Anggap saja sedang naik kereta tapi dengan kondisi jaman sekarang.
.
Jalur kereta api Cikudapateuh-Ciwideyadalah jalur kereta api nonaktif di Jawa Barat, termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung. Jalur ini dibangun untuk mengangkut hasil bumi dari Bandung selatan ke Stasiun Bandung atau ke Batavia.
Karena Belanda mengincar produk-produk perkebunan dari wilayah Bandung Selatan, maka dibutuhkan suatu transportasi terpadu yang lebih murah dan cepat. Dahulu, pengangkutan hasil-hasil kebun untuk dikirim ke berbagai jurusan dari wilayah ini harus menggunakan pedati dengan biaya sebesar 15 hingga 18 sen tiap ton. Kelemahan pengangkutan dengan pedati adalah, akses menuju Kota Bandung sangat sukar mengingat jaraknya relatif jauh.[1][2]
Oleh karena itu, Belanda memutuskan untuk membangun jalur kereta api dari Bandung menuju Ciwidey. Pembangunan lintas ini ditaksir menelan biaya sebesar ƒ1.776.000,00.[1] Jalur kereta apinya sendiri terdiri atas segmen Cikudapateuh-Kopo (Soreang) dilanjut menuju Ciwidey dan dibuatkan pula jalur cabang dari Dayeuhkolot menuju Majalaya. Dalam verslag yang dibuat oleh Staatsspoorwegen, jalurnya sendiri dibuka untuk Cikudapateuh-Kopo (Soreang) dibuka pada tanggal 13 Februari 1921, dan Soreang-Ciwidey pada tanggal 17 Juni 1924.[3]
Aslinya jalur kereta api ini tidak dimulai dari emplasemen Stasiun Cikudapateuh, tetapi pada petak jalan antara stasiun tersebut dengan Stasiun Kiaracondong. Di tengah petak ini terdapat Stasiun Cibangkonglor. Ada beberapa catatan menarik dari jalur ini, yaitu terdapat percabangan dari Halte Cibangkongmenuju Kompi Kavaleri, sedangkan dari Stasiun Cibangkonglor terdapat jalur menuju Depot Pertamina Bandung. Sementara itu, perhitungan letak kilometer stasiun-stasiunnya bukan dari Stasiun Cikudapateuh, melainkan dari Stasiun Bandung.
Jalur kereta api dinonaktifkan pada tahun 1982 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Walaupun Direktorat Jenderal Perkeretaapian sudah membuat masterplan reaktivasi, saat ini belum ada tanda-tanda jalur ini akan digusur dan dikerjakan. Bangunan-bangunan stasiun masih ada, tetapi kondisinya ada yang terawat dan ada pula yang rusak. Asetnya dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia dan sebagian tanah bekas jalurnya sendiri sudah dibangun permukiman penduduk.[4]
Selama beberapa waktu jalur ini hanya aktif di beberapa titik, seperti jalur menuju Kavaleri maupun jalur menuju Depot Pertamina. Sebagian rel digunakan hingga pertengahan 2000-an untuk mengangkut tank dari Pindadmenuju Kavaleri maupun sebaliknya.
id.m.wikipedia...
Негізгі бет Penyusuran bekas jalur kereta Soreang - Ciwidey part 4 Rancagoong-Cikabuyutan
Пікірлер: 884