, tapi perasaan bahagia alhamdulillah hari itu cerah dn kami pun istirahat di basecamp sampe keesokan hari nya untuk memulai tracking. Hawa nya sangat dingin bahkan untuk mandi pun gakuat wkwk, akhirnya kami mulai mendaki pukul 7 pagi menuju pos 1, perjalanan dari basecamp smpe pos 1 cukup memakan waktu dn tenaga +- 2,5 jam, banyak dari kami yg sudah kehabisan tenaga, tapi semuanya memiliki niat dn tekad yg kuat untuk melangkah maju sampai kepuncak. Kemudian kami lanjut ke pos 2 memakan waktu 30 mnt, kemudian kami langsung melanjutkan perjalanan ke sabana 1 dn ke pos 3 yg kurang lbh 3 jam, disini semua tenaga kami sudah benar" habis dn ada temenku yg udh sangat kelelahan dn akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda karna hari yg sudah hampir gelap. Kami pun menyiapkan semua untuk makan malam dn bersiap untuk besok pagi summit dini hari. Pagi pun tiba tepat pukul 3 kami bangun dn bersiap untuk berangkat, akhirnya kami brangkat ke atas melewati sabana 2 terlebih dahulu, tanjakan demi tanjakan kami lewati, banyak sekali puncak bayangan yg aku kira sudah itu puncaknya, langit yg sebelumnya gelap, lambat laun berubah menjadi Orange, sudah pertanda pagi pun akan tiba, dengan dingin yg tidak main" kami pun tetap melanjutkan perjalanan yg hanya dibekali 2 botol besar air mineral untuk 7 orang, badan lemas, dengkul keram, tapi ga menghancurkan semangat untuk melangkah pasti menuju puncak keteng songo dn trianggulasih yg sudah menunggu diatas, akhirnya kami pun berhasil mencapai pinjak puku set 7 pagi, pertama kali sampai puncak rasanya seperti mimpi, pemandangan layaknya surga nya pendaki pun benar" terasa. Kami pun menikmati nya dengan mengabadikan momen itu dengan berfoto dn bercerita dgn pendaki lain diatas. Mnurut saya karena saat kita melakukan sesuatu apapun kita harus memiliki niat yg besar, dn pastinya dibantu dengan usaha yg maksimal, dn kita harus yakin untuk melangkah pasti menuju apa yg ingin kita capai, dan dapat berbuah manis. Ig: @temanberdebu
@asepqusyairi9953
5 жыл бұрын
Saat bertualang "melangkah pasti" itu sangat diperlukan, keraguan, ketidakingingan dan keinginan pribadi (egois) itu harus kita buang jauh-jauh. Salah satu contoh saya dan kawan-kawan saya "melangkah pasti" adalah ketika kami mendaki gunung semeru pada tahun 2017 kemarin, kami dengan semangat mendaki dan bertujuan sampai puncak para dewa tersebut. Dan ternyata di tengah perjalanan sahabat kami kakinya terkilir, kami bertiga memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan karena kami mementingkan persahabatan. Kami memutuskan untuk bermalam di Ranu Kumbolo selama 2 hari, setelah itu kami melanjutkan petualangan di pantai-pantai malang. Malam itu di Ranu Kumbolo, saya berfikir rasanya saya egois jika melanjutkan sendiri perjalan menuju puncak Mahameru. Saya lebih memilih "melangkah pasti" bersama teman-teman saya dari pada sendiri menuju puncak, jahat rasanya. Mungkin itu pengalaman "melangkah pasti" bersama kawan-kawan saya .. Ig : asepqsy
@Huwaidalyssa
5 жыл бұрын
Jika tidak salah seperti ini, "Kami adalah ganjil yang menggenapkan dalam mengambil keputusan." sebuah kalimat milik Fiersa Besari dalam buku Arah Langkah yang semakin mendorong kami "Melangkah Pasti" dalam perjalanan kali ini. Ya, usai lebaran tahun lalu. Tepat di akhir bulan juni ketika bulan purnama sedang cantik- cantiknya. Kami bertiga, gadis asal Jawa Tengah memutuskan untuk berkelana dan keluar dari zona nyaman. Kami tak ingin, masa muda kami sia- sia terkikis waktu tanpa ada cerita untuk anak cucu kami. Bebi (18th), Arum (18th), dan aku (17th), memulai petualangan kami mendaki Gunung Rinjani, Lombok, NTB. Dengan skill survival yang sekiranya cukup membekali perjalanan kami. Dan beberapa penerapan teknik hitchiking pun kami lakukan. Bertemu banyak orang, cerita kesana- kemari, membuat kami menikmati perjalanan kali ini. Sembalun - Plawangan- Puncak Dewi Anjani- Segara Anak adalah surga milik Nusa Tenggara Barat, surganya Indonesia. Yang wajib kita syukuri nikmatnya, indahnya kaldera pegunungannya sulit untuk terlupakan. Jauh dari kata- kata dalam cerita singkat ini, perjalanan kami jauh lebih panjang. Dan pesan kami untuk kalian pemuda di luar sana, Berjalan dengan aturan memanglah baik, tapi berpetualang dengan konspirasi alam itu jauh lebih menarik. Salam lestari~~ Instagram : _huwaidaap
@ravifirdaus9428
5 жыл бұрын
melangkah dengan pasti. suatu hari saya dan tmn2 yang sangat mencintai dan menyayangi alam ini mempunyai niat dan tekat yang kuat utk menggapai salah satu puncak di indonensia, dan pd suatu ketika di ajaklah saya ini ke salah satu gunung di jawa di mna kesipan fisik, alat dll blm dia siapkan. pd saat itu pun saya dgn teguh dan tekat yang kuat memberanikan diri utk memulai petualangan ini sedini mungkin karen waktu liburan yang tidak terlalu panjag, pd waktu itu pun Mt. sumbing pun menjadi salah satu tujuan saya karena dgn berbagai alasan, pemandangan yang hijau dibarengi dng hirup2 udara yng segar.perjalanan pun kita mulai pd sore hari ......kenapa kita memulai di sore hari cuaca hari itu pun menjadi persoalan sendiri dan di tambah kesiapan fisik dari personal pun blm memadai maka dari itu kita memiih sore hari, singkat cerita setibanya di pos 3 patut kita sukuri alam yng hijau sedikit demi sedikit mulai menghilang di barengi dng gemerlapnya bintang2, pd saat itu pun kita berhenti sejenak utk istirahat dan solat karena hal yng paling penting dalam menadaburi alam adalah jdn sampai lupa dng pencipta alam tersebut, singkat cerita mendaki gunung adalah salah satu olahraga yang menyenangkan lebih2 kita bisa menikmati indahnya alam semesta ini di mna saat berada di puncak kita patut sadari bahwasanya tdk ada yng perlu di sombongkan di dunia ini karena di ata langit masih ad langit .sekian dari petuanlangan saya . @ravi_firdaus
@_adho6603
5 жыл бұрын
Pendakian di bulan oktober 2018 ke gunung gede pangrango adalah pendakian pertama saya dengan 9 teman . Dengan semangatnya , Ga tanggung tanggung pake keril 80L sebagian logistik dan ada beberapa alat temen saya bawa . Singkat cerita perjalanan kami mendaki ke gunung gede via cibodas sampai mendiirikan tenda d surya kencana menghabiskan waktu selama 14 jam , dan tim saya menjadi rombongan terahir , trekking 10 menit , istirahat ngopi , ngeroko , makan sampe 30-45 menit hehe dan tidak lupa setiap liat view bagus kami selalu berhenti untuk mengejar eksistensi hehe
@sulhamnugraha8695
5 жыл бұрын
Pada hari itu, Sabtu tanggal 10 Desember 2016 saya mencoba untuk keluar dari zona nyaman saya dan untuk pertama kalinya saya mendaki gunung, gunung yang saya daki yaitu gunung Pulosari yang berletak di Pandeglang, Banten. Saya mendaki gunung bersama kawan saya yg bernama keman. Kami berdua mendaki gunung tersebut dan saat sampai kawah hujan turun membasahi saya dan kawan saya. Salahnya saya dan kawan saya tidak ada yang membawa jas hujan satupun dan alat-alat gunung yang dibawa hanya jaket, senter, dan sepatu. Itu benar-benar pertama kalinya saya naik gunung dan tidak tau alat-alat apa saja yang harus saya bawa. Lalu, saya kebasahan dan tidur disebuah gubug (saung) kosong, gubug yang saya jadikan tempat saya istirahat sebelum saya muncak itu bocor atapnya. Dan kami basah kuyub semua. Pagi pundatang kami peras baju kami dan kami siap-siap muncak setelah sampai puncak kami bersyukur oleh keindahan sang pencipta terimakasih tuhan atas anugerah keindahanmu ini. Saya sadar alam semesta di negeri ini indahh sekali dan saya bersyukur. Saat saya mendaki gunung langkah saya "melangkah pasti" karena kita tidak usah terburu-terburu, kita nikmati saja langkah demi langkah kita perlahan, banyak makna yang kita raih, banyak saudara yang kita temui. saat kita menyapa dan saat kita meghargai itulah tujuan yang kita cari saling menghargai dan bersyukur atas nikmat yang tuhan. Terimakasih bagiku "Melangkah pasti" adalah makna yang tak bisa diungkapkan tapi bisa dilakukan dengan niat yang baik dan tujuan yang baik. Instagram: Sulhamnugraha Nama: sulham nugraha
@putrimulyani2266
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik saat pertama kali menjajaki gunung marapi 2.891 Mdpl. Di Sumbar. Tahun 2014. Saya di tantang naik gunung karna saya di ejek sama teman saya, seperti ini "masak anak pramuka gak berani naik gunung?" Huftt kalimat salah satu teman saya yg menantang untk naik gunung ini membuat saya bergejolak untk membuktikan kalau saya berani😁 Pada saat itu saya tidak memiliki perlengkapan mendaki gunung yg standart operasional pendakian😂. Maklum masih perdana..... Kurang lebih jam 22.00 WIB kami mulai start dari bascam. Huft...rasa Kesal,dongkol dan geram saat menebus hutan belantara menaiki tebing curam, akar yg licin dan jalan setapak. perjalanan malam yang gelap semakin membuat perjalanan tambah berat, tak jarang kaki terpeleset di jalan setapak yg becek, kemudian sambil mengoceh di dalam hati berjanji tidak mau kembali lagi kesini. Sampai akhirnya sekitar jam 4 subuh menjelang matahari terbit. kaki memijaki kontur yang sudah tidak tanah lagi. yap! Kami mulai memijaki cadas.... seketika saya menoleh kebelakang. MasyaAllah☺️ saya terdiam dan mengucap syukur yang tiada hentinya.... sepanjang mata memandang tidak ada yang tidak indah... sempurnanya ciptaan Allah☺️☺️ Setelah turun.... tak seberapa lama, tiba2 aku rindu untk kembali menapaki hutan belantara yang mengahdiahkan pemandangan indah itu, tidak hanya itu, dalam perjalanan pendakian gunung saya dapat belajar kesabaran, kedisiplinan, santun dalam berucap dan yang pasti kebersamaan 😍☺️. Ya,,, saya telah jatuh cinta pada pengalaman pertama. Dan mulai menabung untk membeli kebutuhan perlengkapan alat mendaki 1 per satu Eiger telah membantu ku untk kelancaran pendakianku selanjutnya. Ig : Triputrimulyani
@anideltam7446
5 жыл бұрын
Pengalaman aku pertama kali “MELANGKAH PASTI” dulu aku pemula yang harusnya aku harus mendaki gunung yg trackingnya harus kecil”an dulu kata temenku , dan aku minta saran sama kakakku,temanku yg mempunyai pengalaman muncak ke gunung , aku pertama kali ke G.Buthak yang katanya trackingnya tidak cocok untuk pemula temn”ku sempat bilang gak usah ikut dehh disana kmu pasti juga ngerepotin karna trackingnya itu sulit dan lumayan memakan waktu banyak apa lagi buat kamu yang pemula, kata temanku gitu. Tpi aku ingin coba buktikan kalo aku bisaa dan akhirnya aku siap” aku diajak temanku dan doi , tapi posisinya aku lagi putus sama doi nih. Akhirnya aku mutusin berangkat pukul 06.00 pagi dari rumah menuju rumah temenku pukul 08.00 tiba. Dan ngelanjutin berangkat menuju ke G.Buthak sampai disana pukul 11.00 kita naik pukul 11.30 sepanjang perjalanan aku menikmati pemandangannya bersama produk Eiger yang ku pakai, heheh singkat cerita- Menjelang magrib gak terasaaa jugaaa aku tanya ke pendaki yg lain padang sabana berapa jam lagi mas , masnya jawab ayo mbak 5menit lagi tapi gak sampe” akhirnya kita memutuskan untuk berhenti di sebuah pohon besar dan aku duduk di situ bersama temanku . Aku sempet ajak omong temenku cewek sihhh tapi dia diem ajaaaa dan gak lama adzan berkumandang temanku tiba” nangisss dan dikira teman” nihh dia kena hypo akhirnya kita ambil jaket dan semuanya dehhh posisi bingung banget tapi aku diem aja sambil aku liat matanya . Dan aku bilang ketemenku kalo dia gak terkena hypo melainkaan yang lain. Akhirnyaaaa semua panik gara” omongaku karena mata temanku memperhatikan aku terusss aku jdi takutt , dan akhirnya kita pindah tempat dan membawanya ke lain tempat tapi tetap aja dia nangis dan kita baca do’a terusss . Aku sempet nangis sih karna aku gak bisa apa” gak bisa nolong. Kita jadi pusat perhatian pendaki lain jadinya heheh, akhirnya dia bisa sembuh karna doiku dan berkat do’a temen” yg lainnya dan kita buat makan karna lapar .singkat ceritaa- sampai di sabana jam 10 malm kita memutuskan untuk mendirikan tenda dan muncak ke buthak pagi jam 9 an . Di sana ku gak bisa tidur karna dinginnn . Dan akhirnya aku memutuskan untukkk diem aja menyudut di pojokan tenda heheheh, sampai pagiii kita berfoto” mencari sunrise dan masak” , setiba pukul 09.00 kita mau muncak tapi ada kendala kebakaran di tengah” perjalanan tapi tetep di lanjut aja, dan senengnya aku di ajak balikan sama doiku tepatnya tgl 17 agustus 2018 heheh makin deg degan wkwkwk agak malu tapi ku terima heheh dan selesai itu pengalaman yg gak pernh ku lupakan. (Ig :Anideltam_)
@aninditavivianaminarnoputr1359
5 жыл бұрын
Pengalaman naik gunung, pertama kali itu pas tanggal 15 desember 2018, di gunung merbabu, kenapa aku mendaki, karena aku tau bahwa dari mendaki kita tau bahwa Sang Pencipta selalu memberi tanda untuk apa yang diciptakan-Nya, Mendaki membuat diriku mengerti apa artinya bersabar hingga Puncak yang membuat hati berdecak kagum melihat segala nikmat yang diberikan Tuhan, pengalaman mendaki membuat kita sadar bahwa mendaki bukan soal siapa yang sampai di Puncak terlebih dahulu, mendaki adalah ketika kita mampu mencapai nya secara bersamaan karena tanpa ada mereka pendakian akan terlihat biasa saja. Pengalaman saya : ketika bertemu dan mengobrol dengan pendaki dari luar kota hal yang paling ingin saya utarakan adalah mengapa mereka jauh jauh datang kesini ,kenapa yang dekat saja takmampu 😂 Pendakian mengajarkan kita tentang arti kebersamaan, tentang arti hangatkan obrolan saat menapaki tanah pegunungan yang kadang tak bersahabat. hal yang takpernah ku lupa adalah ketika perjalanan turun ke basecamp melihat seekor monyet yang sangat indah dan belum punah di Merbabu Mountain ♥♥Terimakasih Tuhanku, terimakasih merbabu perjalanan panjang untukmu♥♥♥ Ig: anindit__
@jentofficial4188
5 жыл бұрын
Pada tanggal 30 Desember 2018 , Saya dan teman saya berdua berangkat untuk mendaki Gunung Kerinci dengan keadaan mendadak dak kurang persiapan , setelah sampai di Kota Sungai Penuh Kerinci pada tanggal 31 Desember 2018 , kami berangkat ke pos R10 pada siang hari dan sampai sore hari sekitar jam 4 kita tidak boleh mendaki langsung , dikarenakan pendaftaran batas jam 5 dan memang tidak diperbolehkan melakukan pendakian malam , padahal kami mau mengejar tahun baruan di puncak 😁 , jadi kami menginap lagi semalam di pos R10 , sembari istirahat di pos R10 banyak teman-teman pendaki lain yang sudah pada turun dan bercerita bahagia karena dapet cuaca yang cerah , ngerasa cuaca sudah pasti cerah jadi semangat dong , setelah mengobrol sama teman-teman ada satu orang pendaki namanya Om Iwan dia dari jakarta yang nunggu temannya datang buat mendaki juga besok , karena kami berdua dan baru pertama kali mendaki Gunung tertinggi ke-2 di indonesia jadi saya usul kenapa gak gabung aja sama dia kan ,setelah ngobrol dan dia juga mau gabung buat mendaki bareng. Besoknya Tanggal 01-01-2019 pagi , ketemu sama temennya om iwan yang ditunggunya semalaman namanya Tommy , dan ternyata si Tommy ini bawa pacarnya , yaudah dong jadi kita berlima mendaki bareng tuh pukul 10 pagi jalan dari pos R10 ke Pos Pintu Rimba , karena jalannya aspal dan nanjak agak lumayan cape juga sih . Setelah sampai pos demi pos di Gunung Kerinci , masih semangat karena cuaca masih kelihatan cerah , sesampai di Shelter 1 , saya sudah melepas lelah karena ditengah perjalanan menuju Shelter 1 Lutut saya sudah terasa linu dan sakit , akhirnya kita ngecamp di sana untuk meredakan sakit lutut. Besoknya Tanggal 02-01-2019 , Pagi kita bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju Shelter 3 , dan lagi-laginya Lutut saya tetap terasa sakit , akhirnyaa memutuskan untuk istirahat ngecamp aja di Shelter 2, karena kaki saya sudah tidak memungkinkan lagi untuk jalan dengan jalur yang terjal , sesampai di Shelter 2 saya mengistirahatkan kaki saya sementara teman-teman yang lain bergegas mendirikan tenda dan mempersiapkan buat makan , karena pada saat itu kondisi cuaca sudah mulai hujan angin . Pada malam hari kita ngobrol untuk menuju puncak jam berapa , bilangnya jam 3 pagi , eh gak taunya kebablasan 😂 bangun jam 4 pagi Tanggal 03-01-2019 , nah Waktu mau summit attack temen-temen pada nanya sama saya , gimana kaki sanggup muncak lagi gak ? terus saya bilang iya bang/om sanggup insha allah , setelah pertengahan jalan kaki saya kembali nyeri , dan gak bisa bergerak , aduhhh 😭 , jdi saya paksain aja deh karena udah ngejer sunrise , setelah lewat shelter 3 akhirnya dapet sunrise , setelah itu jalan lagi , dan sialnya waktu jalan badai angin datang di tugu yudha , kata orang" sih disana memang udah banyak orang hilang karena jalurnya gak keliatan sama sekali karena kabut + badai angin , udah ngeliat badai angin rasa udah gak mau jalan lagi . temen-temen pada berunding untuk ngomongin mau laniut atau tidak dan saat itu juga kaki saya makin parah , setelah berunding 3 orang masih tetep nekad untuk jalan ke puncak dengan kondisi jalur kabut + badai angin , dan saya kembali turun ke Shelter 2 dengan ditemani om iwan . sesampai di shelter 2 selang berapa jam temen udah pada turun dengan keadaan senang karena sudah sampai di Top Sumatera G.Kerinci 3805 Mdpl , dalam hati yaudahlaahh yang penting selamat daripda maksa naik . sudah berkumpul kembali berunding tentang kaki saya untuk turun kembali ke pos R10 , bang Tommy bilang kalau gak sanggup kita bermalam lagi disini , terus saya bilang langsung turun aja bang gpp bisa kok , akhirnya turun bareng. Setelah sampai di pos R10 dengan selamat akhirnyaa pada malam hari Tanggal 03-01-2019 kita beristirahat melepas kelelahan setelah 2 hari 2 Malam di Hutan G.Kerinci. Paginya Tanggal 04-0-2019 kita berpisah dengan Bang Tommy Bersama Pacarnya dan Om Iwan ,Selesai !😂 itulah cerita yang saya alami pertama kali mendaki Gunung Kerinci Tertinggi ke-2 di Indonesia dengan ketinggian 3805 Mdpl. Terimakasih ! Instagram : @jentznt
@muhammadikhsan2084
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik dalam "melangkah pasti" -04 September 2015- Ketika itu berawal dari saya mengenal dunia petualangan, bersama dengan beberapa teman-teman sekelas di bangku kuliah. Saya sering mendengar sebuah nama gunung dengan sebutan gunung Bawakaraeng, salah satu gunung populer yang ada di sulawesi selatan. Berawal dari rasa penasaran, saya pun mengajak beberapa teman kelas kuliah saya untuk ke sana. Alhasil kami pun sepakat untuk bersama-sama melakukan petualangan menuju puncak Gunung Bawakaraeng. Dengan melakukan persiapan perjalan secara bersama-sama, kami pun berangkat dan akhirnya sampai di perkampungan terakhir Lembanna, keramahan masyarakat sekitar menyambut kedatangan kami dengan penuh senyuman, rasanya seperti berada dikampung sendiri.Tanpa selang waktu lama, Saya dan teman2 mulai memasuki jalur dan melanjutkan perjalanan menuju puncak dengan melewati keanekaragaman hayati yang sangat memanjakan hati dan mata. Terik matahari pun kian terbenam menambah semangat saya untuk segera ingin sampai dipuncak menikmati sunset, dan hal itu pun tercapai . Bersama teman-teman, saya sangat menikmati pengalaman ini. Berada di puncak, melangkah bersama menikmati matahari terbenam dari ketinggian puncak Gunung Bawakaraeng. Satu hal yang pasti, melangkah bersama dengan orang-orang yang kita sayangi, akan memberikan suatu kebahagiaan yang pasti. Ig : @iccank.jaguar
@dwieandini8293
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik saya dalam melangkah pasti adalah ketika saya bersama 3 teman saya untuk mendaki Gunung Bawang kabupaten Bengkayang provinsi Kalimantan Barat. Ketinggian gunung Bawang atau Bawang Peak adalah 1471 MASL. Mungkin ketinggiannya tidak seperti ketinggian gunung-gunung di pulau Jawa, tetapi medannya sama persis susah. Pada awalnya kami tidak punya persiapan bahkan planning untuk mendaki gunung tersebut, hari ini kami membuat planning besoknya kami lansung mendaki gunung Bawang. Pada waktu itu saya mengalami kram pada kaki kanan ketika sampai di hutan lumut kira-kira 30 meter sebelum puncak, disitu saya hampir memutuskan untuk menyerah namun beruntung seorang teman masih setia menunggu saya dan menolong saya dan akhirnya saya sampai puncak dengan disemangati kata-kata "ayo puncak Sebentar lagi". Dari pertama teman saya menyebutkan puncak Sebentar lagi 5 jam kemudian ternyata baru sampai puncak 😂 dan itu adalah motivasi melangkah pasti. Salah satu pengalaman menarik saya juga adalah mengenal monster penghisap darah yaitu lintah darah atau biasa disebut Pacet . Malahan saya sudah sangat ikhlas ketika membuka sepatu dan kaus melihat sarang Pacet baru di kaki 😂😂😂. Sekian pengalaman menarik saya. Salam lestari, salam adventure. Instagram : @dwieoktavian31
@priodatmoko3243
5 жыл бұрын
Melihat video ini membuat ingatan saya kembali beresonansi ketika pada awal tahun lalu saya dan kelima teman saya memutuskan untuk Tour ke beberapa tempat di Jawa Barat. Kondisi cuaca yang tak menentu, membuat saya dan teman - teman sangat berhati - hati dalam melakukan perjalanan. Sampai akhirnya kami tiba di pintu pendakian Gunung Papandayan, dengan bekal dan pengetahuan seadanya serta cuaca yang kurang bersahabat kami memutuskan untuk mendaki Gunung Papandayan, walau kondisi cuaca dibawah hanya mendung, namun ketika sampai di basecamp kami diguyur hujan lebat serta angin tak hentinya. Awalnya saya tak percaya bisa sejauh itu karena hanya berbekal seadanya namun ternyata kebersamaan bisa membawa saya melangkah lebih jauh, karena kami saling menguatkan. Salam Lestari. @prioatmoko
@raihanz.m8461
5 жыл бұрын
Melangkah pasti "Cikuray" Saya mendaki untuk yang ke 2kalinya ke Gunung Cikuray,dengan teman-teman saya beranggotakan 10orang,5perempuan dan 5laki-laki. Dalam pendakian itu kami sudah merencanakan jauh jauh hari, dikarenakan jadwal sekolah yang padat. Jum'at,sepulang sekolah jam 11.00 dan jumat dulu sampai jam 12.30.Jam 13.00 kami berkumpul di suatu tempat untuk pergi ke Cikuray, dikarenakan ada yang tidak tepat waktu akhirnya kami berkumpul pada jam 14.00,di perjalanan untuk sampai ke pos kita berbincang-bincang menikmati indahnya pemandangan,dan pada jam 17.00 kami sampai di pos pendaftaran. Beristirahat sejenak,mengambil air ,sholat dan akhirnya kami memutuskan untuk memulai pendakian pada jam 18.30. Saya sedikit ragu untuk memulai pendakian di malam hari,karena bernavigasi di malam hari sangatlah tidak di anjurkan,tapi mau bagaimana lagi. Kami berjalan terus,dan kami tidak kuat untuk melanjutkan perjalanan,karena memang jalur yang terus menanjak,dan tidak ada landai nya,akhirnya kita tidur di jalur pendakian pos 2-3. Kami mengalami banyak hal yang tidak terduga,dikarenakan ada 1orang yang sedang haid.ya di sisi lain kami ingin cepat2 pulang,di sisi lain juga kami harus menyelesaikan pendakian Dan dengan pertimbangan dan lainnya besoknya kami "melangkah pasti" untuk melanjutkan pendakian. Melanjutkan pendakian untuk sampai ke puncak gunung,dan akhirnya kami menggapai puncak itu pada hari sabtu jam 15.00,dan kami menghabiskan waktu satu hari lagi untuk menimati sunrise di hari Minggu. Pada hari minggu kami turun gunung untuk pulang ke rumah dengan selamat. Tabik dan salam. Ig:@raihanzaenal.m
@AnggaAdiyutha
5 жыл бұрын
Sebuah perjalanan dan petualangan yang mengantar saya dan sodara-sodara saya harus menjadi satu pikiran, perasaan dan kekuatan. Ekspedisi Seven Summits Indonesia, Gunung Rinjani, 14 juli - 14 Agustus. Perjalanan dan petualangan ini memang sudah di rencanakan sejak jauh hari. Awal dari rencana yaitu menyelesaikan pendakian seven summits Indonesia, yaitu gunung Rinjani, pendakian seven summits ini sudah pendakian ke-3. Akan tetapi ada rencana tambahan yaitu pulang dengan menuju ke rumah dengan menjadi seorang backpacker berjalan selama kurang lebih 1 bulan. Saya dan sodara-sodara saya membuat sebuah janji dan prinsip dalam perjalanan kali ini yaitu berangkat melalui jalur udara dan menikmati ketenangan saat berangkat dan lalu pulang melalui jalur darat yang hanya merasakan kegelisahan dan kecemasan, kami gelisah atau kami cemas karena kami berpikir apakah kami bisa sampai dirumah. Karena dalam perjalanan ini ada satu janji lagi yang kami lakukan yaitu pulang dengan melakukan biaya 0 Rupiah. Sebelum masuk cerita tersebut, kami melakukan pendakian gunung Rinjani selama 5 hari 4 malam, disetiap gunung, terutama gunung seven summits Indonesia yang saya daki memiliki ciri khas masing-masing, dari track gunung, keindahan gunung, budaya setempat di lereng gunung. Gunung Rinjani mempunya ketinggian 3726 Mdpl. Berbeda dengan gunung yang lain, di Rinjani terlalu banyak wisatawan dari luar negeri, saya sampai bingung, kemana masyarakat negara kita sendiri, memang banyak masyarakat negara kita tapi saya turut sedih. Saya turut sedih mereka kurang menikmati apa itu indahnya alam Indonesia, hanya menjadi pekerja untuk para wisatawan luar negeri. Kami hanya bertemu beberapa orang pendaki Indonesia dan merekapun sama pemikiran dengan kami, bahkan orang yang menjadi guide disana dan dia juga seorang pendaki merasakan apa yang kami rasakan juga. Bagaimana negara kita mau maju jika kita hanya sebagai budak mereka. Semenjak itu saya selalu berpikir bagaimana cara agar kita warga negara Indonesia bisa menikmati ke indahan alam negara kita sendiri bukan hanya orang luar saja yang bisa tapi kami juga bisa. Setelah 5 hari di gunung Rinjani kami berdiam diri lama di Lombok menikmati indahnya lombok seperti tempat wisata Gili Trawangan dan kota Mataram, karena kami tidak mau kalah dengan touris yang bisa menikmati indahnya Indonesia tapi kami warga negara Indonesia asli, bisa juga menikmatinya. Setelah dari Lombok, kami menyebrang menuju ke Bali untuk singgah lalu lanjut berwisata ke pantai kuta, banyak pelajaran yang kami dapat di pulau Bali, berbicara, bertanya dengan pedagang-pedagang di pinggir pantai kuta bagaimana mereka menjalin hidup dan bersaing dengan tempat-tempat yang sudah bermerek. Kami berpindah-pindah ke kota-kota besar selanjutnya seperti Banyuwangi, Surabaya, kota istimewa Yogyakarta, Bandung, Serang dan terakhir kembali pulang kerumah. Disetiap kota punya ceritanya masing-masing seperti salah satunya di kota Bandung, kami singgah ke toko Eiger pusat untuk melihat dan membeli barang-barang yang bagus dan rencana ingin bertemu Fiersa Besari, tetapi ternyata Fiersa tidak ada sedang di Bandung. Selain ke toko Eiger pusat kami pergi ke Komunitas pecinta alam tertua di Indonesia yaitu WANADRI untuk bertemu panutan, kami membentuk sebuah organisasi seperti mereka juga. Kami pulang dengan biaya 0 Rupiah, bukan berarti kami tidak mencari uang untuk pulang, kami menebeng mobil orang, mobil yang kami tumpangi mobil dengan mempunyai bak di belakang mobilnya seperti mobil pickup dan truck, tidak sering naik mobil kami juga naik kereta setelah sampai di pulau Jawa, kami mencari duit, mengamen di setiap tempat makan, musikalisasi puisi di Yogyakarta dan tempat lainnya, terkadang bila tidak ada biaya sama sekali kamipun jalan sambil membawa tas yang besar itu (Carrier). Penginapan kami banyak tempat, di depan ruko orang, di masjid, dan di tempat teman yang menampung kami. Dan sampai akhirnya kami sampai dirumah di sambut hangat oleh keluarga dan teman-teman yang sudah menunggu kami. Ig : @anggaadiyutha
@indriiswanto3754
5 жыл бұрын
Selalu support karya anak negeri Eiger joss 😍
@anasusanna6455
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik aku dlm "melangkah pasti" adalah saat aku bertualang ke Gunung Raung tahun 2016 bersama 4 orang temanku. Kenapa? Karena pertama kalinya aku summit selama 24 jam penuh. Rencana awal kita akan camp di pos 7 karena akan lbh dekat saat summit. Cuma karena kondisi tubuh kami yg sudah lelah akhirnya memutuskan camp di pos 5. Summit di mulai jam setengah 3 pagi dr pos 5, lalu sampai di puncak sejati jam setengah 4 sore dan kembali ke tenda di pos 5 jam setengah 3 pagi lg. What a tired day. Bagi kalian yg pernah ke Raung, yg katanya track Gunung tersulit se Jawa, kebayang dong pd malam hari kami satu-satunya group yg msh ada di atas tebing. saat itu pikiran kami semua campur aduk dan hanya pasrah kepada Tuhan. Disana aku benar-benar harus "MELANGKAH PASTI" karena sekali aja saya salah melangkah, saya akan jatuh dr tebing. Disanapun aku merasakan apa itu arti persahabatan, kesetiaan, kebersamaan, saling menjaga satu sama lain, menyadarkan aku kalau manusia itu bukan apa-apa di dunia ini dan gak pantes menyombongkan diri. Saat itu jg aku makin mengerti apa arti PULANG yg sesungguhnya. Apa arti KELUARGA yg menunggu di rumah. Karena sejauh apapun kita pergi, kemanapun kita pergi. RUMAH adalah tempat kembali. ( IG @ana.susanna)
@adventureRendezvous
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik saya dalam "melangkah pasti" pada waktu melakukan pendakian digunung merbabu via selo tepatnya di bulan april 2018 yang lalu. Mengapa menarik? Karena pada saat berangkat saya bersama 4 orang teman yg akhirnya mereka hanya sampai di sabana 1 gunung merbabu. Kami berangkat dari base camp sekitar jam 12 malam dan sampai di sabana 1 pukul 6 pagi. Namun setelah kami sampai dan beristirahat di sabana satu, ketiga teman saya memutuskan untuk turun, namun saya tetap bertekat untuk melanjutkan perjalanan seorang diri menuju puncak. Akhirnya setelah siang itu mereka turun, saya harus bermalam sendirian dan membuka tenda menanti pagi.. Sebuah malam yg panjang, sepi dan dingin buat saya waktu itu.. Keesokan paginya saya melanjutkan pendakian saya menuju puncak. Butuh waktu sekitar 3 jam pendakian dari sabana 1 untuk mencapai puncak.. Setelah beristirahat di puncak, saya memutuskan turun melalui jalur lain menuju desa wekas.. Jadi perjalanan lintas merbabu ini sebenarnya tidak direncanakan sama sekali... Ada banyak pelajaran ketika harus berjalan seorang diri tanpa teman. Sebuah momen yg baik buat merenung betapa kita tidak ada apa apanya ketika berada dialam ciptaan Tuhan yang indah ini.. Pelajarannnya adalah Melangkahlah dengan pasti dan dengan tenang dan sabar untuk menyelesaikan sebuah perjalanan dengan tekat yg kuat. Salam Lestari Instagram : @adventure_rendezvous
@ismailiqbalir461
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik saya saat bertualang. Assalamualaikum Waktu itu pendakian dilakukan di gunung MANGLAYANG, niatnya kami berangkat sore hari bada Ashar, namun dikarenakan kurangnya planning dan jalanan macet. Kami sampe di start pendakian pas banget dengan adzan maghrib.. nah disana saya baru sadar.. apa apaan ini saya mau muncak jam segini??? Namun di ambil kputusan untuk tetap mendaki. Karena terlanjur sudah niat mendaki. Dan perjalananpun berlangsung.. saya slalu mengusahakan mendapatkan pengalaman dan menikmati perjalanan. Ngeureuyeh nikreh walaupun slalu yg paling akhir namun tetap dengan tujuan yg sama yaitu puncak.. Di tengah perjalanan saya merasa lapar. Dan memutuskan untuk iatrahat sejenak dan masak untuk makan... dan yang paling mengejutkan saya yaitu ketika mengaktifkan data handphone, ternyata baru kali ini di puncak gunung menemukan jaringan 4g full. Haha puncak terasa punclut. Sekian Wassalamualaiku. Wr.wb
@deanrakawisna1246
5 жыл бұрын
Melangkah tapi pasti. Pengalaman saya dari kata tersebut adalah dimana ketika saya memulai mendaki ke gunung prau, pada tanggal 25 agustus 2018. rencana kami menaiki 2 gunung prau dan merbabu tetapi karena cuaca di jogja itu buruk sayang sekali hanya bisa mendaki gunung prau. Oh iya perkenalkan nama saya dean saya sendiri belum terlalu mahir dalam mendaki, peralatan pun masih sedikit. bukan saya mengaharapkan untuk diberi tapi karena hal tersebut saya menjadi mengerti bahwa dengan cara sedikit demi sedikit menabung untuk membeli peralatan itu sangat asik, seperti yang sering dibicarakan orang jawa "alon alon asal kelakon" hehe . Lanjut cerita saya dan rekan rekan melakukan perjalanan dari kota jogja ke wonosobo, sampainya diwonosobo itu sore hari dan disana saya kaget dan baru tau banyak sekali pendaki, maklum baru pertama kali, dan banyak orang yang menawari pendakian ke gunung gunung lain seperti sindoro, sumbing dll. Ketika itu kami memesan perjalanan untuk ke dieng tapi kami harus menunggu sampai maksimal 12 orang untuk memulai keberangkatan, dan... Ketika kami menunggu kami mendapat kabar bahwa pendakian ke gunung prau itu ditutup sontak kami terkejut karena kami akan mendaki ke gunung tersebut, kemudian dari berita tersebut ada yang mengatakan bahwa itu hoax, lega perasaan kami mengetahui hal tersebut. Lanjut pemberangkatan dimulai jam 7 malam sampai didieng jam 9 sangat dingin sekali. Lanjut cerita kami memulai pendakian jam 7 pagi oh iya saya belum cerita disaat melakukan pendakian ke gunung prau saya sedang sakit paru paru jadi harus minum obat tiap jam 6 pagi. Lanjut ke pendakian karena organ pernafasan saya sedang sakit dan nafas ngos ngosan saya tertinggal dari rombongan hanya 1 sahabat yang menunggu saya dan membantu saya sampai kepuncak . Dari sini saya mulai mengerti dan belajar bahwa hal terpenting dari mendaki adalah menakluk kan ego sendiri dan biarkan alam serta semesta memberikan keindahan serta bukti bahwa alam bukan untuk diperlombakan apalagi untuk ditaklukan, kita tidak perlu meninggikan diri sendiri dan membuktikan bahwa kita lebih hebat dalam hal mendaki dan lebih cepat, tapi yang harus kita sadari alam akan memberikan sesuatu yang indah ketika kita menikmati perjalanan dan selalu bersyukur. Ingat mendaki bukan perlombaan tapi bagaiman cara kita menikmati . "Alon alon asal kelakon" ( melangkah tapi pasti ) oh iya kenapa saya melakukan pendakian alasan saya adalah agar saya bisa menemukan karkater dalam diri saya sendiri, mencari ketenangan dan membiarkan semesta memberikan sebuah pelajaran serta teman yang bukan hanya disebut teman. Salam lestari. Nama ig @Deanrakawisna (foto profilnya kucing) terima kasih
@imambarkahhh3400
5 жыл бұрын
2016, waktu ke kebumen Jawa tengah Indonesia dimana kita bisa melihat dengan lebih baik dari segi cerita yang menarik dan unik di balik itu semua adalah sebuah pegunungan gunung Lawu yang mana merupakan salah satu dari sekian banyak gunung yang ada di Indonesia dengan tema yang diangkat dari kisah nyata seorang pria bernama asli Aceng Budi Santoso mengatakan bahwa ia akan menjadi seperti ini tidak akan pernah di pungkiri bahwa mereka akan melakukan berbagai kegiatan seperti itu
@maksumridwan9816
5 жыл бұрын
Pengalaman yang saya ingin bagi di "Melangkah Pasti" ini sebagai berikut Pada tanggal 17 Agustus 2018 lalu saya bersama teman² saya memutuskan untuk pergi mendaki digunung yang terkenal dengan kemistisannya yaitu Gunung Lawu,rencana mendaki sudah direncanakan cukup matang yang beranggotakan 4 orang awalnya yaitu teman satu kelas 3 orang laki² dan 1 orang perempuan namun dikesokan harinya ada tim yang akan menuju gunung yang sama dan kami memutuskan untuk berangkat bersama menggunakan sepeda motor dan bonceng²an, saya dan teman saya berangkat dari rumah sudah membawa carrier masing² untuk pergi kesekolah dan tentunya dengan seragam putih abu² untuk menghadiri dulu Upacara Pengibaran Sang Saka Merah Putih yang bertepatan hari itu adalah Hari Kemerdekaan Indonesia,setelah upacara selesai kita ganti pakaian dengan pakaian yang akan kita gunakan mendaki dan selanjutnya berkumpul lalu kita mulai perjalanan,bertepatan hari itu Hari Jum'at kami memutuskan untuk mampir disebuah masjid di pinggir jalan yang berada di Kota Solo setelahnya kami melanjutkan lagi perjalanan dan kami tiba di Basecamp Cemoro Kandang,tepat jam 4 sore kami beranjak untuk naik,saya baru sadar 2 orang yang ikut tidak membawa logistik apapun dan hanya menggunakan sandal jepit untuk naik padahal itu sangat berbahaya,"saya rasa itu juga sangat memberatkan tim"dalam benakku,kami tiba di pos 2 untuk istirahat dan melakukan sholat Maghrib lalu kami berdiskusi siapa yang akan lanjut dan siapa yang akan camp di pos 2 ini, diskusi itu menghasilkan tim awal yang beranggotakan 4 orang saja yang ingin melanjutkan,ya sudah kami lalu beranjak melanjutkan perjalanan kami untuk camp di pos 4 tapi semuanya sudah capek dan memutuskan untuk camp di pos 3 saja, paginya saya dan teman saya melanjutkan untuk pergi kepuncak yang 2 tinggal ditenda karena yang perempuan baru datang bulan,kami tiba di puncak dengan perjalanan yang dipandu oleh burung jalak menurutku itu yang berkesan dan kami tiba di puncak mulai berinteraksi dengan pendaki lain dan tak lupa berfoto² untuk mengabadikan momen setelah merasa cukup kami turun tapi ditengah perjalanan kita bertemu dengan tim yang ada dibawah dan juga 2 teman yang berjaga ditenda dan kami berbagi air minum lalu kita melanjutkan lagi perjalanan ke pos 3 nah disini kita mulai gak tenang kurang lebih 4 jam kita menunggu 2 teman tadi kok tidak turun² tepat jam 4 sore saya mengajak teman saya untuk memutuskan packing semuanya, semua barang² kita bawa hanya 2 orang,saya membawa 2 carrier dan teman saya membawa tendanya tepat jam 5 sore kami turun dari pos 3 untuk memberi tahu tim yang ada di pos 2 setelah sampai saya menceritakan hal tersebut dan kami semua memutuskan untuk segera turun dan memberi tahu pihak penjaga Basecamp mengenai hal tersebut tetapi kami disuruh menunggu dulu yasudah kami menunggu di tempat yang disediakan kami menunggu agak lama sambil berharap dan berdoa bisa bertemu lagi Alhamdulillah malam itu kita ditemukan lagi dan saya langsung membuatkan minum untuk mereka entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak kembali lagi tentunya saya akan merasa bersalah dan terbebani apa lagi 2 orang tersebut teman sekelas, Alhamdulillah kita sekarang masih bisa bertemu dikelas "ini peristiwa yang tak terlupakan" Terimakasih Ya Allah Engkau masih mempertemukan mereka dengan kami semua sampai saat ini. Sekian terimakasih Ig : @maksumridwan_
@jeffripoerwantoro6176
5 жыл бұрын
Pendakian ke gunung ciremai. 15-16Juli 2015. Kenapa ? Karena, pertama, itu adalah pendakian pertama saya. H-1 saya konfirmasi untuk ikut padahal sudah dari H-7 diajak mendaki. Kedua,saya pribadi punya riwayat penyakit ashma ( walaupun 1tahun terakhir tidak pernah kambuh ) selama 6 hari sebelum saya putuskan ikut saya berpikir "apakah saya akan merepotkan teman-teman jika terjadi apa-apa dengan saya ? Saya ini tidak boleh capek, tidak boleh kena debu, terkena asap rokok saja sering kambuh apalagi ini capek + debu" tapi temen-temen pendakian meyakinkan saya mampu. Ok saya setuju ikut pada H-1 keberangkatan. Pelan namun pasti. "jangan terlalu lama duduk nanti bisa kena hipo. Pelan-pelan aja asal tetep jalan" kata-kata yang dikeluarkan dari teman sependakian, dan kata-kata itu yang masih teringat sampai sekarang. Dan pada akhirnya saya sampai dipuncak pada pukul 11.00 16Juli2015. Sepi, serasa milik sendiri. Dari informasi dari teman, saya baru tahu kalau gunung Ciremai adalah gunung tertinggi Jawa Barat. Dipuncak sempat menangis namun tak lama, bersyukur alhamdulillah bisa sampai puncak walaupun kesiangan. Dari pendakian itu, saya belajar untuk menaklukan diri sendiri, menaklukan penyakit yang pernah tumbuh didalam tubuh, dengan kayakinan dan dukungan teman sependakian, segala sesuatu akan teras mudah. Ig : @sendalkanan_
@naufalammar1894
5 жыл бұрын
Pengalaman menarik dalam "Melangkah Pasti" Pekan kemarin, tgl 8 FEBUARI 2018 bersama teman seperjuangan, dengan keserasian kebersamaan yang menjadi pengalaman tak terlupakan, saat berkesempatan bertualang menjelajahi gunung BROMO, meski dalam keadaan kekurangan nominal, tapi tak pantang menyerah dengan keadaan itu, dari mulai perjalanan berangkat dari semarang Ke-BROMO sampai perjalanan pulang dari BROMO ke-SEMARANG, melewati 20 kabupaten dengan si roda dua dalam 4 hari 4 malam. Capek, letih tak terasa bagai ada pandangan yang menjadi semangat, yaitu objek petualang pada saat itu, dari setiap personal diri masing-masing menyatukan emosional yang sama yang mewujudkan kebersamaan yang indah. Tubuh terasa segar, semua indra dapat merasakan kebahagiaannya, baik dari indra penglihat dapat memandang begiiituu indah kuasa tuhan pada "Bromo". Indra pencium dapat menghirup kesegaran udaranya, indra perasapun tak kalah dapat merasakan sejuknya suasana kedamaian "si Bromo". Sempurna sudahlah tubuh ini yang mula jauh dari lain provinsi , dapat terbalas sebuah kesempurnaan kekuasaan tuhan yang dapat kita rasakan. baik keindahan, kesegaran dan kesejukan suasana yang menumbuhkan pandangan cakrawala ingin kembali "BERTUALANG" dalam lain kesempatan. Menyusuri menjelajahi alam, menikmati, memandang kuasa tuhan .. "sekian" @nopel_am #bromotenggersemeru
@baddak_jr
5 жыл бұрын
"MELANGKAH PASTI" Assalamu'alaikum Wr wb Saya disini ingin mencoba berkontribusi menceritakan petualangan terbaik saya yg tidak akan pernah saya lupakan. Oya, nama saya Ahmad Waris Khuzaini, saya sekarang masih menjadi mahasiswa, dan ini cerita saya. Pendakian Gunung Manglayang. Ini merupakan awal pendakian saya mendaki gunung. Kata salah satu teman kampus saya, "kalo kamu belum mendaki gunung manglayang, berarti kamu kurang afdhol menjadi mahasiswa di kampus ini" (fyi: Jarak kampus saya ke Manglayang itu sangat dekat). Dari perkataan teman saya itulah, saya meniatkan diri saya untuk mencoba mendaki ke Gunung Manglayang. Gunung Manglayang ini merupakan pendakian pertama saya, yg saya fikir tidak berat dan tidak menguras banyak biaya, toh gunungnya kan dekat dan termasuk rendah, hanya sekitar 1.818 MDPL. Saya waktu itu mendaki beranggotakan 7 orang (5 laki² 2 perempuan). Peralatan yg kami bawa wktu itu sebagian besar bukan peralatan untuk mendaki, sepatu skets, tas ransel, tidak membawa jas hujan, dan tidak² yg lainnya lah, tetapi untungnya kami membawa kompor, matras, dan tenda sebanyak 2 buah. Untuk logistik makanan-pun hanya secukupnya, sampai² air minum pun hanya membawa kurang lebih 3 liter saja dan lucunya, bisa dbilang ceroboh juga sih, 2 teman saya (masing² dari mereka) hanya membawa 2 air mineral dalam bentuk gelas saja, padahal sebelumnya sudah di briefing kalo per-orang membawa air mineral itu masing² 2 liter. Aahhh... Dan yg benar saja, kita kekurangan air mineral wktu itu. Perjalanan pun dimulai. Kami semua start dari kosan teman saya dengan berjalan kaki menuju Gunung Manglayang. Awalnya kami kira perjalanan itu dekat dengan berjalan kaki (estimasi 2 jam sampai tepat di kaki gunung atau nama pintu masuknya itu batu kuda), ternyata kami salah perkiraan dan perjalanan itu memakan waktu 4-5 jam untuk tiba di kaki gunung tersebut dan itu bukan di pintu masuk batu kudanya (kami semua tidak ada yg tau arah ke batu kuda). Selama perjalanan ke kaki gunung tersebut, kami semua sangat kelelahan tentunya, kami banyak istirahat dan sempat mengambil air di masjid terdekat untuk mengisi kesediaan air yg terbatas yg kami bawa. Ada satu cerita lucu yg saya alami dalam perjalanan ke kaki gunung, yaitu kami semua sempat di kejar anjing milik warga sekitar, yg membuat kami semua membuang tas dan bawaan kami (termasuk tenda, karena wktu itu tenda dijinjing) dan lari untuk menyelamatkan diri, untung saja warga sekitar dapat mengkondisikan anjing tersebut dan kami dapat melanjutkan perjalanan kembali. Hahaha :v Singkat cerita, sampailah kami dipuncak gunung dengan lama waktu perjalanan dari kaki gunung sekitar 3 - 4 jam, lumayan lama kan? Iya maklum noob. Hahaha. Ya seperti biasa saja, kami beres² dan mendirikan tenda. Tidak berselang lama setelah mendirikan tenda, hujan deras yg lumayan lama menghujam kami semua dan kami hanya berkumpul di satu tenda, bermain poker, menampung air hujan tersebut untuk persediaan minum, dan memakan makanan yg ada. Nah, disini ada cerita lucu lagi nih. Ketika hujan telah reda, kami tim laki² ingin memasak mie yg kami bawa dan ternyata kami hanya membawa alat makan itu piring saja, sedangkan mie yg dibawa bukan mie dalam bentuk cup. Dituanglah mie tersebut ke piring, setelah itu bingung mau diaduk pake apa mienya, yaudah akhirnya mie tersebut dikuyel² begitu saja pake tangan oleh salah satu teman saya. Wkakak :v . Saya berfikir, "kok jadi anak alam begini amat?" :v Keesokan harinya, pulang lah kami dari Gunung Manglayang. Kami pulang melewati jalan yg normal dan itu hanya membutuhkan waktu 2 - 3 jam untuk sampai ke Batu Kuda. "Oohh... Kami memang sangat membuang² waktu kmarin" .. Setelah dari batu kuda kami berjalan pulang ke kosan salah satu teman saya lagi. Karena jalannya beda dengan jalan pemberangkatan, kami pun bingung arah jalan pulang itu kemana dan kami harus beberapa kali bertanya arah ke warga disekitar sana. Diperjalanan kami sering mengisi persediaan minum, setiap kami menemukan tempat air isi ulang, kami langsung beli untuk mengisi botol yg 1 liter dan itu sangat murah, hanya 500 perak saja. Di tengah perjalanan kami pun hampir menyerah dan sangat kelelahan, sering kami istirahat karena memang sangat melelahkan sekali. Untungnya waktu itu saya punya ide yg lumayan cemerlang, saya bilang, "Bagaimana kalo kita nebeng saja? Jadi kalo ada kolbak yg lewat, kita stop dan izin mau ikut. Yakali, gak ada yg mau nebengin. Tapi cari yg searah". Yaudah akhirnya kami dapat kolbak yg searah, dan sampailah kami di dekat kosan teman saya. Estimasi perjalanan dari batu kuda sampai kosan teman saya itu 3 - 4 jam. Akhirnya, kami semua sampai juga di kosan teman saya dan kami semua sangatlah bersyukur, karena tidak terjadi apa² dengan kami. Beberapa pelajaran dapat saya petik dari pengalaman saya ini, yaitu tentang mengetahui arah sebelum melakukan perjalanan; persiapan dan peralatan yg matang untuk mendaki, sekalipun itu bukan gunung yg tinggi; logistik makanan dan peralatannya yg cukup dan memadai; dan yg penting saya sangat bersyukur dalam perjalan ini. Kenapa saya sangat bersyukur? Karena ketika hujan deras menghujam kami semua, ternyata salah satu teman saya bercerita (yg tidak ikut mendaki) bahwa di rumahnya itu banjir lumayan parah yg diakibatkan oleh hujan itu (bukan hujan deras saja, tetapi hujan angin ternyata), dan ahamdulilah kami semua selama dipuncak tidak terjadi apa² selama hujan deras, bahkan tenda pun tidak terhempas angin untungnya, hanya kabut yg tebal saja yg menyelimuti kami semua hingga penglihatan sangat terbatas saat di luar tenda, setelah hujan reda. Itulah sekilas cerita tentang petualangan terbaik saya sampai saat ini, terimakasih sudah ingin membacanya. Wassalamu'alaikum Wr wb IG: @waris_khuzaini
@rafflyafredozan9887
5 жыл бұрын
Selalu awali dengan bismillah :) Kapan ? September 14, 2016 Dimana ? Gunung Dempo Pagar alam (Sumsel) Kenapa ? Karena rasa penasaranku yang menginginkan untuk mengexplore surga² alam yang ada di indonesia ini. Pengalaman pertamaku "Melangkah Pasti" puncak gunung Dempo. Cerita ini real yang saya alami no ngarang² dan sedikit ada humor di dalam nya wkwk. "Pengantar Cerita" ketika aku masih duduk di bangku kelas 2 SMA dengan bermodalkan uang pas² an, Perlengkapan yang apa adanya dan Pengalaman muncak yg belum ada dalam istilah modal nekad wkwk. "Awal ceritaku" Ketika jam kosong di kelas, aku dan temanku tidak sengaja melihat foto dan video hiking di salah satu gunung yg ada di instagram. Hal ini yg membuat kami semakin penasaran dengan keindahan alam yang ada di indonesia dan membuat kami semakin tidak sabar utk bisa mengalami hal yg sama seperti pada video tsb, Rasa penasaran pun menghantui yg membuat kami searching terus menerus tentang gunung dan kami coba mencari gunung terdekat di sumatera selatan akhirnya kami berempat menemukan Gunung Dempo sebagai acuan. (maklum bro namanya anak SMA nggk bisa liat hal yg bagus dikit pasti kepengen wkwk). dari sekian lama kami berempat bercerita akhirnya kami berempat memutuskan untuk mencoba menaiki Gunung Dempo Pagar Alam (Sumsel), yang mana view nya gak jauh beda bagusnya dengan gunung yang ada di pulau jawa. (lu pikir naik gunung itu gampang kaya minta uang jajan ke ortu wkwk dasar anak kemaren sore :v) , dgn pertimbangan waktu yg tepat dan bermodalkan nekad akhirnya kami memilih waktu keberangkatan pada hari libur sekolah yaitu saat lebaran haji lumayan dapet cuti 3 hari wkwk, dan kami sepakat berangkat pada tgl tsb dengan rasa penasaran dan semangat yang kuat :v aku pun tidak sadar ternyata aku belum memiliki tabungan yang cukup utk kesana akibat terlalu asik tadi :D wkwk mau batal sdh bilang fix ikut :v akhirnya aku nabung dari uang jajan sekolah dan uang makan bulananku yang nggak seberapa itu :( (paling nggak pulangnya makan mi instan selama nunggu kiriman uang :v ) karena waktu tinggal 1 minggu lagi yaudah yang penting niat dulu kalau ada niat pasti ada jalan yaa kan wkwk, sebelum berangkat aku minta ijin ortu bilang mau jalan² ke pagar alam tempat saudara teman yg ada disana kalau aku bilang naik gunung bisa² di coret dari KK (kartu keluarga) wkwk karena saat itu kedua ortuku lagi di batam dan aku sendirian di rumah yg membuatku bisa bebas :D sebenarnya bisa aja nggk minta izin tapi aku masih takut yg namanya sial selama di jalan namanya juga anak sholeh :v lampu hijau pun diberikan kami pun siap berangkatt hehe. sholat ied sudah selesai kami pun prepare barang yang ingin dibawa btw temen²ku pada tidur di rumah ku semua wkwk. bermodalkan pakaian banyak yg kami bawa karena utk jaga² maklum baru pertama kali muncak wkwk. Dengan "Melangkah Pasti" Kami berangkat tepat di hari pertama lebaran Haji setelah sholat ied adha, bayangin aja org pada sibuk mau motong sapi kami sibuk mau naik gunung :D tetanggaku udah sibuk nanya melulu mau pergi kemana, karena gua di titipin di tetangga sama ortu biasalah bro cctv berjalan wkwk semua udah beres kamipun "Ready to go!!! sesampai di jalan raya kami naik bus kota menuju kertapati tempat bus biasa mangkal ambil penumpang, saat itu bisa di hitung bus yg lewat, secara hari lebaran jarang mobil yg mau anter :v setelah seperempat perjalanan kami stop tepatnya di timbangan 32 OI (ogan ilir) karena ada teman yg mau ikut muncak, sekian lama belum juga dtng akhirnya di jemput oleh salah satu teman kami, habis waktu gegara menunggu tadi :( Hari udah sore gelisah pun mulai menghampiri :v sebab katanya kalau udah sore susah ada mobil, (nggak lucu ya kan masa balik belakang lagi wkwk) berkat sabar akhirnya kami naik juga bis dgn tujuan kesana alhasil kami berdiri sepanjang jalan karena udah full, kaki udah mulai pegal ka:( akhirnya kami bisa duduk juga karena penumpang udah pd turun. setelah perjalanan yg melelahkan kamipun tiba di Pagar Alam pukul 2 pagi wkwk mana mobil menuju kaki gunung belum ada akhirnya kami naik mobil bekas ngangkut kambing² utk mengantar kami ke kaki gunung :v (daripada jalan kaki lumayan jauh bro mana nanjak pula terpaksa tahan nafas sepanjang jalan wkwk) setibanya di sana kami nggak bisa tidur karena cuaca yg begitu dingin beda kaya di palembang padahal badan udah capek (bener² dingin hampir mau beku wkwk) Di pagi harinya kamipun sepakat utk pergi bejalan kaki ke kampung 4 dengan kondisi yang belum mandi :v (pdhl ada mobil yg bisa mengantar kesana itung² hemat ongkos dan latian fisik agar nggak kaget lgi yakan wkwk) di perjalanan kami berempat pada ngos²an dan nyaris hampir nyerah sempat terpikir memutuskan utk stop dan pulang karena tidak tahan lagi, tpi itu hanya pikiran org lemah dan kami tetap lanjut walau capek tetap kami teruskan perjalanan (sok kuat :v) karena cewek sana cantik² yg membuat kami tambah semangat utk berjalan wkwk, ternyata emang benar untuk mendapatkan view yg bagus butuh perjuangan tidak semudah yg kami pikir sebelum nya :D setibanya di kampung 4 perasaan legah menghampiri lumayan bisa istirahat utk persiapan nanjak yg sebenernya wkwk, pukul 17:30 wib kamipun sepakat utk melakukan pendakian yang mana saat itu hari sedang gerimis dan nyaris gelap untungnya kami mendaki bersama dengan org yg udah 2x naik dempo yaitu teman kami yg tinggal di daerah pagar alam ikut menyusul, perasaan khawatir gelisah hilang seketika karena ada yg penunjuk jalan wkwk. Dengan suasana hati yg khawatir kami terus berjalan langkah demi langkah walaupun hari udah mau gelap dan tak lupa selalu mengucapkan ayat² suci Al - Qur'an agar selalu di berikan perlindungan oleh Allah selama di perjalanan (maklum namanya anak madrasah hehe :v ) malampun tiba persiapan alat yang ada dicarrier mulai kami kerahkan mulai dari senter, tongkat,cemilan dll. Selama di perjalanan kami banyak istirahat daripada berjalannya, si penunjuk jalan itupun kualahan menunggu kami wkwk (biasalah namanya jg amatiran :v ) di perjalanan kami selalu bertanya kak brp jam lgi sampai puncaknya bentar lgi sampe kok :) ternyata kamipun di bohongi perasaan dari tadi nggk sampai² wkwk nggak terasa 7 jam perjalanan kami lalui terasa melelahkan sudah hmm :( coba dirumah jam segini udah tidur ngorok psti wkwk. hal yang tak diinginkan terjadi kpd kami 3 senter kami habis batre di perjalanan tersisa 1 senter sebagai penerang kami satu² nya. perasaan gelisah menghampiri lagi (bayangkan tengah hutan penerangan cuma 1 hal itu yang membuat pikiran kami kemana² wkwk) akhirnya kami memutuskan untuk sampai di shelter 2 agar bisa istirahat lagian pula kami udah capek dan butuh istirahat akhirnya sesampai di shelter 2 kami melihat ada bnyk tenda² para pendaki lain dan memutuskan utk istirahat di sana agar dapat melanjutkan perjalanan besok subuh dan bangun pagi² karena mau dapetin view sunrise nya yang sangat indah itu hehe lalu kami bertukar cerita dgn para pendaki lain itung² nambah temen yakan wkwk, ternyata jarang pendaki melakukan perjalanan di malam hari seperti kami ini karena sering ada kejadian² yg aneh you knowlah wkwk temen kami si penunjuk jalan tadi lupa bilang ke kami ada untungya jg sih lagian kalau waktunya di mundur² trs kami mau mengejar masuk sekolah soalnya nanti nggk keburu wkwk, pada saat jam 4 subuh kami bangun utk melanjutkan perjalanan yg tinggal seperempat perjalanan lgi utk smpai puncak, mau dapetin view sunrise jadi semangatnya bukan maen bro wkwk :D mentari udah mau terbit kamipun semakin secepat berjalan utk sampai di puncak karena orang bilang melihat sunrise itu adalah bonus yg telah diberikan kpd pendaki :) akhirnya kamipun sampai dan memijakkan kaki kami di puncak gunung dempo dengan ketinggian 3159 mdpl rasa letih kami terbayarkan karena bisa melihat pemdangan yg indah secara langsung dengan mata kepala sendiri, kami sempat terdiam sejenak berpikir dan emang benar yg di katakan di dalam Al Qur'an yg berbunyi "maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan" Qs Ar-Rahman [55], emang bener sekali Allah menciptakan surga alam di indonesia yang sangat indah ini baru sebagian yang kami lihat masih banyak surga² alam di luar sana yang tersimpan di negara kita tercinta ini. Pengalaman pertama tsb memberikan pelajaran yg sangat banyak baik dari segi waktu, uang dan peralatan agar kedepannya bisa di perbaiki lagi saat hendak hiking wkwk dan juga memberikan efek positif yang membuatku kecanduan penasaran ingin mendatangi keindahan alam yg ada di indonesia selanjutnya. Pengalaman ini yg membuat kami terus "Melangkah pasti" untuk mencapai puncak gunung dengan bermodalkan niat dan nekad :v #ALifeJourneyGiveAway #Eiger Semoga Jaya dan sukses selalu utk eiger aamiin kzitem.info/news/bejne/sWmdyWtuiJpkjKA (Link video singkatku nanjak gunung dempo) Instagram : @afredozan_
@PUJILESTARI-fj7ui
5 жыл бұрын
Pengalaman waktu itu 3 kalinya naiknya naik merbabu, dan itu bener-bener cuman saya yang berpengalaman dalam pendakian, ada 10 orang, dan 9 dari itu baru pertama ndaki. Sempat ragu mau naik takut terjadi apa-apa sama teman yang lainnya. Tapi saya dengan niat bismillah akhirnya saya yakin pasti bisa bawa teman teman ke atas, waktu itu mulai naik jalur selo pukul 10 an. Hampir sampai post satu tiba tiba salah satu teman yang paling gendut windy namanya melototin saya karena kemasukan, saya panggil tetap aja tuh melotot matanya, mulai dari situ aku tanyain tuh satu satu ada yang bisa ga sembuhin begitu jawaban mereka (engga semua). Okelah kubacain tuh ayat kursi sebanyak mungkin dan alhamdulillahnya sembuh. Lalu saya tanyain masih mau ke puncak atau balik ke basecamp? Dia ternyata udah ga kuat lagi. Oke aku nganterin tuh sendiri ke basecamp . Jarak pos 1- basecamp via selo lumayan lahhhhh dan sendiri😭. Dan aku bali keatas lagi, nyari teman yang lain bener bener nyari satu persatu tenda dari pos 3 sampai sabana 1 karena emang ga tau tenda yang di bawa warna apa dan merk apa dan alhamdulillah ketemu di sabana 1 . First time naik keatas sendiri (IG : pujilstrr2)
@dzikrifaza3058
5 жыл бұрын
Langkahan kaki yang di ikuti dengan naluri yang pasti, "Melangkah Pasti". Kala itu saya menyempatkan pergi ke Gunung Kendang (puncak tertinggi Se-Bandung Raya),terletak di Desa.Neglawangi,Kertasari.Awalnya saya hanya bisa membayangkan untuk bisa pergi ke Gunung Kendang, karena saya dengar akses jalurnya pun gak jelas dan terdengar angker, tapi dengan keinginan yang kuat saya berencana untuk pergi ke Gunung Kendang. Saya pun mulai mencari informasi-informasi yang ada di Internet, ternyata benar informasi tentang Gunung Kendang ini tidak seperti gunung-gunung lainya yang pekat dengan informasi pendakiannya. Setelah mengumpulkan informasi pendakian, saya pun mengajak teman saya mendaki ke gunung kendang bersama. Di hari yang telah di tentukan saya pun berangkat bersama teman-teman ke gunung tersebut, Sesampainya di lokasi saya menitipkan kendaraan di desa neglawangi dan tidak ada pembayaran untuk masuk ke Gunung Kendang ini. Saya pun mulai mendaki sekitar jam 03.40 disertai dengan kabut, dan untung sekali masih ada tukang kebun yang bersiap pulang dari kebunnya, saya dan teman-teman pun menanyakan perihal jalur menuju puncak Gunung Kendang ini dan benar Jalurnya tidak seperti Gunung yang lainya. Jalurnya hanya di tandai dengan ikatan tali berwarna-warni dan tali itu terlihat sudah lama sekali dan hanya ada sedikit tanda jalur bekas TimSar.Di perjalanan saya menemukan tanaman yang biasa menandakan gunung ini masih perawan, dikarenakan kami tidak tau jalurnya kami memutuskan membuka lahan dengan tangan kami dan beberapa alat untuk mendirikan tenda di jalur yang miring ini. Keesokan harinya kami berhasil mencapai puncak dan menemukan Savana yang unik Di ketinggian 2.617 MDPL dan akhirnya kami pulang dengan selamat. Nb: ~Jadi langkahkan kakimu dengan pasti dan saling percaya pada teman,jangan memikirkan ego sendiri IG : @d_koesnadii
@lmnproject8358
5 жыл бұрын
Pengelaman menarik "melangkah pasti" Salam lestari untuk sahabat dan kerabat semua di indonesia. Saya ingin berbagi pengalaman saya pada tanggal 23 Desember 2018 tahun lalu menjelang hari natal di gunung Merbabu. Dimulai dari perbincangan warung kopi, saya dan kedua kawan saya berencana akan melakukan silaturahmi ke G.merbabu 3.145Mdpl melalui jalur Selo lama pada pertengahan Desember dan kamipun menyepakati akan berangkat pada tanggal 22 Desember 2018 sore hari. Singkat cerita pada tanggal 22 Desember kawan saya yang satu tiba-tiba mengurungkan niatnya untuk silaturahmi ke G.merbabu dikarenakan ada pekerjaan yang harus diselesaikan pada hari itu juga, kamipun sempat ragu untuk berangkat berdua, tapi setelah berdiskusi panjang lebar kamipun akan tetap berangkat walau hanya 2 orang. Tanggal 22 desember saya dan teman saya berangkat dari salatiga, kira-kira pukul setengah 7 (setelah shalat mahrib) kita berangkat. Rencananya kita akan menginap dirumah saudara saya di daerah boyolali, pada pukul setengan 8 kamipun tiba di rumah saudara saya yang sebelumnya sudah saya beri kabar akan mampir disana. Sesampainya di sana saya mengecek semua perlengkapan, dari mulai tenda, konsumsi, p3k, air mineral, dll. Keesokan harinya tanggal 23 desember pukul 08.00 kami mulai menuju ke Bc. Selo lama, cuaca saat itu sangat cerah dengan harapan di basecamp juga sama cerahnya. Pukul 09.30 kami sampai di Bc. Selo lama, hari itu semua base camp di jalur solo lama sangat ramai. Dan kamipun memilih basecamp yang dekat dengan registrasi agar tidak terlalu jauh. Pada saat itu sebelum kami akan melakukan registrasi tiba-tiba cuaca diatas sangat mendung dan diikuti angin, perasaan saya sudah tidak enak, tapi teman saya berfikir postif saja dan melakukan registrasi sementara saya baru mengeljuarkan mantel plastik 5ribuan buat antisipasi hujan datang. Sesudah registrasi kami bersiap untuk mulai perjalanan dan kamipun berdoa agar semesta mendukung silaturahmi saya dan teman saya ke puncak merbabu, selesainya berdoa kami mulai perjalanan belum sampai 100m dari pusat registrasi grimis sudah jatuh dari langit yang mulai gelap, kamipun memakai mantel yang sudah saya siapkan dan melanjutkan lagi perjalanan. Sesampainya di pos pertama hujanpun mulai deras disertai angin dan kami memutuskan untuk beristirahat sambil sabats dulu, saat itu waktu sudah menunjukan jam 12.30, pos 1 sangat ramai, dan banyak yang sudah mendirikan tenda disana buat berteduh dan istirahat. Jam 13.00 kita melanjutkan perjalanan menuju pos selanjutnya saat itu kita ada teman dari jawa timur yang ikut bersama kami menuju pos selanjutnya. Singkat cerita sampai pos 2 teman saya dari jawa timur tadi memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 2, saya dan teman saya ikut membantu mendirikan tenda dan istirahat sebentar menikmati kopi yang sudah dibuatkan oleh mereka, kitapun bertukar cerita tentang pengalaman naik gunung setelah sudah cukup selesai kita istirahat saya dan teman saya melanjutkan perjalanan menuju pos selanjutnya saat itu hujan disertai angin yang menemani kita. Saya mengusulkan mendirikan tenda di pos 3 atau sabana 2. Sesampainya kita di sabana 1, kami melihat banyak tenda yang sudah berdiri disana. Kami istirahat sebentar sambil minum dan makan roti buat mengganjal perut yang sudah mulai berbunyi. Tiba-tiba ada suara teriakan dari atas supaya yang dari sabana 1 tidak naik karena di atas mulai badai besar. Ada juga yang turun dan mendirikan tenda di sabana 1. Saat itu di sabana 1 juga mulai badai, dan kami mendirikan tenda di sabana 1 melihat cuaca sudah mulai tidak bersahabat, akan tetapi teman saya ingin melanjutkan perjalanan dan mendirikan tenda di pos 3. Setelah berdiskusi sebantar, kita memilih untuk cari aman saja, dan jangan mementingkan ego masing2, kita mulai mendirikan tenda di sabana 1. Saat itu badai besar datang dan sebagian tenda di samping kami roboh akibat badai yang menerjang di sabana 1. Beruntung kami memutuskan untuk mendirikan tenda disini. Pukul 12.30 tanggal 24 Desember 2018 di sabana 1. Badai belum juga usai. Kami pun melanjutkan tidur dengan harapan badai akan segera usai. Pukul 03.30 saya terbangun dan badai diluar belum juga usai. Saya membangunkan teman saya untuk memberi tahu kalau badai belum usai, dan kawan saya sedikit kecewa setelah kedua kalinya ke merbabu belum pernah sampai ke puncak. Saat itu saya menyarankan jika pukul 08.00 badai belum selesai, kita akan prepare dan mengurungkan niat untuk sampai ke puncak. Pukul 08.300 pagi, badai belum juga usai. Dan teman saya sangat kecewa. Sayapun membuat kopi dan memasak mie dulu biar sedikit tenang, selah selesai makan, badai sudah sedikit reda tetapi kabut masih sangat tebal,sampai-sampai kami tidak melihat matahari pagi. Teman saya meminta tambahan waktu 1 jam, kalau cuaca belum membaik maka kami akan prepare turun. Dan yang benar saja, kesabaran memang membuahkan hasil. Pukul 09.00 kabut mulai hilang dan sekeliling kami mulai terlihat, kawan saya mengajak untuk melanjutkan perjalanan hanya menggunakan day pack saja, dan saya waktu itu menuruti saja mau kawan saya yang satu ini tapi dengan satu syarat, "jika nanti di tengah perjalanan tiba-tiba ada badai kita balik kanan dan turun". Dan kita melanjutkan perjalanan menuju ke puncak dengan berbekal kompor, gas, mie, kopi, roti, dan air mineral. Singkat cerita sesampainya kami di sabana 2, puncak terlihat sangat cerah walau saat itu masih gerimis dan kabut tipis. Kamipun memutuskan melanjutkan perjalanan, di tengah perjalanan tiba2 kabut mulai menebal dan puncak kenteng songo sudah tidak terlihat lagi, di dalam hatiku semoga saja badai tidak datang lagi. Teman saya mengajak melanjutkan ke perjalanan lagi katanya sudah nanggung sampai sini. Belum ada 10 menit melanjutkan perjalan yang benar saja badai pun menyambut kita di tengah2 tanjakan menuju ke puncak. Teman saya mengajak untuk lanjut tidak cerah tidak apa2 yang penting sampai puncak dan turun dengan selamat, dan sayapun mengiyakan agar teman saya tidak kecewa. Kita mulai melanjutkan perjalanan badai saat itu sangat tidak bersahabat, mantel dan jaket saya pun sudah basah, badan mulai kedinginan tapi demi kepuasan teman saya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan yang hanya tinggal sedikit lagi, setelah 15 menit kemudian, tanjakan sudah terlewati dan keberuntungan saat itu berpihak kepada kami, kawanku tersenyum melihatku dan berkata "alhamdulillah". Kabut mulai menghilang dan badai pun juga. Sekarang hanya gerimis dan mantelku sengaja aku lepas dan berharap dingin ini mulai menghilang. Dan akhirnya kami berdua sampai dipuncak kenteng songo dan kabut mulai menghilang, dan beruntungnya lagi kami bisa merasakan hangatnya mentari untuk yang pertama kalinya dipuncak. Saking senang dan terharunya teman saya merangkulku dan berkata " alhamdulillah, matursuwun man wis mbatiri aku nang puncak." Mungkin kawanku yang satu ini salah satu pegawai BMKG yang bisa meramal cuaca, candaku. Dan kitapun menikmati suasana dengan secangkir kopi, roti dan merasa rendah diri melihat alam raya ini. Terimakasih semesta. Dari perjalanan ini saya pribadi belajar banyak hal, dari pentinya istirahat, dari pentingnya ngopi, dari pentingnya menahan ego diri sendiri, dan banyak hal yang aku dapat. Temanku mengajariku untuk "Melangkah pasti" dan menikmati hasil dari sisi yang berbeda. Kenapa melakukan perjalanan ini? Bagiku perjalanan ke gunung bukan untuk menaklukkan tapi untuk bersilaturahmi kepada alam semesta yang sangat kaya. Dari awal kami sengaja tidak membawa handphone agar perjalanan dan dialog panjang lebar bisa tercipta. Merbabu, 23-24 Desember 2019 Saya "Luqman" dan kawan saya "Yasir". Terimakasih untuk kalian yang meluangkan waktunya untuk membaca cerita singkat saya. Boyolali, 20 Februari 2019 IG : @lmn.project
@sambara7864
5 жыл бұрын
Merinding , selalu ingin kembali , tangis isak terharu , aku berjanji akan kembali Mahameru!
@gone_drg3278
5 жыл бұрын
21-22 Oktober 2017 Sepintas perjalanan hidup: "Awan yang Berlagak Wayang" (Yang patah merekat ke alam, mendekat pada-Nya) Sabtu 21 Oktober 2017 sekitar pukul 14.00 kebetulan jualan habis, warung pun tutup lebih awal. Aku yang patah mendapati langit begitu cerah di sore itu. Entah kenapa terbesit ingin, untuk menjenguk sesuatu yang dulu sangat kugandrungi; gunung. Akhirnya kuputuskan pergi ke gunung Ungaran. Sebuah gunung di mana pertama kali aku mendaki bersama kawan-kawan Nipam (Niaga Pecinta Alam). Pukul 16.00 aku pun berangkat "MELANGKAH PASTI" menuju Ungaran. Setibanya di "Mawar Camp Area" aku sedikit canggung, banyak yang berubah setelah bertahun-tahun tak ke sini. Sekitar 5-6 warung makan berdiri di dekat base camp. "Wilayah ini telah dipermak menjadi tempat wisata nampaknya", dalam gumamku. Entah apa yang mendasari banyak orang sekarang pergi ke sini yang dulu begitu sepi. Mungkin ingin menikmati matahari terbit, mempelajari sesuatu, atau sekadar hunting foto untuk media sosial. Tapi menurutku, intinya mereka datang untuk "wisata rasa", menyelaraskan diri dengan alam. Malam itu aku berkenalan dengan salah satu pemilik warung, Mas Ambon namanya. Di warungnya kita ngobrol ngalor-ngidul. Hingga akhirnya Minggu pukul 00.30 aku mendapati rombongan pendaki yang bertujuan menuju puncak Ungaran. Aku yang awalnya sekadar ingin tongkrong malah terpacu untuk mencoba mendaki lagi. Pukul 01.00 aku pun memutuskan mendaki sendiri mencoba menyusul mereka dengan mode "tik-tok" (mendaki sampai puncak, istirahat sebentar, kemudian turun). Di usiaku yang 32 tahun dengan ketinggian Ungaran yang 2050 Mdpl, aku berpikir "apa masih bisa mendaki dengan model seperti ini?". Tanpa pikir panjang, dengan logistik, peralatan, fisik, dan juga rohani yang pas-pasan kuputuskan memulai perjalanan. Pada awalnya terasa biasa, namun sekitar 15 menit perjalanan susana semakin sunyi, malam begitu mencekam, senyap meski dipenuhi bebunyian aneka serangga. Aku yang tipis iman pun medadak ketakutan, lalu kupercepat langkah sembari memutar musik dari smartphone, juga membaca doa-doa demi menenangkan pikiran. Sekitar 1 jam perjalanan akhirnya aku bertemu dengan rombongan yang tadi karena mereka berjalan agak santai. Kami pun ngobrol ngalor-ngidul sembari menikmati perjalanan menuju Promasan. Namun, karena kondisi tertentu mereka memutuskan untuk berhenti sejenak dan mendirikan tenda di sekitar kebun teh Promasan. Sedang, aku yang penasaran tetap melanjutkan pendakian. Selepas berbincang dengan mereka hati terasa tenang, dalam pikirku " tenang, di atas sana pasti banyak pendaki, karena di era sekarang banyak orang telah sadar tentang keindahan gunung juga misteri yang tersembunyi untuk diteliti. Singkat cerita, dalam perjalananku yang kembali sendiri, aku diperlihatkan lagi langit yang bertabur bintang ditambah bonus 2 bintang beralih (sering disebut "bintang jatuh"). Ternyata benar, sesampainya di puncak pukul 05.00, lebih dari 5 tenda telah berdiri. Di situ aku di sambut oleh 2 orang pendaki yang masih terjaga matanya. Jauh-jauh dari Jakarta, tak sungkan membagikan kopinya. Dia sempat bercerita, tentang menyisihkan sebagian gajinya tiap bulan untuk sekadar membeli peralatan gunung demi mendaki. Aku yang memporak-porandakan isi dompet ke warnet pun seolah ditampar keras-keras, mendapati sesuatu "Tak ada yang mahal selama kita konsisten menabung". Matahari pun terbit, sejenak kunikmati, kemudian kucumbu tugu "Banteng Raiders". Kuambil foto-foto. Kuselempangkan tas hijau pemberian Bang Dodo (seniorku) di tiang penunjuk ketinggian puncak Ungaran. Tas selempang yang usianya kira-kira 15 tahunan. "Maaf bang, tas ini kupensiunkan, terima kasih" begitu kata hatiku. Terkesan konyol memang, tapi begitulah adanya. Pukul 07.00 aku pun turun, secara lambat, maklumlah "lutut tanpa pernah dilatih benar-benar merapuh". Tapi bagiku, "tak hanya fisik yang dilelahkan gunung, ia juga melelahkan ego, termasuk kesombongan di dalamnya". Mungkin itu alasan kenapa sebagian diriku hanya berani berfoto dengan mode siluet. "Sejenius apapun kurangkai warna pakaian, akan dengan mudahnya dipermalukan warna langit dan menjadi sekadar bayangan". Singkat cerita, dalam perjalanan turun, aku diperlihatkan pemandangan yang luar biasa, yang mungkin hanya kutemukan sekali dalam hidup. Di balik bebatuan tebing, dari kejauhan; awan menggumpal, membentuk sesuatu, seperti wayang yang saling berhadapan di bawah matahari. Hal itu terus merasukiku bahkan hingga tiba di rumah. Foto itu lalu kunamai "Awan yang berlagak wayang". Dalam renungku; "inikah 2 kawanku sekarang? sesal dan waktu?". Dalam pendakianku sendiri aku benar-benar patah, menyesali kebodohanku; meninggalkan kawan-kawan Nipam, menolak diajak mendaki lagi. Sebab pendakian terakhir bersama mereka di gunung Slamet, di tengah perjalanan terkena gejala hipotermia, muntah-muntah di pos 5. Alangkah malunya, waktu itu harus kupakai sleeping bag mereka seorang diri, makan pun disuapi. Alangkah malunya, aku yang sebagai ketua mereka selama 2 periode (2005-2006) harus membiarkan mereka menuju puncak sendiri. Aku harus turun ditemani wakilku (Fadila) yang akhirnya memutuskan menjaga mereka sampai ke puncak. Aku harus turun sendiri, dengan lutut yang tak kuat berdiri, aku berjalan jongkok dari pos satu, ditopang kedua tanganku. Aku merasa tak kuat lagi lalu memilih berhenti mendaki. Bertahun-tahun aku sembunyi di dunia maya, melewatkan kesempatan mendaki, tak menyadari bahwa aku yang waktu itu begitu memaksa diriku untuk mendaki padahal sehabis sakit tipus. Bertahun-tahun, aku yang memilih sembunyi terus dibuntuti sesal, berdialog dengan waktu yang kosong. Pada penyesalanku kusadari "awan yang berlagak wayang" milik-Nya seolah memberitahu; mana kawan-kawan yang mencarimu demi dirimu. Akhirnya, aku tak ingin memperlama sesal, kutulis cerita ini di sini. Kuganti nama 2 sahabat dari "Awan yang berlagak wayang" dengan dua nama lain; 1. kenangan dengan mereka; sebab ibu pernah bilang "hidup itu singkat, kenangan akan membuatnya terasa panjang" 2. kesetian dari mereka; yang bukan abal-abal, yang tanpa embel-embel Dan untuk generesi Nipam dan yang lain, ingin kusampaikan; "Jika harus turun, turunlah. Kemudian kembalilah, negeri ini punya banyak gunung yang menunggu kehadiranmu untuk dicintai, dipelajari, dinikmati". Aku pun akan menarik kembali diriku ke alam, setidaknya untuk sekadar "camping". ig; @gone_drg
@roniron9569
5 жыл бұрын
Serunya mendaki gunung Apalagi disponsori eiger. Ehe
@ferdiramadhan7265
5 жыл бұрын
Pengalaman saya dalam cerita "Melangkah Pasti" Waktu itu 11 juni 2018 Saya dan kawan" saya mendaki Sebuah Gunung yang cukup ternama yaitu Gunung Welirang di Jawa Timur saya dan kawan" saya mendaki dari jalur Cangar kota Batu sebuah jalur yang indah dan juga menyimpan kisah mistis yang kental saya mendaki dengan 5 kawan saya,pagi itu waktu pukul 09.00 wib saya dan kawan" saya berada di pos perijinan pendakian di sana kata penjaga pos yang mendaki hanya ada 1 kelompok saja dan waktu kami semua tidak ada yang tau jalur maupun pengalaman sebelumnya mendaki ke sana tapi punya pemikiran pasti kita bisa dengan semangat kami melakukan pendakian di saat kita berjalan tepatnya di pos 1 ada suara ramai orang menuju kita ternyata itu adalah kelompok yang mendaki sebelum kita mereka berbincang bincang pada kami usut punya usut mereka ternya sedang mencari rekan mereka yang tersesat karena salah jalur dengan mendengar cerita paman" itu hati kami mulai terasa tak percaya diri karna mendengar cerita dari paman" itu dengan panjang lebar saya meyakinkan kawan" untuk tidak berpikir yang aneh" dan mereka setuju untuk melanjutkan perjalanan kita terus berjalan dengan jalur yang agak tertutup karna jarang orang yang mendaki di jalur ini kebanyakan orang mendaki gunung welirang lewat jalur tretes kab pasuruan, waktu itu pukul 17.sekian kami berada di pos 3 kami bergegas mendirikan tenda lalu makan dan istirahat ,05.sekian kami bangun memasak sarapan dan melanjutkan perjalanan ke puncak saat kita bergegas berangkat kawan saya memberi kabar buruk peta yang di kasih oleh petugas perijinan yang tersimpan di smartphone kawan saya hilang dan kita pun bingung harus bagaimana apakah lanjut atau kembali turun setelah kami berbagi pendapat satu sama lain kami akhirnya mengambil keputusan pasti untuk melanjutkan perjalanan ke puncak walaupun puncak bukan tujuan utama tapi kami tetap percaya diri dan melangkah pasti dan yakin untuk bisa sampai di puncak setelah kurang lebih 3jam kami menyusuri jalur dengan bermain feeling dan melihat jejak" pendaki yang mendaki sebelum kami setelah kami menyusuri jalur kami menemukan jalur menuju puncak yang jelas dan kami cukup bahagia karna kami semua mencapai puncak tersebut dan kami segera turun setelah beberapa menit di puncak karna terkendala waktu akhirnya kami kembali ke rumah dengan selamat dan cerita . Karena perjalan tadi kami sadar butuh tekad,mental,fisik,dan pengetahuan tentang alam agar kita bisa berusaha mencapainya "melangkahlah pasti ikuti kata hatimu jika kau ingin mencari jati dirimu" dan puncak bukan tujuan sebenarnya karna tujuan sebenarnya kembali pulang dengan selamat dan bahagia bersama keluarga itu adalah tujuan utama Sekian cerita dari saya Salam lestari Salam eigerian Wassalam and thanks Credit : @psychoplak (instagram) #alifejourney #eigergiveaway #eigeradventure
@debbyfatmala9951
5 жыл бұрын
Melangkah Pasti - Gunung Sindoro, 19-21 Februari 2016 Tepat 3 tahun yang lalu saya melakukan perjalanan pertama saya ke gunung yang sudah membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama saat saya melewati perkebunan teh Tambi pertengahan Agustus 2015. Ya, gunung itu adalah Gunung Sindoro. Ini adalah kali pertama saya menjajal gunung dengan ketinggian lebih dari 3000 mdpl. Saat itu saya dan keenam teman saya melakukan perjalanan via basecamp Kledung. Enam di antara kami belum pernah melawat ke kembaran Gunung Sumbing ini, jadi tujuan perjalanan kami waktu itu memang untuk menjajal pengalaman baru di gunung ini. Waktu itu cuaca masih terbilang cukup ekstrem, badai dimana-mana, membuat saya bertanya dalam hati "beneran mau naik nih". Sempat saya tanyakan ke beberapa teman saya yang sudah pernah naik ke Gunung Sindoro, semuanya menyatakan kapok dan tidak mau kembali ke gunung ini. Sempat ingin menyerah waktu sudah mulai ada gejala-gejala flu, latihan fisik yang terbilang sangat kurang dan tidak ada teman perempuan yang menemani perjalanan kali ini. Tapi entah kenapa ada dorongan di dalam hati untuk tetap melanjutkan perjalanan ini. Kalau kata quote John Muir: “the mountain is calling and I must go”. Waktu itu saya pasrahkan perjalanan ini dengan niat ingin lebih dekat dengan alam dan biarlah Sang Pemilik Alam yang mengatur jalannya perjalanan ini. Saya melakukan perjalanan ini bersama 6 teman baru saya, yang 4 di antaranya belum pernah sama sekali melakukan perjalanan dengan saya, 2 orang lainnya hanya ke gunung-gunung ketinggian 1700 mdpl. Ada rasa penasaran dan sedikit rasa takut dengan perjalanan baru dengan orang-orang baru ini. Ada tantangan tersendiri bagaimana agar berbaur jadi satu untuk sama-sama menyelesaikan perjalanan ini. Saat memulai perjalanan kami, menyurusi persawahan menuju pos 1, mendung sudah menyambut, bahkan Gunung Sumbing yang biasanya gagah mengawasi dari seberang tidak tampak batang hidungnya sama sekali, tertutup kabut tebal. Gerimis mulai turun, dan benar saja saat kami menuju pos 2 hujan datang. Saat menuju pos 1 dan melihat mendung yang sangat gelap itu, saya sudah ingin menyerah. Tapi ketika langkah kaki sudah mulai ringan, nafas juga sudah mulai teratur, saya mulai menikmati perjalanan ini. Terlebih saat kami beristirahat di pos 2 dan saling bercerita dengan keenam abang-abang ini serta beberapa pendaki lain yang lewat, saya mulai “melangkah pasti” melewati track-track berikutnya. Ternyata teman baru tidak selamanya canggung, ketika melakukan perjalanan seperti ini, semuanya lebur jadi satu. Sampai di pos 3, kami membuka tenda dan bermalam di sana, dini hari baru kami summit ke atas. Tanjakannya semakin terjal dan banyak puncak-puncak palsu yang membuat saya dan teman-teman saya tertipu. Namun ketika sampai di atas terbayarkan sudah semua langkah-langkah yang berat itu. Pemandangannya luar biasa! Gunung Sindoro merupakan gunung berapi yang cukup aktif dimana kawahnya masih mengeluarkan gas belerang yang cukup berbahaya, jadi kami hanya diijinkan hanya sampai jam 10 pagi di sana. Kami pun turun ke pos 3 untuk beristirahat sebentar sebelum pulang. Perjalanan kami belum selesai, terlebih saya yang punya akrofobia, perjalanan turun adalah tahap paling sulit untuk saya. Sesampainya di pos 3 kami terjebak hujan dan yang sangat deras dan angin menyambar sangat kencang. Ada usulan dari salah satu anggota kami untuk menambah 1 hari lagi namun persediaan logistik sudah tidak cukup. Selain itu ada beberapa teman-teman saya yang sudah harus kembali beraktivitas, akhirnya kami memutuskan jam 4 sore reda atau tidak kami harus turun ke basecamp. Turun lagi-lagi menjadi bagian yang paling sulit namun karena akhir dari setiap perjalanan itu adalah bukan puncak melainkan pulang ke rumah, jadi langkah saya menjadi lebih ringan. Masih ditemani hujan yang cukup deras, kami memasuki hutan saat matahari sudah tidak tampak lagi jadi langkah-langkah kami harus cepat dan tepat agar tidak terlalu malam sampai di basecamp. Banyak pelajaran dari pendakian ini dimana saya menemukan teman-teman baru, yang dari segi emosional belum pernah saya kenal sebelumnya, namun sama-sama bertekad untuk menyelesaikan perjalanan ini. Dan yang paling berharga adalah pelajaran tentang mengalahkan diri sendiri, membangunkan lagi mental pejuang yang sebenarnya ada di setiap diri manusia, membangkitkan lagi kekuatan lebih yang tidak pernah kita tau sebelumnya. Di perjalanan ini saya seorang diri perempuan namun beruntungnya teman-teman perjalanan saya bukan meninggalkan ataupun memanjakan saya, tapi selalu mendorong saya untuk bersama-sama sampai di puncak dan bersama-sama juga kembali ke rumah. Saat melihat video “A Life Journey - Melangkah Pasti Gn. Semeru” ini semakin respect terhadap perempuan yang berani untuk keluar dari tempat nyamannya dan pergi berpetualang. Salut untuk para pendaki perempuan, sukses selalu Eiger, salam lestari! . . @debby_fatmala
@edelweisshany4693
5 жыл бұрын
Melangkah pasti versiku ketika aku memutuskan untuk mengikuti ekspedisi merapi via babadan maret 2017 lalu. Karena saat itu aku belum memiliki pengalaman mendaki cukup banyak. Dengan tekad, niat dan ridha orangtua aku menjamah jalur babadan sisi lain gunung Merapi yang momentnya begitu melekat di pikiran saya. Dan dari sejak itu aku sadar kalau gunung itu punya sudut pandang nya masing-masing. Gunung punya kesakralannya masing-masing yang harus tetap kita jaga dan kita hormati. Ekspedisi merapi via babadan jalur yang 15th lamanya tertutup akibat letusan dashyat aku susuri bersama 30 orang pendaki lainnya. 15 jam pendakian, semalaman diguyur hujan di trek setapak yang banyak jurang, tak membuka tenda karena tak ada cukup ruang, kedinginan hampir hipothrmia, adalah pengalaman yang paling memukul sekaligus berharga, menempa diri saya untuk tetap kuat, tabah menerima kondisi yang ada. Dengan langkah yang pasti aku susuri medan itu sampai akhirnya eksepdisi harus terhenti karena jalan yang terlalu beresiko tinggi. Aku pulang tanpa menginjakan kaki di pasar bubrah pun puncak merapi yang gagah. Sungguh mustahil. Tapi aku pulang membawa segala pembelajaran, pembekalan, yang sampai saat ini berguna untukku dan membawaku menjadi pribadi yang begitu menghormati alam dan segala kode etik kesakralannya.
@edelweisshany4693
5 жыл бұрын
Nama instagram : @edelweisskecil
@megasepri3738
5 жыл бұрын
15-16 Mei 2018 Dua hari sebelum memutuskan untuk mendaki dan inilah pertama kali saya mendaki gunung, yupss... Pertama kali dalam hidup yg saya kira saya tidak mungkin melangkah dengan pasti untuk mendaki gunung, jangankan naik untuk mendaki melihat ketinggian saja sudah takut. Dengan penuh rasa cemas, khawatir dan secara sembuyi-sembuyi saya Deal ikut mereka mendaki Gunung Puntang yg berlokasi di Kab. Bandung. Tidak hanya berbekal keyakinan dan harapan mampun untuk sampai puncak, berbekal semangat dan dukungan dari temanlah untuk bertekad menaiki gunung puntang. Kita semua memutuskan naik pukul 18.15 Wib karena lumayan jauh dr tempat tinggal menuju bibir pintu gunung yg saya yakini untuk ditaklukan hari itu juga, hahahaha Sesampai disana saya lihat kanan kiri atas bawah ternyataaaaaaaa Helloooo gelaaappp sekali dan di temani hujan rintik yg membuat mata extra melotot 😅 dan saya bertanya pada diri sendiri "yakin mau mendaki?" Guys, ga gampang tau menaklukan rasa takut😌 Oke next fokus cerita mendaki pertama kali dengan melakah pasti "pasti naik atau turun lagi ya ?"😅 Sesampai disana kita shalat magrib karna di post 1 ada musola kecil, dan tau ga saya doa apa ? "Ya Allah, saya tau saya kesini diam-diam, takut, cemas dan mungkin tidak mampu melangkah dengan pasti tapi izinkan saya untuk menapak dan menikmati indah alam-Mu" Okeyy next, perlahan naik ehhh baru masuk hutan dikit kita salah jalan balik lagi dech ke post 1 hahaha (apakah tanda aku tak direstui untuk mendaki?) Lanjuttt jalan-jalan keatasss terus keatas, buseet dahh itu jalan berlumpur, becek, licin dan betul yg ditulis "awas jalan cacing" 😅 ya mang betul jlannya jalan cacing dunk. Lanjuttt 4 jam sudah saya naik kata satu teman saya bilang "ayoo semangat dua jam lagi" nahh dengan semangat dan penuh percaya saya yakin dunk naik terus menuju puncakk, udh dua jam ehhh dia bilang satu jam lagi, di post 1, 2 dan 3 habis tuuhh minum 3-4 botol "bukan manja" tapi emang hauss 😌 Dipost ke empat makin hujan lebat makin gelap makin sesak dada dan sudah ngas nges ngosss kami memutuskan untuk mendirikan tenda 😅 maklum ya baru pertama "tulung-tulung ga kuat" Setelah tenda EIGER warna orange yg gede itu berdiri kokoh diatas tanah, kita masak mie dan nasi makan dech☺️ bersyukur alhamdulillah sampe tu setengah puncak. Tauuu ga guysss, saya merasa terheran heran dan tertawa sendiri "Ko bisa saya MELANGKAH PASTI sampai disini". Alhamdulillah guys malam itu menunjukan tanggal 01.15 dingin sekali guys, trus ada dia (Angga) yg siap siaga membantu 😍 Kaki saya malam itu kram guysss hello banyangin sakitnya dunk kaya apa (jarang olahraga malah naik gunung) alhasillll... @-@ alhasil sakit kaki dan kram luar biasaa "nangis udh pasti nagis dunk" 30menit selanjutnya tertidurr dech hangattt karana pakai sleeping bag dari EIGER warna biru fav😍 Subuh jam 05.08 wib kita shalat subuh setelah itu next kepuncak satu post lagi guysssss, udh kaga sabar lanjutttt, sesampai diatas sana Subhanallah luar biasa dan indahnya Anugrah Mu dan Keindahan yg aku Nikmati, lelah dan sakit itu ter-Hapussss dengan menikmatinya alam, gunung dan awan bahkan sunrise sunshineku 💕 Setelah itu kami turun gunung, yups jangan lupa kalau naik gunung harus bawa plastik sampah, selama turun gunung banyak yg kita ambil sampah berserakan, mendaki boleh tapi tolong jaga hutan, gunung dan keindahannya jangan nodai keindahannya dengan tangan malas membuang sampah ☺️ Dengan waktu yg singkat kami menikmati alamMu dengan Melangkah Pasti terima kasih untuk produk EIGER dari mulai Carrier Eiger Warna hitam, Eiger Sleeping Bag warna biruku, dan Tenda berdiri kokoh Eiger Warna orange dan hitam, uppss lupa dia yg membantu untuk mampu melangkah pasti yaitu Trekking Pole Eiger warna Orange ❤️❤️ #CareTheMountain #ClimberMountain 📸 @mega_spri
@PutraAlKautsar
5 жыл бұрын
Jgn lupa like biar bisa ke semeru
@eigeradventurevideos
5 жыл бұрын
Salam Lestari
@lelypratiwisimanjorang7467
5 жыл бұрын
Alam Indonesia emang sangat indah
@niswahindah4247
5 жыл бұрын
"Melangkah Pasti" di Puncak Pertama Kapan? 11 Mei 2015 (seingat saya). Di mana? Gunung Lemongan, Klakah, Lumajang, Jatim. Kenapa? Hampir mati kedinginan Petualangan saya bersama teman-teman benar-benar dimulai saat tahun 2015, di mana saat itu kami baru selesai menamatkan belajar di SMP. Yap, tanpa pernah melakukan latihan atau pemanasan sebelumnya, tiba-tiba saya ikut kegiatan pendakian ke Gunung Lemongan (orang2 biasanya menyebut Gunung Lamongan) yang diadakan oleh guru kesenian favorit saya dan istrinya. Mungkin Pak Ua dan Tante Rose (begitu kami memanggil beliau) ingin melepas penat dan me-refresh pikiran kami. Seingat saya, kami memulai perjalanan dari Klakah, Lumajang, Jawa Timur tanggal 11 Mei 2015. Kami berkumpul dahulu di rumah Pak Ua dan Tante Rose yang letaknya lumayan dekat dari Gunung Lemongan. Lalu berangkat bersama menuju rumah Mbah Citro (sesepuh di gunung) di mana rumah beliau menjadi pintu gerbang dimulainya petualangan kami. Kami sampai di Mbah Citro siang hari, lalu berjalan menuju pondok tempat pendaki biasa menginap. Jarak antar Mbah Citro ke pondok lumayan jauh, sih, melewati padang ilalang yg luas. Pendaki mengenal pondok ini, "Laskar Ijo". Sebelum Maghrib kami sudah sampai sekaligus sudah selesai beres-beres dan mencari posisi tidur yang "wenaakkk". Rombongan kami melebihi 10 orang, jadi harus menggunakan dengan sebaik mungkin tempat yg tidak luas ini. Ba'da Maghrib kami makan malam, setelah itu bermain kartu dan bersenda gurau. Sebagian dari kami memang baru pertama kali "muncak", jadi tidak bisa tidur padahal Pak Ua dan Tante sudah menyuruh kami tidur, dan mengingatkan bolak-balik. Sedangkan trekking dimulai pukul 12 dini hari, karena medannya cukup susah untuk pemula macam kami dan kami tidak boleh berlama-lama di puncak. Karena mungkin Pak Ua cape menyuruh anak2 bandel ini, akhirnya trekking dimulai pukul 11 malam. Kami mengurangi isi tas kami, dan menaruh sisanya di pondok. Setelah berdoa bersama, kami pun memulai petualangan ini. Saya berada di rombongan paling belakang. Dan tiba2 teman cewe saya nyeletuk, "eh iku nde kunu ono opo?" (eh, itu di sana ada apa?"). Kami memarahinya, karena dia becanda di waktu yg salah (kayak lagu, ya wkwk) Saya sempat khawatir, sebab saya tidak punya background apa2 (atlet atau pendaki) yang fisiknya cukup kuat untuk mendaki. Di pergantian hari, kami istirahat sejenak di Watu Gede (mungkin semacam pos pertama di gunung ini). Keraguan saya muncul saat saya mulai merasa kedinginan, dan saat kedinginan pasti juga akan merasa lapar yg akhirnya membuat saya lemah. Medan mulai menanjak dan berpasir, saya semakin lemah, dari sinilah saya tahu mana kawan yg benar2 membantu dan mana yg hanya bisa menyemangati. Saya bolak-balik dibopong sampai Tante Rose mengkhawatirkan keadaan saya. Di sini saya kedinginan, lapar, dan tanda2 sesak napas mulai muncul. Saya mencoba tenang walau dalam posisi keseimbangan tubuh saya acakadul. Saya mencoba berani untuk teriak, "Istirahat". Tangan saya memegang gula merah pemberian Pak Ua, katanya untuk mengembalikan stamina saya. Saya melangkah perlahan ditemani 5 kawan saya. Yap, gara2 kelemahan saya, 5 kawan saya berada di barisan paling belakang. Di situ saya merasa bersalah karena menjadi orang yg paling merepotkan. Bawaan untuk berhenti selalu muncul, namun kawan2 saya selalu mengingatkan bila puncak segera sampai (padahal mereka cuma becanda). Semangat, dan dorongan bhwa puncak sudah di depan mata membuat saya terus melangkah. Oh iya, karena Gunung Lemongan adalah gunung mati dan jarang terjamah, kami menjadi satu2nya rombongan yg berangkat kala itu. Jam terus melangkah maju, begitupun saya yg Alhamdulillah mulai baik2 saja. Keseimbangan tubuh saya kembali, dan sudah tidak merasa dingin lagi. Sungguh, tangan saya penuh luka lecet gara2 memegang pepohonan kecil, dan tumbuhan2 berduri, tapi perih baru dirasakan ketika sampai di rumah. Saya dan 5 teman saya sudah tertinggal jauh dari rombongan, di situ saya mulai melangkah cepat agar teman2 saya tidak kehilangan puncak pertamanya. Namun, lagi2 kami mendapat musibah, salah satu kawan saya terkena "pacet" (semacam lintah). Karena kawan saya perempuan dan sedang "berhalangan", jadilah dia semakin lemah. Tapi semangatnya untuk sampai puncak terus membara, padahal kami sangat khawatir dengan tangannya yg terus mengeluarkan darah. Fajar menyingsing, kami terus melangkah walau kawan kami yg lain sudah berada di puncak. Kami istirahat melihat kondisi kawan kami semakin lemah. Dari tempat istirahat kami tsb, kami dapat mendengar tawa canda kawan2 kami di puncak. Yap, kami tinggal selangkah lagi menuju puncak. Namun, di sinilah kesetiakawanan saya benar2 diuji. Tidak mungkin saya ke puncak meninggalkan kawan saya yg menemani saya semalaman saat saya sekarat. Mungkin 4 kawan saya yg lain juga berpikir begitu. Kami terus teriak, memberi tahu bila Kikik terkena "pacet" dan butuh bantuan, dari bawah kami terus memanggil satu per satu kawan kami di atas, kami bolak-balik teriak "Pak Ua" dan "Tante" tapi tak dapat jawaban. Sampai kami lelah, dan menangis mendengar mereka tetap tertawa dan berfoto ria. Akhirnya 2 teman cowo saya melangkah ke puncak dengan sedikit amarah untuk mengajak mereka semua turun dan melihat kondisi Kikik yg lemah itu. Kami menunggu sambil terus berdoa agar Kikik kuat hingga sampai Mbah Citro, memberi Kikik minum dan bergantian menyuapinya roti. Sampai akhirnya 2 kawan kami tadi berhasil membawa rombongan turun dan Kikik segera mendapat pertolongan dari Pak Ua dan Tante Rose. Pukul 7 pagi kamu semua turun, kembali ke "Laskar Ijo". Yap, pendakian pertama saya dan kelima teman saya kehilangan puncaknya. Eh, dua teman cowo saya tadi kan sampai puncak, ya. Namun kata mereka berdua, "Aku gaiso nikmati, gaiso foto. Anggepen aku ga nutuk puncak pisan" (aku tidak bisa menikmati, tidak bisa berfoto. Anggap saya tidak sampai puncak juga). Oh iya, teman cewe saya tadi yg nyeletuk di awal perjalanan benar2 melihat makhluk dan benar2 ketahuan jika "ketempelan" saat sudah sampai di rumah. Sebab, di "Laskar Ijo" ada sumur tua dan saat pertama sampai dia sempat ke sumur itu. Dari sini saya belajar ikhlas, berjuang, setia kawan, dan rela. Sebab keselamatan satu sama lain lebih berarti daripada puncak. Puncak bisa digapai di hari lain. Kata Bung Fiersa, begini kira2, "Puncak bukanlah tujuan utama, yang terpenting adalah sampai di rumah dengan selamat" Sekian cerita petulangan pertama saya yg penuh dengan drama ini. Saya hanya ingin membagi petualangan dan "A Life Journey" pertama saya. Bila beruntung di GiveAway ini saya bersyukur, bila tidak juga saya bersyukur sebab telah mengenal Eiger Adventure dan menemukan video ini shg saya bisa membagi cerita saya. Kalian bisa menemui saya di instagram dengan @niswahindah. Sampai jumpa, semoga kita dapat berkawan di dunia maya. Salam Lestari:)
Пікірлер: 350