Semua orang, tanpa terkecuali, akan mengalami masa kelam dalam hidupnya. Ini bisa berupa masalah ekonomi, sosial, ataupun kejiwaan, seperti depresi, kecemasan, burnout, hingga trauma. Dan tidak dapat dimungkiri, masalah kesehatan jiwa merupakan silent battle hampir semua orang. Mengutip Dr. Sandersan Onie, "No one is strong enough, we all need help".
Dalam isu personal dan sosial seperti kesehatan jiwa, penanganannya akan berbeda antara satu budaya dengan budaya lainnya. Di Indonesia sendiri, berdasarkan penelitian, stigma tentang kesehatan jiwa dan isu bunuh diri yang melekat di masyarakat masih cenderung negatif. "Budaya sungkan" yang ada di Indonesia dan juga stigmatisasi bahwa penyakit mental adalah "aib" ternyata juga menjadi faktor penyebab banyaknya masyarakat Indonesia yang enggan untuk mencari bantuan profesional.
Mirisnya lagi--selain stigma yang melekat di masyarakat--agama sering kali dianggap sebagi jawaban instan dari masalah-masalah kesehatan jiwa.
"Mungkin kamu kurang ibadah."
"Makanya dekatkan diri kepada Tuhan!"
Kalimat-kalimat di atas sering dilontarkan kepada orang yang memiliki penyakit kejiwaan saat mereka berusaha bercerita dan meminta bantuan.
Penyakit kesehatan jiwa yang tidak ditangani bisa berujung pada percobaan bunuh diri. Di Indonesia, kasus bunuh diri cukup tinggi. Namun, yang lebih mengkhawatirkan, Indonesia juga mengalami under-reported suicide case. Sekitar 750% kasus bunuh diri di Indonesia tidak terdata. Artinya, persoalan kesehatan mental dan kasus bunuh diri di Indonesia sudah seharusnya mendapatkan perhatian besar dan dijadikan urgensi dalam skala nasional. Karena penyakit kesehatan jiwa bukan hanya masalah individu, tapi adalah isu sosial yang harus kita tangani bersama.
#IndonesianMentalHealth #KesehatanMental
Негізгі бет Dr. Sandersan Onie: Indonesian Mental Health First Aid
Пікірлер: 4