Kehidupan di dunia merupakan permainan dan senda gurau. Ada kalanya menang dan ada kalanya kalah. Susah dan senang silih berganti. Senangnya merupakan kesenangan yang menipu, sedihnya merupakan kesengsaraan yang sementara. Namun itulah hakikat hidup di dunia. Sungguh berbeda dengan kehidupan sejati dan abadi di akhirat nanti. Barangsiapa senang, maka ia akan senang selamanya, begitupun sebaliknya. Allah senantiasa memperingatkan manusia, salah satunya dalam Qs. Al-Hadid ayat 20 agar tidak memiliki rasa cinta yang berlebihan terhadap kehidupan dunia yang fana. Yang tidak jarang membuat manusia menjadi takjub pada dirinya sendiri atas hal-hal yang ia peroleh di dunia dan merasa hal tersebut adalah hasil kerja kerasnya sendiri, ia lupa bahwa sejatinya Allahlah yang telah memberikannya nikmat. Perilaku itu disebut ujub, termasuk perilaku tercela yang bisa menghantarkan manusia pada kehancuran. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1). Untuk mengetahui pendapat para Mufassir tentang hakikat hidup dari QS. Al- Hadid ayat 20, (2). Untuk mengetahui esensi yang terkandung dalam QS Al-Hadid ayat 20, (3). Untuk mengetahui pendapat para ahli terhadap sifat ujub dan cara menghindarinya, (4). Untuk mengetahui implikasi dari QS Al-Hadid ayat 20 tentang sikap terhadap hidup dalam upaya menghindari perilaku ujub.
Hasil dari penelitian adalah bahwa di dalam Qs. Al-Hadid ayat 20 menjelaskan Allah telah memperingatkan manusia akan rendahnya kehidupan dunia. Hanya sebatas permainan, senda gurau, perhiasan, ajang berbangga-bangga, juga memperbanyak harta dan keturunan. Esensi Qs. Al-Hadid ayat 20 adalah (1). Seorang muslim dilarang memiliki sifat hubbu dunya karena Allah Swt menilai rendah kehidupan dunia hanya sebagai permainan, senda gurau, perhiasan, ajang bermegah-megah, dan berbangga-bangga mengenai banyaknya harta dan anak. (2). Seorang muslim harus meyakini bahwa dunia pasti akan hancur. Sebagaimana halnya tanaman yang disiram air hujan, hijau segar kemudian menguning, mengering, dan akhirnya hancur. (3). Seorang muslim harus senantiasa amar ma’ruf nahi munkar karena di akhirat manusia akan menerima satu dari dua kemungkinan balasan: keridhaan Allah atau siksaan. (4). Seorang muslim harus meyakini bahwa dunia adalah kesenangan yang menipu yang harus diwaspadai.
#BacaAlquran #iqro #murottal #ayomembaca #qiroah
Негізгі бет Murottal surat al-hadid ayat 20-22 | Wahyu ashadi
Пікірлер: 26