Safari Memori #2 - Dang Ding Dong
Sejarah dan Stigma Game Arcade
Pembicara : Tyok (Penyintas Arcade)
Host : Purna (Penonton Arcade)
E-sport atau olahraga elektronik merupakan skena besar hari ini, lewat berbagai game, para pemain mengasah kapasitas, kemampuan dan teknik untuk memenangkan kompetisi. Sejumlah turnamen besar seperti Evolution Championship Series (EVO) di Amerika, Canada Esports League (CEL) di Kanada, dan LoL Champions Korea (LCK) di Korea, bahkan memberikan hadiah puluhan milyar rupiah. Namun ditengah gegap gempitanya, E-sport hari ini punya sejarah yang cukup tertatih-tatih.
Skena E-sport ini jika menilik sejarah maka akan membawa kita pada tradisi Arcade center. Arcade center atau biasa disebut Ding Dong di Indonesia, adalah salah satu pelopor lahirnya banyak komunitas gaming. Di awal kemunculannya di era 80-an, Arcade menjamur di berbagai negara dan seiring waktu pula mendapat banyak pandangan miring dari masyarakat lokal. Arcade menjadi magnet buat anak-anak sekolah, mereka rela membolos, menghabiskan uang jajan, hingga mengurangi jam belajar dirumah dan berimbas pada nilai kelas yang memburuk. Pada akhirnya banyak kebijakan yang dikeluarkan untuk membatasi peredaran Arcade.
Di Indonesia sendiri, Ding Dong bahkan dianggap penyakit masyarakat karena dekat dengan praktik perjudian. Namun hari ini banyak negara berhasil menumbuhkan ekosistem yang kompetitif di skena arcade nya, komunitasnya tumbuh dan menjamur di berbagai kalangan. Negara mengawasi dan mendukung perkembangannya, hingga menjadi power house di banyak kejuaraan E-sport internasional dan perlahan melepas stigma buruknya. Nah, bagaimana dengan Indonesia ? mari kita bahas bersama di seri Safari Memori ke-2 ini dengan tajuk Dang Ding Dong, Sejarah dan Stigma Arcade
Негізгі бет Safari Memori 2 Dang Ding Dong
Пікірлер: 1