Tak banyak yang tahu, Vatikan adalah negara Eropa pertama yang memberi pengakuan atas kemerdekaan Indonesia.
Keputusan Vatikan untuk mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 6 Juli 1947 bukanlah sembarang langkah. Di tengah gejolak perang kemerdekaan yang masih berkecamuk, Vatikan berani berdiri tegak untuk menyatakan dukungan moralnya kepada bangsa Indonesia. Sebagai bentuk nyata dari pengakuan tersebut, Vatikan mendirikan Apostolic Delegate atau kedutaan besar di Jakarta.
Paus Pius XII, pemimpin tertinggi Gereja Katolik saat itu, menunjuk George Marie Joseph sebagai duta besar Vatikan untuk Indonesia selama periode 1947-1955.
Banyak hal yang mendorong Vatikan untuk memberikan pengakuan begitu dini kepada Indonesia, antaranya kesamaan visi kedua negara terhadap perdamaian dunia, penolakan ateisme, kerukunan umat beragama serta pentingnya keadilan sosial bagi kesejahteraan warga bangsa.
Mgr. Albertus Soegijapranata, Uskup Agung pribumi pertama di Indonesia, memiliki peran yang sangat krusial dalam perjuangan diplomasi ini. Dengan penuh keberanian, pada 18 Januari 1947, 5 bulan paska berakhirnya Agresi Militer I Belanda, Mgr. Soegijapranata mengirimkan surat kepada Paus Pius XII di Vatikan. Dalam surat tersebut, beliau menguraikan secara detail situasi yang terjadi di Indonesia, termasuk kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Belanda.
Surat Mgr. Soegijapranata yang menjadi sebuah jeritan hati bangsa Indonesia itu langsung mendapat sambutan haru dan positif dari Paus Pius XII. Keputusan Vatikan ini memberi pengaruh positif bagi negara lain yang kemudian mengikuti jejak Vatikan dengan memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia.
Presiden Soekarno sendiri pernah 3 kali berkunjung ke Vatikan yakni pada tahun 1956, 1959, dan 1964. Berkat kunjungannya itu, Vatikan memberikan medali kehormatan kepada Presiden Soekarno dan membuatkan perangko khusus serta cenderamata lukisan mosaic Castel San Angelo Vatican.
Lawatan Paus Fransiskus ke Asia Pasifik tahun 2024 ini merupakan perjalanan Apostoliknya yang ke-45 dalam masa kepausannya sekaligus menjadi kunjungan, ketiga dalam sejarah diplomatik Indonesia dan Vatikan.
Kunjungan pertama oleh Paus Paulus VI pada 3-4 Desmber 1970 yang menyambangi kota Jakarta.
Kunjungan yang kedua pada 1989 saat Gereja Katolik Roma dipimpin oleh Paus Yohanes Paulus II. Selama 6 hari, Paus mengunjungi beberapa tempat, masing-masing: Jakarta, Yogyakarta, Medan, Maumere, dan Dili (dulu Timor-timur), dari tanggal 9-14 Oktober 1989.
Kunjungan Bapa Suci Pemimpin Gereja Katolik Dunia ke Indonesia ini menjadi peristiwa bersejarah dan penting dalam memperkuat hubungan diplomasi dua negara, meningkatkan toleransi antar umat beragama, sekaligus menekankan nilai perdamaian dan kemanusiaan.
script & edited by sergius sutanto
music: youtube library
e: thegiepicture@gmail.com
Негізгі бет Jejak Diplomasi Indonesia-Vatikan
Пікірлер