Perdebatan di parlemen mengenai UU Pemilu sangat keras terkait dengan ambang batas pencapresan. Bagi yang pihak yang menolak, ambang batas menjegal partai-partai baru untuk berpartisipasi dalam pilpres. Sementara pihak yang setuju melihatnya sebagai sarana menguatkan sistem presidensial.
Politikus Partai Gerindra A Riza Patria, mengatakan adanya ambang batas merupakan arogansi dari kekuasaan. “Biarkan rakyat menunjukkan kedaulatan sejatinya untuk memilih presiden. Bukan partai politik atau penguasa yang menentukan pemimpin bangsa, tapi rakyat. Jadi ambang batas ini merenggut hak itu,” tegasnya
Sedangkan politikus Partai Golkar Rambe Kamarul Zaman menjelaskan, ambang batas 20 persen sudah dinyatakan dalam UU. Menurutnya, perintah UUD 45, mengatakan syaratnya ditetapkan oleh UU. “DPR sebagai pembuat UU sudah bersepakat bahwa harus ada dukungan parpol. Putusan MK mengatakan ambang batas menguatkan sistem presidensil,” terang Rambe. (Narasi)
TONTON video part lainnya dari Mata Najwa episode "Pasar Bebas Capres" :
PART 1 : • Mata Najwa Part 1 - Pa...
PART 2 : • Mata Najwa Part 2 - Pa...
PART 4 : • Mata Najwa Part 4 - Pa...
PART 5 : • Mata Najwa Part 5 - Pa...
PART 6 : • Mata Najwa Part 6 - Pa...
PART 7 : • Mata Najwa Part 7- Pas...
Jangan lupa subscribe, tinggalkan komentar dan share..
ada juga Narasi Channel: bit.ly/NARASICH...
dan Nara-Z bit.ly/NARA-Z
Mari subscribe yuuk..
/ najwashihab
/ najwashihab
/ najwashihabofficial
Негізгі бет Mata Najwa Part 3 - Pasar Bebas Capres: Gerindra: Ambang Batas Capres Arogansi Kekuasaan
Пікірлер: 3,4 М.