Perekonomian dunia tengah dihantui ketidakpastian imbas kenaikan suku bunga, pelemahan nilai tukar hingga gejolak geopolitik yang berefek pada kenaikan harga hingga pelemahan daya beli.
Tekanan daya beli juga terjadi di Indonesia yang tercermin dari data deflasi yang terjadi beruntun di Mei hingga Juni 2024. Hal ini tidak hanya mengkhawatirkan bagi bisnis dan dunia usaha namun jika berlangsung lama bisa menekan pertumbuhan ekonomi.
Bagi industri Makanan dan minuman (F&B), pelemahan daya beli disebut CEO PT Sabika Garuda Kapital, Nofel Saleh Hilabi sudah dirasakan termasuk di bisnis AYCE (All You Can Eat). Pelemahan nilai tukar telah mengerek biaya produksi sementara harga jual sulit untuk dinaikkan di saat masyarakat lebih berhitung saat belanja membuat pengusaha AYCE memutar otak untuk dapat mempertahankan kualitas namun tetap dapat meningkatkan penjualan.
Seperti apa dampak pelemahan daya beli ke bisnis kuliner AYCE? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan CEO PT Sabika Garuda Kapital, Nofel Saleh Hilabi dalam Closing Bell, CNBC Indonesia (Kamis, 11/07/2024)
Terus ikuti berita ekonomi bisnis dan analisis mendalam hanya di www.cnbcindonesia.com/.
CNBC Indonesia terafiliasi dengan CNBC Internasional dan beroperasi di bawah grup Transmedia dan tergabung bersama Trans TV, Trans7, Detikcom, Transvision, CNN Indonesia dan CNN Indonesia.com.
CNBC Indonesia dapat dinikmati melalui tayangan Transvision channel 805 atau streaming melalui aplikasi CNBC Indonesia yang dapat di download di playstore atau iOS.
Follow us on social: Twitter: / cnbcindonesia
Facebook Page: / cnbcindonesia
Instagram: / cnbcindonesia
/ cuap_cuan
Tiktok: bit.ly/38BYtJx
Spotify: spoti.fi/2BR7KkT
Негізгі бет Daya Beli Turun Saat Harga Bahan Baku Naik, Bisnis ‘All You Can Eat’ Aman?
Пікірлер: 31