Selama hampir dua tahun, pandemi covid-19 melanda Indonesia. Tak hanya kesehatan, covid-19 juga melumpuhkan sektor perekonomian masyarakat, termasuk para pengrajin dan pelaku usaha gerabah Klaten.
Karsini, salah satu pengrajin gerabah yang berasal dari Pager Jurang, Bayat, Klaten bercerita bahwa selama pandemi covid-19 ini penghasilannya menurun akibat penjualan gerabah buatannya tidak lancar.
“Dampak pandemi ini penjualan jadi tidak lancar, karena gerabah biasanya disetorkan ke tengkulak sekarang sementara di stop dulu. Akses pengiriman gerabah juga jadi terhambat karena ada penyekatan jalan. Tengkulak biasanya menjual gerabah saya ke Magelang, Madiun, dan sebagainya.” jelas Karsini
Hal serupa juga dialami Anik Suryani dari Pager Jurang, Bayat, yang telah menjadi pengrajin gerabah selama tujuh tahun. Awal pandemi sempat membuat usahanya menurun namun perlahan usahanya kini dapat kembali bangkit.
“Awal-awal pandemi itu hampir down. Dulu gerabah dari pengrajin sempat di stop, karena di tengkulak masih banyak gerabah-gerabah yang belum dijual, waktu itu mereka (tengkulak) juga susah jualnya. Kalau disini masih produksi tapi dikit-dikit. Alhamdulillah sekarang sudah mulai membaik tapi tetap pelan-pelan.” tutur Anik
Tak jauh berbeda dengan yang lain, hal sama juga dialami Purnomo Agus Santosa, seorang pengusaha gerabah asli Sekar Kalam, Melikan, Wedi. Usaha gerabah miliknya, Sekaramik Silva Wijangga yang ia dirikan tahun 2017 juga mengalami penurunan penjualan selama pandemi covid-19.
“Karena adanya pandemi dan PPKM, fluktuasi pasar agak menurun namun masih bisa berjalan perlahan. Saat ini kami tengah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan inovasi yaitu membuat keramik dengan bakaran tinggi.” ungkap Agus.
Menurut Agus, inovasi gerabah dengan proses pembakaran di suhu tinggi ini dapat mengembangkan produk gerabah, khususnya di daerah Bayat, Klaten yang dinilai memiliki waktu pengerjaan yang singkat dan berkualitas unggul.
“Perkembangan gerabah Bayat dari tahun ke tahun cukup statis. Maka gerabah dengan bakaran tinggi ini diharap dapat menjadi wacana baru untuk perkembangan gerabah di Bayat, Klaten.” pungkas Agus
.
.
VO Tallent : Mitha Sınayang
Негізгі бет GELIAT PENGRAJIN GERABAH KLATEN BERTAHAN DI MASA PANDEMI
Пікірлер: 2