AGEM
Ketika kami melihat pementasan cerita Calonarang kami mulai berfikir bagaimana rasanya mereka yang memundut Rangda disetiap pementasan Calonarang itu, kami mendapatkan ide untuk menanyakan apa pendapat beliau tentang seni tari terutama Tari Rangda. Narasumber yang kami wawancarai hampir satu keluarga beliau adalah seniman Bali antara lain, pedalangan, gambelan, dan seni tari. Karena itu kami memilih narasumber diDesa Peliatan. Beliau adalah seniman Tari Rangda sejak tahun 1965 yang bernama I Wayan Rarem, beliau mengaku perasaannya saat mulai belajar tari Rangda sangatlah senang, gembira, tenang dan merasa hatinya damai. Tetapi ada peraturan-peraturan yang harus ditaati. Dan beliau memiliki putra I Wayan Sukra tetapi beliau ini tidak mewarisi tarian yang digemari oleh I Wayan Rarem Ayah dari I Wayan Sukra. Karena I Wayan Sukra ini memilih seni Tari Matah Gede, tarian ini ada juga didalam pementasan Calonarang beliau memilih tarian ini karena ada banyak unsur seni didalamnya yaitu seni vocal, seni tari, dan masihbanyak lagi. Dan Bapak Wayan Sukra memiliki putra yang bernama I Made Suastika, I Made Suastika ini juga tidak mewarisi kegemaran Ayah maupun Kakeknya diseni tari, karena dia lebih senang ke seni pedalangan dan Gender, dia terinspirasi dari melihat banyaknya wayang yang dimiliki Ayahnya oleh karena itu dia memilih seni Pedalangan. Kesimpulan dari kami adalah seniman itu tidak harus mewarisi seni yang dia sangat mahir dibidangnya, tetapi seniman itu harus mewarisi tekat dan keinginan yang kuat. Jangan pernah mngubah mimpi karena mimpimu belum tercapi tetapi strategi yang kamu gunakan untuk meraih mimpi terebut yang harus kamu rubah. Salam EDITING dari kami Team HA THEY
Негізгі бет AGEM, dokumenter Seniman Bali Pekak Rarem
No video
Пікірлер: 67