• UANG KEPENG ATAU PIS B...
UANG KEPENG ATAU PIS BOLONG
#UangPancaDatu
#UangKunoYangTetapDigunakan
#UangDenganBerbagaiNama
UANG KEPENG atau PIS BOLONG dalam Bahasa Bali, adalah mata uang yang bentuknya bundar dan berlubang segi empat sama sisi di tengah-tenganya terbuat dari bahan-bahan logam yang mengandung unsur-unsur Panca Dhatu, yaitu besi, perak, tembaga, emas, dan perunggu. Uang kepeng telah digunakan sejak abad ke- 7 Masehi berdasarkan berita China dari dinasti Tang. Bukti prasasti Sukawana A 1, berangka tahun 882 Masehi (abad ke-9) uang kepeng diduga telah mempunyai fungsi dalam hubungannya dengan upacara Agama Hindu di Bali. Uang kepeng hingga saat ini masih tetap digunakan baik sebagai sarana upakara yadnya maupun digunakan sebagai sesari daksina. Indikasinya di dalam teks-teks tutur: ada digunakan kata-kata mejinah, arthanya. Ada empat fungsi uang kepeng, yaitu: a) sebagai sarana menghubungkan diri dengan Tuhan/ dewa; b) uang kepeng digunakan sebagai sarana untuk melengkapi upakara Panca Yadnya, misalnya dalam banten, kwangen, buah lis, orti, dan sebagainya; c) berfungsi sebagai sesari; d) berfungsi sebagai alat-alat upakara, seperti : lamak tamiang, salang, payung pagut, panyeneng, pedagingan. Lalu apa makna uang kepeng sebagai simbol keagamaan ? Pertama, bentuknya yang bundar atau bunter (bahasa Bali) melambangkan Windu. Windu sebagai bagian dari Ongkara. Disamping itu, lubangnya berbentuk segi empat sama sisi merupakan bentuk yang sangat penting di dalam kosmologi Hindu. Bentuk-bentuk yang melekat pada sebiji uang kepeng, yaitu bundar dan segi empat merupakan bentuk-bentuk yang digunakan di dalam membangun sebuah yantra di dalam ajaran Tantrayana. Dalam konteks Bali, yantra ini bisa diterjemahkan sebagai banten karena di sini terlibat berbagai bentuk sebagai penjabaran dari kosmologi, antara lain: bundar/lingkaran, segi empat, segi tiga,limas, dan sebagainya. Bentuk-bentuk tersebut ditata/diatur sedemikain rupa dengan melibatkan seni warna, ukir, reringitan, seni bangunan berbagai bahan/material upakara sehingga melahirkan sebuah yantra yang mempunyai nilai kesucian dan keikhlasan. Kedua, sebagai simbul kekuatan Panca Dewata yang menempati arah dik: timur, selatan, barat, utara dan tengah. Mengapa unsur-unsur Panca Dhatu harus ada di dalam pis bolong ? Panca=lima; dhatu = elemen yang menyangga mahkluk/kehidupan. Panca Dhatu merupakan esensi dari pertiwi (bumi/tanah). Dhatu-dhatu ini merupakan inti kekuatan bumi. Dhatu merupakan kekuatan karena berupa energi (power) yang diperlukan oleh manusia di dalam kehidupan. Bisa dibayangkan betapa peranan besi/baja di dalam pembangunan, dalam pengembangn teknologi; begitu juga tembaga, perak, kuningan, dan emas. Menurut Siwa Tattwa, pertiwi merupakan tattwa yang paling kasar (sthula) tempat berkumpulnya semua tattwa (pupulaing sarwa tattwa); oleh karena itu semuanya lahir dari sini. Semua tattwa yang lebih halus/yang ada di atasnya, berkumpul di bumi. Apah, teja, wayu, akasa ada berakumulasi/berkumpul di dalam pertiwi (bumi/tanah). Energi apah (air), teja (panas), wayu (angin), dan akasa (ruang) ada di bumi. Tidak hanya matahari menjadi sumber energi, bumi pun mengandung berbagai energi: energi gas, energi panas bumi, energi air, energi minyak bumi, dan lain-lain. Pertiwi dipersonifikasikan sebagai kekuatan sehingga disebut dewi, yaitu dewi bumi (Dewi Pertiwi). Dewi Pertiwi dengan Bapak Akasa merupana kekuatan Rwa Bhineda. Uang kepeng berhubungan dengan ajaran Siwa Buddha. Kedua ajaran ini: Siwa dan Buddha, khususnya Mahayana mengenal konsep dhatu yang pengertiannya luas. Di dalam Buddhism, dhatu bermakna kehidupan dan benda-benda di dunia, contohnya tiga dunia/alam: kama, rupa, dan arupa; empat elemen, indriya dengan objek-objeknya, konstituen material dan non-material, dsb. Disamping itu, juga termasuk penderitaan/kenikmatan mental dan fisik, ketenangan (equanimity), kebodohan, keinginan, penyerahan diri, kebencian; juga akasa dan nibbhana atau nirodha (Lihat N.N. Bhattacharyya, A Glossary of Indian Religious Terms and Concepts, 1990: 53-54). Konsep Panca Dhatu, yaitu elemen bumi/tanah:besi, perak, tembaga, emas, dan tembaga. Ajaran Siwa ini menekankan pada elemen tambang yang ada di dalam bumi; bumi merupakan kumpulan dari bhuta-bhuta lainnya. Jadi, keduanya ajaran Siwa-Buddha mempercayai keberadaan dan fungsi dhatu dalam tataran fisik, psikis dan metafisika. Namun di dalam ajaran Siwa tidak hanya mempercayai secara fisika dan metafisika, namun dhatu-dhatu ini mampu di jabarkan ke dalam bentuk fisika dalam upakara yadnya.
Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada KZitem, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
www.youtube.co...
Facebook: facebook.com/yudhatriguna
Instagram: / yudhatrigunachannel
Website: www.yudhatrigu...
Негізгі бет UANG KEPENG ATAU PIS BOLONG
Пікірлер: 49