JEJAK SEJARAH JEMBATAN RANTE DI KESULTANAN BANTEN @rinndakece #cagarbudaya #jembatanrante #sejarahbanten #situsbanten #kesultananbanten
Dalam perjalanan wisata ke Situs Kerajaan Banten dan tidak kalah menariknya adalah Jembatan Rante yang terletak di sebelah utara dari benteng Keraton Surosowan. Jembatan Rante ini dibangun di atas anak sungai Kota Banten Lama, yang berfungsi sebagai "Pintu tol perpajakan". Perahu-perahu pengangkut barang dagangan pedagang asing yang masuk kota kerajaan harus membayar pajak atau bea masuk disini. Hal ini mencerminkan betapa sudah majunya ekonomi dan politik kerajaan Banten pada masa itu. Dengan pajak yang masuk kedalam kas kerajaan, maka kerajaan bisa membangun fasilitas kota dan lainnya.
Jembatan Rante dibangun dengan dua buah tiang kokoh dari material bata dan karang di kedua sisinya. Bila tidak kapal yang masuk maka jembatan digunakan untuk menyeberang orang dan kendaraan darat, tetapi bila ada kapal yang merapat, maka jembatan dari papan itu diangkat menggunakan rantai, maka disebut jembatan rante.
Bekas-bekas keberadaan Jembatan Rante ini masih dapat dilihat, meskipun sudah tidak ada rantai dan papannya lagi. Dua tiang berukuran jumbo masih ada disana. Anak sungai pun masih ada, meskipun sekarang tidak digunakan lagi. Di sekitar anak sungai sudah banyak dibangun rumah penduduk.
Berdasarkan catatan sejarah Cornellis de Houtman telah menggambarkan kota Banten pada tahun 1596 dan Jembatan Rante telah ada dalam gambar tersebut.
Sedangkan dalam Babad Banten, disebutkan pada tahun 1570 Maulana Yusuf membangun fasilitas kota untuk perdagangan dan membangun pintu pajak bagi setiap kapal asing pengangkut barang dagangan yang akan masuk ke kota.
Jakarta - Cloude Guillot dalam buku Banten Sejarah dan Peradaban Abad X-XVII menulis Kiai Ngabehi Cakradana sebagai arsitek pembangunan Abad ke-17. Ia seorang syahbandar Tionghoa yang dekat dengan Sultan Ageng Tirtayasa. Menjadi orang kepercayaan urusan perdagangan maritim.
Saat Cakradana menjadi syahbandar Pacinaan, pada 1671 di Banten, ada tiga jalan yang dibangun cukup baik. Di masing-masing sisi ada 20 rumah bata dan toko untuk menampung orang Tionghoa. Jalan tersebut, ditulisnya sebagai pembangunan yang dibiayai Cakradana sendiri.
Di tahun yang sama, tulis Guilllot, ada dua jembatan batu yang dibangun di bawah kepemimpinan Cakradana. Satu di dalam kota di sebelah utara istana, dan satu lagi jembatan untuk melintas dari kota raja ke daerah niaga di Karangantu.
Namun, Guillot menulis bahwa pembangunan jembatan dengan teknik tersebut tidak ditemukan di China. "Jadi, harus disimpulkan bahwa jembatan aslinya telah diubah setelah 1682, ketika orang Belanda yang ahli dalam pembuatan jembatan buka-tutup menduduki kota," tulis Guillot.
FB: / nda.kece.56
IG: www.instagram....
Tiktok dewi rini
www.tiktok.com...
WA :+6289603469229
kunjungi Banten peraih muri jawara terbanyak di dunia
• MENGUKIR SEJARAH‼️BANT...
TAG:
sejarah jembatan rante serang banten,
sejarah jembatan cikande,
sejarah jembatan lama pamarayan,
sejarah jembatan manula,
sejarah gunung anten rangkasbitung,
sejarah jembatan pamarayan,
sejarah rangkasbitung,
sejarah jembatan,
sejarah rangkasbitung lebak banten,
sejarah kapal bosok serang banten,
sejarah serang banten,
jembatan pamarayan sejarah belanda,
sejarah jembatan petekan di surabaya,
kisah jembatan lama pamarayan,
jembatan jakarta banten,
jembatan rangkasbitung,
misteri jembatan lama kediri,
sejarah kali citarum karawang,
sejarah lampung dan banten,
sejarah gunung anten lebak,
sejarah jembatan cikande abuya uci,
sejarah sungai musi palembang,
sejarah pembangunan jembatan suramadu,
sejarah sumur 7 di banten,
sejarah jembatan lama kediri, Kesultanan Banten, serang banten, sejarah banten, situs banten, Cagar budaya
Негізгі бет JEJAK SEJARAH JEMBATAN RANTE DI KESULTANAN BANTEN
Пікірлер: 125