Ajaran Manunggaling kawula gusti syeh Siti Jenar dianggap ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Oleh itu Syeh Siti Jenar dihukum mati, oleh para wali songo.
Walaubagaimana pun, terdapat beberapa variasi cerita mengenai Syekh, maka pada pandangan saya kita serahkan sajalah kepada Allah tentang kisah Syekh.
Antara kajian,
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun, manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon setelah sholat Tahajud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.“ Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: “Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin sembilan waliyullah yang suci yg sebagian banyak adalah dari keturunan Nabi Muhammad SAW akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama, sangat tidak bisa diterima akal sehat.”
Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai, bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:
1) Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]
2) Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]
3) Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]
Sedulur sedaya, berhati-hatilah menghukumi sesuatu, gunakan ilmu yg benar dan rujukan yg sahih.
Pemalsuan sejarah yg bisa merusak umat Islam ini bukan hanya tentang Kanjeng Syeikh Siti Jenar, kita semua tau, seperti hal nya sejarah palsu tentang manusia purba yg menganggap manusia berasal dari Kera, belum lagi penyimpangan penemu-penemu ilmu pengetahuan yg telah di ganti oleh orang-orang kafir, padahal cendekiawan Islam lah yg telah menemukannya, bagaimana kita melihat sejarah laut hitam, kitab ilmu pengetahuan yg dimusnahkan keasliannya, dan seperti itulah juga yg terjdi pada sejarah Kanjeng Syeikh Siti Jenar.
Saya masih teringat tentang ungkapan kiasan dari Kanjeng Sunan Kalijaga.
Beliau berucap, "Wahai Syeikh Lemah Abang, engkau bagaikan rembulan walau dilihat dari sisi yg gelap".
Ini adalah bahasa maknawiyah, yg kurang lebih mempunyai arti, bahwa Syeikh Siti banyak dianggap sesat, padahal mulia di mata Allah.
Semoga rangkuman sejarah Kanjeng Syeikh Siti Jenar ini bisa bermanfaat bagi kita semua dunia raukh ahirat, dan semoga kita bisa memetik hikmah untuk kebaikan hidup kita.
Link :
• Video
• Video
• Video
Emel :
tajudin1977@gmail.com
FB :
ustazdin1977
#SyekhSitiJenar
#Walisongo
#SunanKaliJaga
Негізгі бет Ternyata benar Pertempuran Sunan Kalijaga vs Syekh Siti Jenar
Пікірлер: 267