Program “Memperjuangkan Ruang Sipil untuk Mempromosikan Ketahanan Demokratis” atau disingkat dengan nama Program DemRes dijalankan oleh Yayasan LKiS bekerjasama dengan The Asia Foundation (TAF) untuk meresponsituasi politik Indonesia yang semakin didominasi oleh narasi sektarian, primordialisme, politik identitas, serta hegemoni politisi yang cenderung destruktif terhadap tatanan demokrasi. Program ini bertujuan untuk merintis pendekatan inovatif yang bertujuan untuk memperkuat institusi-institusi demokratis dan kualitas proses demokrasi di Indonesia, agar warga negara-terutama anak muda, perempuan, orang dengan disabilitas serta marginal lainnya mendapatkan manfaat dari lembaga-lembaga demokrasi yang tangguh dan inklusif serta wacana politik yang inklusif serta konstruktif.
Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi telah membawa pengaruh yang signifikan dalam kehidupan masyarakat di mana kita tengah mengalami “banjir informasi”. Orang dengan mudah membuat “berita” dan informasi dari sisinya sendiri, bahkan tanpa cek dan recek. Berburu berita dan narasumber yang bombastis sering membuat pertikaian dan perselisihan seolah menjadi andalan dan langganan. Perseteruan menjadi komposisi utama pembahasan dan pemberitaan. Semakin seru ketika kekerasan fisik seperti mengguyur lawan bicara, perkelahian biasa terjadi. Tontonan irasional asal penonton suka dan banyak mendatangkan iklan akan terus dibuat. Acapkali hal-hal yang bombastis tidak bernilai bahkan “nuansa pelintiran- pelintiran berita” menjadi sajian utama dan memiliki konsumen yang fanatis, marketable dan luar biasa banyak viewernya.
Dampaknya, berita semacam itu tentu saja tidak tunggal dan beraneka ragam. Pertama, jika berkaitan dengan kasus kekerasan, berita-berita justru akan menjadi teror psikologis bagi keluarga korban. Kedua stigmatisasi, yang sudah dicapkan melalui pemberitaan. Media semacam ini tidak membangun empati kepada korban, justru sebaliknya korban ditimpa dengan beban berat. Ketiga menciptakan kegaduhan sosial, dan membiaknya prasangka-prasangka yang berakibat buruk pada kohesivitas warga. Keempat cenderung mempopularitaskan pelaku kejahatan, termasuk pihak-pihak yang berkelindan didalamnya termasuk “pengasak” keuntungan dari sensasionalitas berita. Kelima meningkatnya produksi hoax, disinformasi dan misinformasi di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat dipusingkan dengan berbagai pemberitaan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Podcast ini merupakan bagian dari agenda panjang dari yayasan LKiS untuk mempromosikan perjuangan ketahanan demokrasi
#Demokrasi #YLKiS #StopHoax #Covid19
Негізгі бет Begini Cara Menyayangi Indonesia
Пікірлер: 1