Perjalanan kami kini kembali ke Ambon. Kami terus terang belum mengeksplor pulau ini, walau telah beberapa kali tinggal dan transit di Ambon.
City Tour kami awali utara Ambon. Kami menyusuri pantai utara, dimulai dari Bandara Pattimura. Pemandangannya sangat indah. Di sepanjang jalan, kami menemukan perkampungan warga yang berbatasan dengan pantai.
Tidak jauh dari kota Ambon, kami berkunjung ke batu layar serta sungai yang memuat belut raksasa atau juga lebih dengan Morea oleh orang lokal. Jumlah Morea ini bisa puluhan. Mereka tinggal di balik batu-batu sungai Waai.
Keunikan dari belut ini adalah mereka jinak. Mereka akan datang ke arah kita jika mencium bau darah ikan. Warga tidak pernah memakan mereka karena morea menjadi daya tarik wisata kampung setempat. Jika tidak sedang pandemi, wisatawan asing dan nusantara lumayan banyak.
Dari Desa Waai, kami melanjutkan perjalanan ke kawasan bekas kerajaan Hitu. Kami juga mengunjungi Benteng Amsterdam. Kami kaget sebab kami diberitahu guide bahwa Rumphyus, peneliti Belanda pada abad ke-16, mencatat telah menemukan ikan duyung. Gambarnya ditempel di dalam benteng.
Dari penggambaran Rumphyus, ikan duyung itu berjenis kelamin perempuan. Ditemukan nelayan lokal dan dibawa ke Benteng Amsterdam. Rumphyus mencatat penampilan ikan duyung tersebut seperti perempuan warga lokal. Rambutnya keriting serta kulitnya gelap. Kakinya berbentuk sirip ikan.
Setelah dibawa ke benteng semalaman, keesokan harinya sang ikan duyung mati. Catatan Rumphyus tidak banyak lagi menceritakan penemuan aneh ini. Anda tertarik, ayo ikuti petualangan kami ini.
Негізгі бет City Tour Ambon Utara
Пікірлер: 1