Pada tahun 2022, Beijing, Tiongkok meluncurkan proyek eksplorasi bulan berskala besar dan memperkenalkan komponen kunci dari proyek tersebut kepada dunia. Pada tahun 2024, pendarat bulan dari Tiongkok mengumumkan bahwa impian mereka untuk mendarat di bulan semakin mendekati kenyataan. Sebagai negara dengan sejarah panjang dalam dirgantara, Rusia tentu tidak ketinggalan. Pada 5 Maret 2024, Yuri Borisoff, presiden Roscosmos, menyatakan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan Tiongkok dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di permukaan bulan, dengan target ambisius untuk mencapainya dalam sepuluh tahun ke depan. Namun, beberapa ahli Amerika percaya bahwa proyek ini terlalu berani, bahkan National Aeronautics and Space Administration atau yang lebih kita kenal dengan singkatan NASA mungkin akan mengalami kesulitan, sehingga kerja sama antara Rusia dan Tiongkok juga akan menghadapi tantangan besar.
Di era eksplorasi tanpa batas ini, bulan tidak lagi menjadi mimpi yang mustahil, melainkan arena baru untuk persaingan dan kerja sama antarnegara. Dalam beberapa tahun terakhir, kegilaan eksplorasi bulan telah terjadi di seluruh dunia, dengan India, Rusia, Jepang, dan Amerika Serikat mengumumkan dan mempromosikan proyek eksplorasi bulan mereka masing-masing. Setiap upaya ini dipenuhi dengan rasa ingin tahu dan keinginan manusia untuk menjelajahi yang tidak diketahui. Namun, di tengah rencana ambisius ini, banyak proyek yang tidak memenuhi harapan. Sebagai contoh, pendarat bulan Odysseus dari Amerika Serikat berhasil menyentuh permukaan es bulan setelah berbagai upaya, namun hanya dapat beroperasi selama empat hari sebelum misinya berakhir.
Sekarang, Rusia telah mengusulkan rencana yang lebih ambisius: membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di bulan. Bulan, sebagai benda langit terdekat dengan Bumi, dianggap sebagai kawasan strategis baru. Rusia berupaya meningkatkan statusnya di bidang dirgantara dengan membangun basis penelitian ilmiah di bulan. Kunci untuk mewujudkan visi ini adalah penyelesaian masalah pasokan energi yang mendasar. Jika pangkalan bulan ingin beroperasi secara mandiri, diperlukan sistem energi yang stabil dan andal. Saat ini, mengandalkan sinar matahari untuk menghasilkan listrik adalah solusi yang umum, namun metode ini tidak dapat memenuhi kebutuhan masa depan.
Rusia mengusulkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di bulan karena karakteristik polusinya yang rendah dan kemampuannya untuk menghasilkan listrik dalam skala besar. Namun, proyek ini akan menghadapi tantangan besar, seperti pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir yang memerlukan banyak bahan mentah dan energi dalam lingkungan bulan yang minim sumber daya. Selain itu, kondisi ekstrem di permukaan bulan, seperti suhu yang sangat rendah, kondisi vakum yang tinggi, dan radiasi intens, menimbulkan tantangan berat bagi konstruksi dan operasional pembangkit listrik tersebut.
Para insinyur dari Tiongkok dan Rusia harus mengembangkan bahan dan teknologi yang dapat beradaptasi dengan kondisi ekstrem ini, serta mengatasi tantangan dalam mengangkut dan merakit komponen pembangkit listrik tenaga nuklir dari Bumi ke bulan. Dalam konteks ini, Tiongkok menjadi mitra ideal bagi Rusia karena kekuatan finansialnya dan pengalaman internasional yang luas, terutama dalam proyek eksplorasi bulan.
Негізгі бет Kerjasama Terlarang Tiongkok Bangun Pangkalan Nuklir Di Bulan - Mega proyek Tiongkok
Пікірлер: 44