KOMPASTV - Charities Aid Foundation (CAF) pernah menobatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di tahun 2021. World Giving Index 2021 mengatakan 8 dari 10 orang Indonesia rela menyumbangkan uangnya untuk tujuan berbagi. Rata-rata tiga kali lipat dari negara-negara lainnya.
Baru-baru ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjadi sorotan publik. Lembaga sosial yang menghimpun dana sumbangan masyarakat diduga menyelewengkan dana tersebut. Tentunya dengan nilai yang fantastis. Lebih dari setengah triliun rupiah.
Penyelewengan tersebut diduga dilakukan oleh para petinggi ACT selama lebih dari 10 tahun terakhir. Dari tahun 2010 hingga 2020. Para petinggi lembaga tersebut memutar logika dengan akal-akalan mereka untuk memotong sumbangan warga untuk keperluan pribadi. Penyewaan fasilitas mewah dan gaji yang sangat tinggi untuk ukuran sebuah lembaga sosial seperti ini. Warga menilai hal tersebut tidaklah pantas. Ibarat menari di atas dana sumbangan sosial.
Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) pun tak tinggal diam. Selain penyelewengan yang sangat tidak pantas tersebut, turut diduga bahwa ada aliran dana ACT ke beberapa negara, atau oknum pribadi, yang dianggap berisiko tinggi dalam pembiayaan terorisme. PPATK juga masih melakukan pendalaman menyangkut temuan ini.
Jurnalis Senior Kompas TV, Aiman Witjaksono pun mencoba mengurai benang kusut dugaan tindakan kejahatan ini. Setidaknya ada dua hal yang ditemukan soal akal-akalan ACT dalam penggunaan dana sumbangan. Pertama, ACT menggagas program 1.000 Warung Tegal saat awal pandemi merebak, 2020 silam. Komunitas Warteg Nusantara, Kowantara pun digandeng. Ribuan anggota Kowantara tersebut dijadikan mitra dan akan menyajikan makanan gratis siap santap bagi warga yang membutuhkan. Spanduk kegiatan di depan warung pun dipasang, dan kotak pengumpulan sumbangan disimpan di atas meja makan.
Namun, ternyata tidak semua dari 1.000 warteg tersebut dijadikan mitra dan memperoleh manfaat yang dijanjikan. Program pun hanya berjalan satu bulan saja. Justru di masa sulit pandemi, pada pertengahan tahun 2020 program membantu masyarakat ini tidak dijalankan, ada apa? Mungkinkah ini hanya akal-akalan ACT untuk meraup donasi warga? Yang juga menarik, petugas ACT yang biasa mengumpulkan dana yang terkumpul dalam kota sumbangan tak pernah lagi muncul. Kotak sumbangan pun tertinggal, selama lebih dari setahun. Janggal!
Hal yang tidak masuk akal lainnya ditemukan Aiman. Saat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Karawang 2018 lalu, pihak Boeing memberikan dana kompensasi bagi korban. Separuh dari dana tersebut disalurkan melalui lembaga sosial. Nama ACT juga muncul sebagai pihak yang dipercaya untuk mendistribusikan sebagian dana tersebut. Namun, ACT tidak pernah memberikan laporan pertanggungjawaban kepada keluarga korban. Dana tersebut seperti menguap, entah digunakan untuk tujuan apa. Jumlahnya pun sangat besar, ratusan miliar rupiah.
Berangkat dari temuan ini, Aiman menemui sejumlah pihak untuk klarifikasi. Pertama, Aiman menuju kawasan Simatupang, Jakarta Selatan, lokasi kantor pusat ACT. Setelah pemerintah mencabut izin operasionalnya, kantor mendadak sepi. Pintu kaca telah dikunci rapat. Aiman pun bertemu dengan pihak pengelola gedung. Ada beberapa fakta diungkap menyangkut operasional ACT di kantor pusatnya tersebut.
Lalu, Aiman bertemu dengan Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara sebagai komunitas yang pernah diajak bekerjasama dengan ACT pada awal pandemi untuk pengumpulan dana sumbangan warga. Ada sejumlah fakta eksklusif yang berhasil digali dari percakapan ini.
Aiman kemudian bertemu dengan istri salah seorang korban jatuhnya Lion Air JT 610. Dia mengurai dengan rinci sejumlah kejanggalan menyangkut dana kompensasi yang diberikan oleh Boeing.
Aiman lalu menuju ke Markas Besar Polri, bertemu Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Ahmad Ramadhan. Ramadhan menjelaskan hasil pemeriksaan terhadap para petinggi ACT. Sudahkah ada tersangka yang ditetapkan? Apa saja dugaan pelanggaran yang dilakukan lembaga ini?
Terakhir, Aiman meminta pandangan dari sisi hukum menyangkut persoalan yang telah mencederai niat baik warga. Asep Iwan Iriawan, ahli hukum pidana dan mantan hakim, memberikan pandangannya tentang kasus ACT.
Saksikan AIMAN, episode TAKTIK ACT MERAUP DONASI. Tayang Senin, 18 Juli 2022, pukul 20.30 WIB eksklusif di Kompas TV, Independen Terpercaya (Ni Luh Puspa/ Kompas TV).
.
.
.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di www.kompas.tv/....
Sahabat Kompas TV juga bisa memperoleh informasi terkini melalui website: www.kompas.tv
Media sosial Kompas TV:
Facebook: / kompastv
Instagram: / kompastv
Twitter: / kompastv
LINE: line.me/ti/p/%...
#ACT #donasiact #kompastv
Негізгі бет Taktik ACT Meraup Donasi - AIMAN
Пікірлер: 1,8 М.