MAKAM DIATAS BUKIT MILIK PATIH KE 7 KERATON YOGYAKARTA
Kasultanan Yogyakarta merupakan kerajaan yang meneruskan gaya pemerintahan Kerajaan Mataram Islam. Salah satu ciri utamanya adalah keberadaan patih atau juga dikenal sebagai Pepatih Dalem, sebuah jabatan kerajaan setingkat perdana menteri. Patih Kesultanan Yogyakarta memakai gelar Danureja dan berkedudukan di sebuah wilayah yang disebut Kepatihan.
Kasultanan Yogyakarta berdiri berdasarkan Perjanjian Giyanti tahun 1755 yang membagi Kerajaan Mataram menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Oleh karenanya Kasultanan Yogyakarta pun meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh Kerajaan Mataram sebelumnya. Sebelum dikukuhkan sebagai raja, Sultan harus menandatangani kontrak politik dengan pihak pemerintah kolonial. Salah satu bagian dari kontrak tersebut mengatur keberadaan patih. Selain sebagai pembantu Sultan, Pepatih Dalem juga menjalankan fungsi sebagai penghubung kesultanan dengan pihak pemerintah kolonial.
Berikut adalah patih-patih yang pernah menjabat sebagai Pepatih Dalem Kesultanan Yogyakarta;
1. Kanjeng Raden Adipati Danureja I (13 Februari 1755-19 Agustus 1799)
2. Kanjeng Raden Adipati Danureja II (9 September 1799-28 Oktober 1811)
3. Kiai Adipati Danurejo (Tumenggung Sindunegara) (7 November 1811-2 Desember 1813)
4. Kanjeng Raden Adipati Danurejo III (2 Desember 1813 - 22 Februari 1847)
5. Kanjeng Raden Adipati Danurejo IV (11 Februari 1847-17 Nopember 1879)
6. Kanjeng Raden Adipati Danurejo V ( 1879 - 1899)
7. Kanjeng Raden Adipati Danurejo VI (17 Maret 1900 - 15 Oktober 1911)
8. Kanjeng Pangeran Haryo Adipati Danurejo VII (1 Maret 1912 - sekitar Oktober 1933)
9. Kanjeng Pangeran Haryo Adipati Danurejo VIII ( 30 November 1933 - 14 Juli 1945)
"Berakhirnya Pepatih Dalem"
Posisi Patih Dalem sejak awal berdirinya Kasultanan Yogyakarta memanglah memiliki fungsi dua muka. Satu muka melayani kasultanan, namun di sisi lain juga tunduk pada pemerintah kolonial Belanda. Masa kependudukan Jepang yang menggantikan pemerintahan Belanda digunakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk menghilangkan jabatan patih. Langkah ini ditempuh agar kekuasaan atas Kesultanan Yogyakarta dapat digenggamnya penuh dan digunakan sebesar-besarnya demi kesejahteraan rakyat. Sejak saat itu, tidak pernah ada lagi posisi patih dalam Kesultanan Yogyakarta.
Sumber Deskripsi : kratonjogja.id
Sumber Foto : kratonjogja.id, KITLV, Google
Sumber Video Tari Langen Mandra : Facebook Kristi Adi
Негізгі бет Ойын-сауық MAKAM DIATAS BUKIT MILIK PATIH KE 7 KERATON YOGYAKARTA
Пікірлер: 19