#wayang #wayanggolek #binojakrama #karawang #wayangindonesia #budaya #budayaindonesia #budayasunda #seni #semar #cepot #bimapandawa5 #amarta #pitutursunda #pituturluhur #warisanbudayaindonesia #walisongo #dalang #gamelan #sinden #karawang #jawabarat #indonesia #nusantara #video #viral #youtube #rahwana #somantringenger #rosimrisnandar #nayaga #art #senisunda #wayanggolekpurwa #wayanggoleksunda #khasindonesia #indonesiakreatif #disparbud #disparbudjabar #disparbudkarawang #karangpawitan
Repost dari Live Streaming youtube : / @disparbudkabkarawang
Setelah Sumantri diangkat menjadi patih kerajaan Maespati mendampingi Prabu Arjunasasrabahu, Maespati semakin berkembang pesat. Prabu Arjunasasrabahu memerintah dengan sikap yang adil, arif dan bijaksana.
Prabu Arjunasasrabahu tetap hidup dengan satu permaisuri yaitu Dewi Citrawati dan 800 lebih selirnya. Ia sangat mecintai dan memanjakan istri-istrinya, terutama Dewi Citrawati. Apa pun yang menjadi keinginannya selalu berusaha dipenuhi oleh Prabu Arjunasasrabahu.
Suatu saat, Dewi Citrawati menyampaikan satu keinginannya kepada Sang Raja. Ia ingin mandi bersama dengan 800 orang selirnya di sebuah sungai atau danau. Keinginan yang sebenarnya sangat aneh dan sulit untuk dipenuhi pun akhirnya berusaha dipenuhi oleh Prabu Arjunasasrabahu.
Dengan disertai Patih Suwanda dan dikawal beberapa ratus prajurit, Prabu Arjunasasrabahu membawa Dewi Citrawati dan 800 orang selirnya lengkap dengan para dayangnya ke sebuah dataran rendah antara pegunungan Salva dan Malawa, dimana ditengahnya mengalir sebuah sungai.
Sesampainya di tempat yang dituju, Prabu Arjunasasrabahu berpesan kepada Patih Suwanda bahwa ia akan bertiwikrama untuk membendung aliran sungai agar tercipta sebuah danau agar bisa digunakan oleh Dewi Citrawati dan para selir untuk tempat mandi dan bercengkerama. Ia juga berpesan tanggung jawab keselamatan Dewi Citrawati dan para selir diserahkan kepada Patih Suwanda selama Sang Prabu bertiwikrama.
Prabu Arjunasasrabahu kemudian bertiwikrama, tidur melintang membendung alira sungai. Tidak membutuhkan waktu yang lama, lembah antara pegunungan Salva dan Malawa berubah menjadi sebuah danau buatan yang sangat luas.
Dewi Citrawati, para selir dan dayang dengan penuh suka cita terjun ke dalam air. Mereka bercanda, bercengkerama mandi dalam satu danau. Namun luapan air sungai yang terbendung semakin lama semakin tinggi.
Airnya semakin melebar, menggenangi perbukitan dan daerah sekitarnya. Sementara itu, diantara kedua betis raksasa jelmaan Prabu Arjunasasrabahu muncul daerah kering, dan disitulah dibuat pesanggrahan mewah sebagai tempat tinggal Dewi Citrawati dan para selir berikut dayang-dayangnya. Adapun Patih Suwanda, beberapa para raja dan prajurit Maespati membuat pesanggrahan di luar betis yang melintang itu.
Негізгі бет WAYANG GOLEK | SOMANTRI NGENGER | ROSIM RISNANDAR #07
Пікірлер