Salah satu pondok pesantren besar di Kabupaten Kudus adalah pondok pesantren Darul Falah. Pesantren salaf yang terkenal dengan Thariqah Dalail al-Khairat ini berlokasi di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kudus. Wilayah Kecamatan Jekulo termasuk dalam wilayah “Kudus Wetan”. Pondok pesantren yang didirikan oleh KH Ahmad Basyir pada tahun 1970 ini memegang teguh ajaran Dalail al-Khairat dengan ciri khas puasa bertahun-tahun. Pondok pesantren Darul Falah memiliki motto “Njiret Weteng, Nyengkal Mata” yang memiliki makna ''Masa muda bersusah payah, maka pada saat tua akan menemukan kesuksesan. Sengsara itu berati berani lapar, berani bangun tengah malam, dalam artian untuk belajar.'' Motto kalimat ini bersumber dari petuah Sunan Kalijogo dalam salah satu Kitab Jawa yang menyerukan para santrinya untuk berperilaku prihatin dan bersahaja (tidak mementingkan kenikmatan lahiriah). Ajaran tersebut menjadi salah satu dasar dari ajaran Dalail al-Khairat yang dikembangkan di pesantren Darul Falah. Dalail al-Khairat adalah salah satu ijazah dengan ciri khas puasa bertahun-tahun, yang di kalangan masyarakat awam dikenal dengan sebutan puasa dalail. Ijazah Dalail al-Khairat ini pula yang menjadi ciri khas Pesantren Darul Falah.
Santri-santri yang belajar di Pesantren Darul Falah ini berasal dari berbagai daerah, yaitu: Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Cirebon, Jakarta, Tangerang, Banten, dan sejumlah kota di Sumatera. Pesantren Darul Falah menerapkan metode pembelajaran perpaduan antara sistem tradisional dan sistem modern. Penggunaan sistem tradisional, berlangsung pada proses pengkajian kitab salaf dengan cara bandongan dan sorogan. Metode modern diadopsi dengan adanya pengelompokan santri sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Dalam perkembangannya pada tahun 2004 untuk memudahkan pengelolaan, kepengurusan pondok pesantren dipecah menjadi empat, yakni Darul Falah I, II, III, dan IV. Darul Falah I dan II diperuntukan bagi santri putra, sedangkan Darul Falah III dan IV untuk santri putri. Kegiatan belajar para santri terdiri atas kegiatan harian, mingguan, dan selapanan atau bulanan. Kegiatan harian meliputi program tahfidh Alquran untuk santri putri, jamaah shalat, tadarus, kajian kitab sekolah pagi, musyawarah wajib, musyafahah Alquran, takhashshush An-Nasyri dan diakhiri qiyam al-lail.
Salah satu jargon yang sangat saya ingat dan angen-angen ketika nyantri pada KH. Basyir (Mbah Kung) adalah petuah beliau yakni “dadi santri iku kudu sabar, ngalah, nrimo, loman”. Bagi para santri jargon tersebut memiliki nilai filosofis yang sangat dalam mengingat tirakat dan riyadhah yang sehari-harinya mereka alami di ponpes Darul Falah ini.
.
.
#Karya santri darul fallah jekulo kudus [31/5 20:55] Df Dila: @annisa_bil_qurani
[31/5 20:57] Df Dila: Lutfiya fadlilah,😍
#@hanikzaa
Jangan lupa di follow ya guys😉
#Santrikeren
#Santrisarjana
#santrimilenial
#santrijekulo
#ayomomdok
#santrikudus
#SANTRI_INDONESIA
Негізгі бет SANTRI INDONESIA PART II. PONPES darul Falah Jekulo Kudus.
Пікірлер: 1