Sahabat kita Lia menyampaikan kepada Saya (Bang Dame); Saya kesulitan untuk bermeditasi, kesulitan untuk hening, pikiran saya terlalu "liar". Bagaimana saya akan bisa mendengarkan petunjuk-Nya Bang?
Atas pertanyaannya itu, saya menyarankan agar Lia "menulis surat untuk Tuhan". Lia seolah-olah menulis email untuk Tuhan, tanpa alamat email, ditujukan ke email nya sendiri, tapi di peruntukkan untuk Tuhan. Lalu Lia pun menulis mengalir, mencurahkan isi hatinya, mencurahkan pertanyaan-pertanyaan pikirannya kepada Tuhan.
Hasilnya, Lia tidak dapat jawaban email dari Tuhan, karena memang alamat email Tuhan tidak ada. Jawabannya justru muncul dalam kehidupan sehari-hari, Lia kemudian mulai bisa "memaknai" (IQRA) terhadap fenomena-fenomena kehidupan yang dihadirkan.
Lia "merasakan" Tuhan menjawab suratnya dalam bentuk kejadian-kehadian sehari-hari yang dia temukan. Lia mulai terbiasa membaca tanda-tanda-Nya, pesan-Nya dari kehidupan sehari-hari. Kapanpun Lia bingung tentang satu fenomena, Lia akan kembali menulis surat kepada Tuhan.
Silahkan menyimak perbincangan saya dan Lia di Youtobe ini, hasil IG Live Journey of Soul bersama Nadia Hastarini dan Lia.
Bismillahi Rahmani Rahimi....semoga menginspirasi...
Негізгі бет Journey of Soul, Dialog dengan Tuhan; Pengalaman sahabatku Lia "menulis surat untuk Tuhan"
Пікірлер