VP : Rizky
TRIBUNJATIM.COM - Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat diduga memaksa para jemaah untuk membayar infaq.
Jika tak mampu membayar dengan uang, maka dapat diganti dengan menyerahkan anak kepada ponpes.
Hal itu diungkapkan mantan pengurus Ponpes Al-Zaytun, Ken Setiawan.
Ia menyebut, jemaah yang telah menyerahkan anaknya kepada ponpes tak diizinkan lagi melihat anak mereka.
Hal itulah yang membuat banyak jemaah menjadi depresi hingga mengalami gangguan jiwa.
"Kamu kan gak punya infaq, nanti saya kasih infaq tapi bayi kamu buat saya," ujar Ken, dikutip dari TribunCirebon.com, Minggu (18/6).
Ken mengatakan, 80 persen santri Al-Zaytun orangtuanya merupakan anggota Negara Islam Indonesia (NII).
Mereka kerap dimintai sumbangan atau infaq oleh pihak ponpes.
Saat menagih infaq, pihak ponpes disebut menggunakan surat At-Taubah ayat 103.
Secara umum isi ayat tersebut adalah perintah untuk menunaikan zakat yang tujuannya mensucikan diri dari sifat cinta harta.
Menurut Ken, pihak ponpes menyalahartikan makna ayat tersebut untuk menarik infaq.
Para jemaah dibuat yakin hanya dengan menyerahkan harta ke Al-Zaytun, maka dapat membersihkan dosa mereka seperti bayi baru lahir.
Ken mengatakan, besaran uang yang diminta bervariasi, tergantung dari desa asal jemaah.
Untuk desa tertinggal sekitar Rp 5 miliar sementara desa maju bisa mencapai Rp 12 miliar.
Ken sendiri berani membongkar aib Al-Zaytun karena kasihan dengan para jemaah.
Selain hartanya diperas, akidah para jemaah juga dirusak.
Website jatim.tribunnews.com/
Twitter / tribunjatim
Facebook / tribunnewsjatim
Instagram / tribun_jatim
#tribunjatim #matalokalmenjangkauindonesia
Негізгі бет DIMINTA SERAHKAN ANAK Jika Tak Bisa Bayar Infaq, Jemaah Al Zaytun Disebut Banyak yang Depresi
Пікірлер: 601