Termasuk bagian dari syariat adalah, Islam memberikan ruang bagi manusia untuk memutuskan sesuatu berdasarkan pengetahuan orang yang paling ahli diantara mereka. Dalam hal-hal yang bersifat benar-salah, ilmu pasti
Tapi dalam urusan baik-dan buruk, atau pahala dan dosa, tentu tak ada satupun yang berhak untuk menentukan kecuali pemilik manusia, yaitu Allah Swt. Perkara yang baik adalah perkara yang Allah perintahkan, sedangkan perkara buruk adalah apa yang Allah larang
Maka lihat para sahabat, ketika perang Badar dan Rasulullah memiliki rencana untuk perang, maka sahabat bertanya "Apakah ini wahyu, ataukah pendapat manusia?", ketika Rasulullah menegaskan bahwa itu bukan wahyu tetapi hanya pendapat manusia, maka sahabat itu pun mengatakan "Kalau ini pendapat manusia, saya punya strategi yang lebih baik", begitu
Akan tetapi bila itu berkaitan dengan wahyu, maka Rasulullah menegaskan, tidak ada tawar menawar, tidak ada negosiasi. Begitulah Rasulullah menegaskan kepada sahabat Umar ra ketika perjanjian hudaibiyah, dimana Umar masih mengganjal di hatinya atas keputusan Rasulullah
Jadi singkatnya, hanya urusan baik dan buruk yang benar-benar harus hati-hati, agar diputuskan sesuai dengan kehendak Allah. Dalam urusan benar dan salah, maka diserahkan pada ahlinya, dan dalam urusan bagus dan jelek, maka boleh saja didiskusikan oleh semuanya
Ada 30 menit bahasan kali ini, semoga bermanfaat. Buku "Beyond The Inspiration" bisa didapatkan di bukusip.com, atau cek di @bukusip di IG
Негізгі бет Beyond The Inspiration 37: Baik Buruk, Benar Salah, Bagus Jelek Dalam Timbangan Syariat
Пікірлер: 159