Khotbah Partangiangan, Epistel Minggu XIX Trinitas
6 Oktober 2024
Keluaran 4:10-17
“Siap sedia memberitakan Firman Tuhan”
Jemaat dikasihi Kristus …
Ilustrasi: Margaret Clarkson. Apakah saudara pernah menyanyikan PKJ No. 182 atau NKB No. 210 dengan judul ‘Kuutus Kau”? Diterjemahkan ke bahasa Batak, BE. 728 “Husuru ho.” Iramanya sederhana namun riang. Syairnya sederhana namun penuh makna.
Pencipta lagu rohani itu bernama Margaret Clarkson tahun 1915. Dia adalah nona cantik berusia 23 tahun dari Kanada. Ia penyandang cacat, dan harus memakai kursi roda, sehingga dia sulit pegi ke mana-mana. Dia merasa semakin sepi dan menganggap dirinya adalah orang buangan. Kenapa? Karena di saat dia membutuhkan kehadiran orang banyak untuk menghiburnya, eh dia malah harus ikut keluarganya ketika ayahnya pindah kerja di sebuah Pertambangan di Daerah terpencil di Kanada Utara. Tidak ada Desa, tidak ada penduduk, yang ada hanyalah perumahan karyawan Pertambangan dan keluarganya.
Jarak ke kota terdekat hanya bisa dicapai dengan pesawat terbang kecil milik perusahaan. Mau tidak mau Margaret harus menahan rasa sepi dan tersiksa terhadap keadaan fisik tubuhnya yang cacat.
(Selengkapnya kita dengarkan video Khotbah ini) .....
Apa tanggapan kita ketika mengetahui Margaret yang cacat tapi mempunyai tekad kuat untuk memenuhi panggilan Tuhan sebagai utusan-Nya; ini menjadi teladan bagi kita. Margaret dengan keterbatasan fisik justru dipakai Tuhan untuk memberitakan Firman-Nya. Bagaimana dengan kita?
Kita semuanya diutus oleh-Nya ke dalam dunia untuk memberitakan Firman Tuhan. Apakah kita menolak panggilan itu? Atau kita mencari-cari alasan dengan mengatakan keterbatasan fisik? Cacat, Gagap bicara, tidak tahu apa-apa, dan alasan-alasan lainnya? Tak ada alasan bagi kita untuk menolaknya.
Demikianlah disampaikan firman Tuhan ini, ketika Musa dipanggil oleh Tuhan dan ingin diutus untuk menyampaikan pesan Firman-Nya kepada Raja Firaun, agar membebaskan umat Israel. Tapi awalnya Musa malah menolak dengan alasan: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, sebab aku berat mulut dan berat lidah” (Keluaran 4:10).
Tetapi Tuhan berfirman pada Musa: “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni Tuhan? (Keluaran 4:11). Karena Tuhan sendiri yang membuat lidah manusia, maka Dia bisa membuat mulut dan lidah kita pandai bicara untuk menyampaikan Firman Tuhan. Itu sebabnya, Tuhan berkata: Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.” (Keluaran 4:12).
Namun demikian, Musa masih beralasan dengan mengatakan: “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus” (Keluaran 4:13). Dia tahu diri atau mau menolak??? Dia yang dipilih dan diutus Tuhan, malah dia menyuruh Tuhan supaya mengutus orang lain. Bukankah kita sering seperti itu. Ketika kita dipilih untuk melaksanakan tugas, tetapi kita malah menyuruh supaya orang lain saja? Kira-kira gmn ya perasaan Tuhan dengan respons seperti itu?
Ya pantas saja Tuhan murka pada Musa. Lalu Tuhan pun memilih Harun yang pandai bicara, namun bukan untuk menggantikan Musa tetapi mendampingi Musa. Pelaksana tugas utama dalam rangka menyampaikan Firman Tuhan kepada raja Firaun dan bangsa itu adalah tetap Musa; sedangkan Harun adalah mendampingi Musa sebagai juru bicara bagi Musa (Keluaran 4:16). Otoritas dan kuasa itu diberikan Tuhan pada Musa, dan Musa bisa membuat tanda-tanda mujizat sebagai tanda bahwa dia dipilih dan diutus oleh Tuhan (Keluaran 4:17). Itu artinya: Musa tidak bisa menolak panggilan Tuhan sebagai penyambung lidah Allah untuk menyampaikan perkataan-Nya dalam rangka penyelamatan umat Israel.
Tidak ada yang bisa menolak, tidak ada yang bisa beralasan; bila Tuhan yang memanggil dan mengutus maka dia harus siap. Siapa yang dipanggil, disuruh dan diutus? Itu suka-suka Tuhan, bukan suka-suka kita. Bukan saja orang yang pandai bicara yang dipanggil Tuhan, dan bukan saja orang sempurna secara fisik dan mental; bahkan orang yang tidak pandai bicara dan juga orang yang cacat fisik, atau orang yang mempunyai keterbatasan, itu juga dipanggil dan diutus Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya. Bila Tuhan yang mengutus, maka Dia akan menyertai lidah kita dan mengajarkan perkataan yang akan kita sampaikan.
Kita juga dipanggil dan diutus Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya. Jangan takut, jangan kuatir, dan jangan ragu, kita diutus dengan jaminan penyertaan-Nya. Kita diutus ke dalam dunia! Dunia mana, kita pergi ke mana??? Bukan berarti kita harus pergi ke Benua jauh. Di tempat di mana kita berada, di lingkungan sekitar, kita diutus oleh Tuhan memberitakan Firman-Nya dan kasih-Nya. Menjadi utusan Tuhan dan memberitakan Firman memang tidak harus pergi jauh, di tempat sendiri pun bisa. AMIN
Salam Sejahtera, Salam Sahabat, Salam Sehat.
#khotbahpartangiangan
#keluaran4
#roberthendrasimanjuntak
#robertsimanjuntak
Негізгі бет Khotbah Partangiangan : Keluaran
Пікірлер: 45