Musik dianggap hobi
Bila musik dianggap hobi, ini adalah pernyataan yang sangat bagus, karena pernyataan ini hanya sekedarnya sedangkan karier yang menyangkut sekolah formal merupakan tujuan utama. Hal ini sering kita lihat di perusahaan atau instansi pemerintah, banyak pegawai bahkan pejabat pandai bermain musik. Mereka mengutamakan prestasi dalam pekerjaan, saat punya waktu luang mereka mengisi waktu tersebut untuk bermusik.
Oleh sebab itu ketika sekolah, kita memang harus mengutamakan sekolah namun tetap diiringi dengan seni (bidang musik). Hal ini berguna untuk penyeimbangan antara otak kiri dan kanan agar tidak stres ketika mendapatkan pelajaran yang dianggap rumit. Lalu dengan seni ini pula kita akan memiliki jiwa yang fleksibiliti ketika kita terjun dimasyarakat. Motto ini harus jadi pertimbangan:
“Jiwa seni harus diimbangi dengan jiwa bisnis agar mempunyai target yang dicapai, jiwa bisnis harus diimbangi dengan jiwa seni agar lebih fleksibel untuk mengambil keputusan”.
Tanpa motto diatas bisa kita lihat banyak pekerja seni yang menjadi seniman tanpa terget dan bekerja sesuka hati, lalu kita juga dapat melihat banyaknya pemimpin otoriter yang bekerja dengan target tanpa melihat sisi lain dan permasalahan diselesaikan dengan peraturan bukan seni (keputusan yang bijak). Bila musik dianggap hobi maka konsentrasilah dengan sekolah, kejar cita-cita yang sebenarnya, anggap musik hanya penghibur diri untuk penyeimbang kehidupan.
Musik dianggap karier
Banyak musisi kita yang belajar musik dari usia dini, karena dukungan orang tua yang berfikir agar anaknya kelak akan menjadi artis musisi. Tapi orang tua biasanya tetap mengutamakan pelajaran di sekolah dan bermain musik hanya seminggu sekali dengan tujuan hanya mengisi waktu senggang. Setidaknya orang tua semacam ini sudah memberikan bekal kepada anaknya untuk menghadapi hidup dimasa depan. Jangan salahkan orang tua karena saat dewasa keputusan tetap ada ditangan anaknya.
Saat dewasa (tamat SLTA), si anak harus pandai mengambil keputusan, juga si orang tua harus mendukung keputusan tersebut. Hal ini bisa terlaksana bila si orang tua dan si anak sama-sama terbuka agar tidak menyesal di kemudian hari. Bagaimana dengan orang tua yang otoriter…….?
Anggap saja nasi sudah menjadi bubur, si anak sudah terlanjur menyukai musik atau si anak tidak punya pilihan lain selain musik. Biasanya keputusan yang diambil oleh anak ini untuk “nge-band” dengan harapan menjadi band terkenal, gimana kalo nggak terkenal…? Masih ada jalan yaitu sambil berkarya membuat lagu sendiri, si musisi harus memperbanyak perbendaharaan lagu untuk menjadi “home band” di kafe atau resto bahkan mempersiapkan diri untuk menjadi band panggilan.
Негізгі бет Фильм және анимация HURYSRAX DAN DORMAN BORISMAN ( Wawancara )
Пікірлер: 2