Atas hasutan Sengkuni, Kurawa merencanakan membunuh Bratasena. Bratasena dipancing pergi ke pantai. Bratasena dikeroyok, diperdaya oleh para Korawa. Badannya diikat dengan onak dan duri, mulutnya dipaksa menenggak racun. Tubuh Bima yang lunglai lalu dilemparkan ke laut. Tubuh Bima dipatok ular berbisa. Racun di tubuh Bima justru menjadi tawar. Bima terhindar dari kematian. Dewa Laut, Sang Hyang Baruna iba, lalu memberikan anugerah berupa tirta kamandalu yang menjadikan kekuatan Bima sebanding dengan 700 ekor gajah.
Sengkuni dan Kurawa makin benci kepada Pandawa. Dicarilah , siasat yang lebih keji agar Pandawa tewas. Sengkuni mengusulkan agar menobatkan Pandawa sebagai pewaris tahta Astina. Penobatan itu diusulkan di suatu tempat peristirahatan yang bersejarah dan indah di kota tua Pramonokoti. Bhisma, Destarata yang tidak ! menyangka siasat jahat Sengkuni menyetujuinya. Namun Arya Widura mencium rencana jahat Sengkuni.
Dengan bantuan arsitek Purucana, Sengkuni memugar kota tua Pramonokoti. Bangunan tua direnovasi, di tiang-tiang dan di balik dinding diletakkan gala-gala (getah damar) yang mudah menyala. Rencananya ketika Pandawa istirahat, balai gala-gala akan dibakar
Bima waspada... ketika balai dibakar, dengan sigap diselamatkan ibu dan saudara-saudaranya... seekor garangan putih membimbingnya
memasuki sebuah terowongan yang dipersiapkan oleh Sang Hyang Hanantaboga
Негізгі бет Bale Sigala-gala
Пікірлер: 31