Kisah Asmara Mohammad Masdan (Ki Ngabehi Suro Diwiryo / Eyang Suro)..
Ki Ngabehi Ageng Suro Diwiryo atau Lebih dikenal dengan Eyang Suro merupakan pelopor dunia persilatan di Indonesia. Namun, tak banyak yang tahh di balik keahlian silatnya, ternyata eyang suro memiliki kisah asmara yang sangat mengharukan. Nah, seperti apa kisah perjalanan asrama eyang suro? Berikut retorika asmara eyang suro yang dapat kami rangkum, sehingga menjadi sebuah alur cerita yang menarik dan mudah dipahami.
Diawali pada tahun 1887 Pada usia 18 tahun beliau berguru kepada seorang pendekar dan guru ilmu kebatinan yang bernama Datuak Rajo Batuah, dari kampung Alai, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Datuak Rajo Batuah merupakan guru beliau yang pertama kali di daerah Sumatra Barat. Datuak Rajo Batuah mempunyai seorang kakak yang bernama Datuak Penghulu, dan adiknya bernama Datuak Batuah, dimana ketiganya adalah pendekar-pendekar yang termahsyur dan dihormati masyarakat.
Kemudian tahun 1897 Pada umur 28 tahun beliau jatuh cinta kepada seorang gadis Padang. Disinilah awal kisah asmara eyang suro atau saat itu lebih dikenal dengan nama "Mohammad Masdan". konon, saat itu Mohammad Masdan jatuh cinta kepada Puteri dari seorang ahli kebatinan (ilmu kebatinan berdasarkan agama Islam atau sering disebut dengan istilah "Tasawuf").
Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi bebana, dengan menjawab pertanyaan dari gadis pujaannya tersebut yang berbunyi “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA MASDDAN” dan “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA SAYA INI ?” (gadis pujaan itu ?). Karena beliau tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pikirannya sendiri, maka beliau berguru kepada seorang ahli Kebatinan yang bernama Nyoman Ida Gempol.
Nah, siapakah Nyoman Ida Gempol ini? Untuk apa beliau berguru kepadanya? Jadi gini, Nyoman Ida Gempol Adalah seorang Punggawa Besar dari Kerajaan Bali yang di buang atau diasingkan oleh pemerintah Belanda ke Sumatra tepatnya di Padang. Di padang, Nyoman Ida Gempol lebih di kenal dengan nama "Raja Kenanga Mangga Tengah". (Bandingkan dengan nama Desa Winongo - Madiun - Tengah - Madya).
Selanjutnya, Ilmu Kebatinan yang diperoleh dari Nyoman Ide Gempol dipersatukan dengan Pencak-Silat serta Ilmu Kebatinan yang didapat dari Datuak Rajo Batuah, dimana oleh Ki Ngabehi Soerodiwirjo digabungkan menjadi, dalam tanda kutip "Ilmu SETIA-HATI".
Kembali kepada kisah asmara Mohammad masdan. Akhirnya bebana yang diminta gadis pujaan beliau dapat dijawab, dengan menggunakan ilmu “Setia-Hati” tersebut diatas. Dengan demikian beliau berhasil mempersunting gadis Padang, putri dari seorang ahli Tasawuf. Namun Dari perkawinan ini, beliau belum berhasil mendapatkan keturunan.
Kemudian pada tahun 1898 Pada usia 29 tahun, beliau bersama istrinya pergi ke Aceh, dan bertemu adiknya (Soeradi) yang menjabat sebagai Kontrolir DKA di Lhok Seumawe.
Pada tahun tersebut, guru beliau, Guru Besar Raja Kenanga Mangga Tengah O.G. Nyoman Ida Gempol diizinkan pulang ke Bali. Ilmu beliau dapat dinikmati oleh Saudara-saudara “S-H” dengan suatu motto:
“GERAK LAHIR LULUH DENGAN GERAK BATIN”
“GERAK BATIN TERCERMIN OLEH GERAK LAHIR”.
Berikutnya pada tahun 1900 Ki Ngabehi Soerodiwiryo kembali ke Betawi bersama isteri, dan beliau bekerja sebagai Masinis Stoom Wals. Kemudian Ki Ngabehi Soerodiwiryo bercerai, dimana Ibu Soerodiwiryo kembali ke Padang, dan beliau pindah ke Bandung.
Tak cukup sampai disitu, kisah asmara Mohommad masdan masih berlanjut. Pada tahun 1905. . .
silahkan simak video untuk versi lengkap nya...
..
.
.
...
#stkdihatiku #shwinongo #pshwtm
Sekian....
Негізгі бет Спорт Sisi Lain Eyang Suro Yang Jarang Diketahui Orang || Kisah Mohammad Masdan || Ki Ngabehi Suro Diwiryo
Пікірлер: 158