Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM- Eks Komandan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Aviv Kochavi mengaku kesulitan untuk membunuh petinggi Hamas, Yahya Sinwar.
Tak hanya Yahya, namun juga Mohammed Al-Deif, Panglima Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.
Menurutnya, kawasan Gaza yang padat penduduk membuat IDF sulit untuk menemukan petinggi Hamas dan Al-Qassam.
"Di daerah padat penduduk dan banyak bangunan, hal ini sangat sulit dilakukan. Jadi kami telah bekerja selama berbulan-bulan untuk (melaksanakan) operasi tersebut, namun kami tidak bisa,” kata Kochavi.
Bahkan, Kochavi mundur dari jabatannya karena kegagalan tersebut.
Yakni, Kochavi mundur sekira 9 bulan sebelum operasi militer Banjir Al-Aqsa dilancarkan oleh Perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023.
Kochavi mengatakan, bahwa Israel menganggap Iran sebagai ancaman nyata.
Yakni, tak menganggap Gaza sebagai potensi bahaya.
“Kami tidak menganggap Gaza sebagai ancaman nyata,Iran adalah prioritas utama kami,” katanya.
Namun, pihaknya menyebut pada 2021 pasukan pertahanan Israel melihat ada perubahan dengan Hamas.
Adapun Hamas seperti menunjukkan sesuatu yang baru sedang terjadi.
“Kami mencoba (membunuh Sinwar dan al-Deif, dan itu sulit," ujarnya.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Eks Komandan IDF Akui Sulit Bunuh Petinggi Hamas dan Al-Qassam: Operasi Berbulan-bulan, Kami Gagal, www.tribunnews....
Host: Adilla Risna
VP: Rania A.
Негізгі бет Eks Komandan IDF Kewalahan Bunuh Petinggi Hamas & Al Qassam, Sulit Cari Akibat Gaza Padat Penduduk
Пікірлер: 117