Museum Perjuangan Rakyat Bali atau Bajra Sandhi dibangun atas ide dari Gubernur Bali pada 1980, yaitu Prof Ida Bagus Matra. Arsitek yang ditunjuk untuk merancang adalah Ir Ida Bagus Gede Yadnya yang merupakan pemenang kompetisi arsitektur museum ini pada 1981. Desain unik yang dibuat oleh Ir Ida Bagus Gede Yadnya memiliki arti simbolis hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, yaitu dengan memiliki 17 gerbang pintu masuk, 8 pilar utama, dan ketinggian museum berupa 45 meter. Museum ini dibangun di tanah seluas 13,8 hektare dengan luas bangunannya 4.900 meter persegi. Selain museum ini, banyak juga Candi di Bali.
Pembangunan Sejarah Museum Bajra Sandhi Bali dimulai sekitar 6 tahun kemudian, yaitu pada 1987 dengan peletakan batu pertama. Pembangunan gedung fisik museum ini memakan waktu hingga 2001 dan kemudian dilakukan pengisian diorama serta penataan lingkungan museum. Pada September 2002, SK Gubernur Bali mengenai pengangkatan kepala UPTD Museum ini pun dilakukan. Pada 14 Juni 2003, pembangunan museum ini telah selesai sepenuhnya dan peresmian dilakukan oleh Presiden RI Megawati Soekarno Putri. Tetapi museum ini dibuka untuk umum setahun setelah diresmikan, yaitu pada 1 Agustus 2004.
Sejarah Museum Bajra Sandhi Bali ini terletak di kawasan Lapangan Renon dan berada di depan Gedung DPRD Provinsi Bali, tepatnya di Lapangan Niti Mandala Renon. Gedung museum ini cukup menarik perhatian semua orang karena tempatnya bersih dan terawat dengan baik serta lengkap dengan menara dengan arsitektur khas Bali yang menjulang tinggi. Museum ini diletakkan di lokasi ini karena tempat ini merupakan tempat pertempuran antara rakyat Bali melawan Belanda pada masa kemerdekaan. Perang ini dikenal dengan sebutan “Perang Puputan” yang memiliki arti perang habis-habisan. Maka dari itu, museum ini didirikan untuk mengenang dan memberi penghormatan atas jasa para pahlawan yang berkorban dan berjuang untuk merebut kemerdekaan Indonesia.
Selain menjadi simbol rakyat Bali untuk menghormati para pahlawan, museum ini juga merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan menjadi lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan NKRI. Hal ini terlihat dengan arti simbolis arsitektur museum ini dan bentuk museum yang diambil berdasarkan cerita Hindu pada saat Pemutaran Gunung Mandara Giri oleh Para Dewa dan Raksasa untuk mendapatkan Tirta Amertha atau Air Suci kehidupan.
Museum ini dinamakan Bajra Sandhi karena bentuk gedungnya menyerupai Bajra atau Genta yang dipakai oleh pemimpin agama Hindu untuk mengiring pengucapan japa mantra selama upacara berlangsung.
Berikut adalah beberapa hal penting dalam area museum:
Bangungan museum yang menjulang tinggi melambangkan Gunung Mandara Giri
Guci Amertha yang melambangkan bentuk Kumba (Periuk) tepat di bagian atas Museum
Naga yang melilit di museum melambangkan Naga Basuki yang digunakan sebagai tali dalam pemutaran Mandara Giri
Kura-kura yang terletak di bagian bawah museum merupakan simbol Bedawang Akupa yang digunakan sebagai alas pemutaran Mandara Giri
Kolam yang terdapat di sekeliling museum menyimbolkan Lautan Susu yang mengelilingi Mandara GIri, yaitu tempat mengalirnya Air Suci Kehidupan atau Tirtha Amertha.
Ketika memasuki gedung museum Bajra Sandhi yang terletak di kawasan museum, pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai kisah sejarah Bali. Ada beberapa lantai yang dapat dikunjungi pada museum ini, seperti sejarah Museum De Mata. Pada lantai satu, wisatawan bisa menikmati berbagai foto sejarah yang menceritakan tentang perjuangan rakyat Bali dalam melawan dan mengusir penjajah. Selain itu, terdapat juga beberapa foto yang menceritakan tentang kerajaan Bali tempo dulu. Selain itu, terdapat telaga yang dikenal dengan puser tasik yang terletak di dalam bangunan yang diisi dengan ikan.
Menuju lantai dua, pengunjung dapat menikmati 33 diorama yang menggambarkan keadaan Bali pada masa prasejarah, masa kerajaan, masa peperangan, dan masa pasca kemerdekaan. Penjelasan dari semua diorama yang ada tersebut menggunakan 3 bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Inggris, dan bahasa Bali.
Setelah menikmati diorama di lantai dua, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke lantai berikutnya, yaitu lantai paling atas di museum ini. Salah satu keunikan yang dapat dirasakan adalah pengunjung akan melewati 69 buah anak tangga melingkar yang terdapat di bagian tengah kolam.
Lantai paling atas ini merupakan ruangan yang cukup luas dan dikelilingi dengan jendela kaca. Di lantai ini digunakan pengunjung untuk menikmati 360 derajat pemandangan kota Denpasar dari ketinggian.
Museum ini beralamat di Jalan Raya Puputan No 142, Panjer, Denpasar, Bali.
Jam buka museum Bajra Sandhi
Senin-Jumat, jam 08:30-16:30.
Sabtu & Minggu, dari jam 10:00 - 16:30.
Harga tiket untuk dewasa yaitu Rp 25.000/orang
Harga tiket untuk pelajar (SMP, SMA, Mahasiswa) yaitu Rp 5.000/orang
Harga tiket untuk anak-anak (Anak, TK, SD) yaitu Rp 2.000/orang. (*)
Негізгі бет Monumen Bajra Sandhi Bali Saat Pandemi, Drone View Pusat Kota Denpasar
Пікірлер: 2