Please click SUBSCRIBE and NOTIFICATION BELL
Sphinx Yang Buas
1 Korintus 15:55
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
Kalau kita mendengar kata: Sphinx, maka pikiran kita
akan tertuju kepada patung Sphinx yang terkenal itu, yang berada di daerah Giza, Mesir. Patung Sphinx di sini digambarkan berwajah manusia, tetapi berbadan singa. Konsensus umum di kalangan ahli Mesir kuno mengatakan bahwa kepala Sphinx Agung memiliki kemiripan dengan Firaun Khafre, yang hidup antara tahun 2600 dan 2500 SM. Orang-orang Mesir kuno percaya bahwa Sphinx adalah penjaga kuburan para firaun. Sphinx menjaga agar arwah para firaun atau raja Mesir dapat pergi ke sorganya mereka, yaitu matahari.
Ternyata tidak hanya Mesir yang mengenal Sphinx sebagai tokoh mitologi yang berwajah manusia dan berbadan binatang. Orang Yunani kuno juga mengenalnya. Ada satu Sphinx dalam mitologi Yunani, yang oleh Apollodorus digambarkan memiliki wajah wanita, tubuh dan ekor singa dan mempunyai sayap burung. Dalam mitos itu diceritakan bahwa Dewa Hera atau Dewa Ares mengirim Sphinx dari tanah kelahirannya di Aethiopia untuk menjaga pintu masuk ke kota Thebes di Yunani. Sphinx ini dikenal sangat buas dan kejam. Sebagai penjaga pintu masuk kota Thebes, Sphinx akan memberikan teka-teki kepada orang-orang yang hendak melintasi kota itu. Jika orang-orang itu tidak dapat menjawab teka-tekinya, maka Sphinx akan mencekik orang tersebut kemudian melahapnya. Sehingga banyak orang
menjadi ketakutan dan tidak berani melintasi Thebes. Kemudian datanglah seorang pemuda bernama Oedipus hendak melintasi Thebes. Sphinx menghadangnya dan memberinya teka-tekinya, "Makhluk apa yang pada waktu pagi hari berkaki empat, siang hari berkaki dua, dan sore hari berkaki tiga?" Oedipus memecahkan teka-teki tersebut dengan menjawab: "Manusia! Manusia merangkak dengan empat kaki saat masih bayi, berjalan dengan dua kaki saat dewasa, kemudian menggunakan tongkat di usia tua." Setelah teka-tekinya terpecahkan, akhirnya Sphinx bunuh diri dengan cara melemparkan dirinya dari batu karang yang tinggi. Atau versi lain menyebutkan bahwa Oedipus membunuhnya.
Perenungan apa yang kita dapatkan dari mitos tersebut? Diceritakan banyak orang yang takut berhadapan dengan Sphinx karena mereka takut mati. Bukankah saat ini pun banyak orang yang takut menghadapi kematian? Tetapi bagi orang percaya, sebenarnya maut sudah dikalahkan oleh Yesus. Ketika Yesus disalibkan, sesungguhnya Iblis sudah dikalahkan. Di dalam 1 Kor 15:55 dikatakan, "Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Di atas kayu salib, Yesus menang atas kuasa dosa. DarahNya tercurah bagi penebusan umat manusia. Kita memang akan mengalami kematian, karena semua mahkluk hidup pada akhirnya akan mati. Tetapi kematian bukan sesuatu yang menakutkan, karena kematian adalah pintu masuk ke dalam hidup kekal bersama dengan Tuhan. Jangan takut kepada kematian, Tuhan sudah mengalahkan kematian!
Негізгі бет Sphinx Yang Buas 16 Oktober 2024
Пікірлер: 9