#makamkeramat#mbahlancing#kebumen
Mbah lancing/mbah agung/kyai baji
Kali ini kita berziarah dimakam mbah lancing didesa mirit kecamatan mirit kabupaten kebumen.
Mbah Lancing (Eyang Agung Lancing) merupakan salah satu waliyullah dikabupaten Kebumen yang berada di desa Mirit kecamatan Mirit, kabupaten Kebumen. Perjalanan menuju ke kompleks / area makam Mbah Lancing bisa dituju dari arah utara (jalan raya Prembun - Jogja) melalui jalan di sebelah barat Jembatan Gentan, Prembun ke arah selatan.
Sedikit informasi sejarah tentang mbah Lancing, bahwa beliau dulu adalah seorang ulama sakti setingkat wali Allah sebagai penyebar Islam di pesisir selatan Jawa, yang sampai pada akhir hayatnya beliau adalah seorang “bujang” atau tidak pernah menikah. Bersama dengan temannya, yaitu Mbah Kyai Karwi, beliau menjadi perintis terbentuknya permukimam di desa Mirit. Wujud makam Mbah Lancing termasuk sangat unik, karena di atasnya berupa tumpukan kain batik (jarit) yang menggunung, dimana tumpukan kain batik itu disebut sinjang yang berasal dari para peziarah. Untuk bisa menaruh kain batik di atas makam Mbah Lancing, syaratnya adalah minta ijin dulu ke juru kunci atau kuncen makam Mbah Lancing, dan kain batik itu tidak boleh membeli di pasar, namun si Juru kunci akan menyuruh wanita dengan syarat-syarat khusus, untuk membatik kain sinjang tersebut.
Juru kunci makam adalah Bapak Kamdi yang merupakan Generasi ketujuh sebagai pemegang juru kunci makam dan kini beliau dibantu anaknya. Rumah Bapak Kamdi tidak jauh dari area Makam Mbah Lancing, sehingga pengunjung bisa bertandang kerumahnya untuk minta ijin terlebih dahulu. Tapi biasanya Bapak Kamdi selalu standby didepan gapura/pendopo makam.
Diceritakan beliau konon, Eyang Lancing suka bebetan/mengikat kepalanya dengan kain bermotif seperti yang berada dipusarannya sekarang. Dan istilah
Lancing sendiri artinya Bujang. Nama aslinya adalah Kyai Baji bin Dipodrono bin Keti Joyo yang merupakan keturunan bre kerthabumi/brawijaya v.Karena kyai baji sampai meninggalnya belum sempat menikah, sehingga lebih terkenalnya dengan sebutan Kyai Lancing. Makam sebelah kirinya adalah ayahandanya yaitu kyai keti joyo.
Cungkup Makam Mbah Lancing/kyai baji dibuat dengan gaya joglo, rumah dengan langgam tradisional Jawa, dengan dinding kayu berukir, mengapit pintu masuk ke dalam makam yang sebenarnya. Tengara Cagar Budaya di kiri cungkup berbunyi "Makam Mbah Lancing Mirit".diareal makam juga terdapat mushola kuno.yang sudah ada sejak mbah lancing bersyiar agama dimirit.
Biografi atau silsilah Mbah Lancing bisa diketahui dari beberapa makam yang ada di kompleks tersebut, yaitu di sebelah makam Mbah Lancing adalah makam ayahnya, yaitu Kyai Ketijoyo. Lalu ada makam lain yang ditutupi kain hijau adalah makam Kyai Dipodrono, putera dari Wonoyuda Halus (Wongsojoyo V). Dimana Mbah Lancing masih terhitung sebagai paman dari Wonoyudo Halus. Di pemakaman yang lain ada gapura Makam Wonodikromo I, yaitu keponakan Kyai Dipodrono, atau cucu dari sepupunya Mbah Kyai Lancing.
Di sekitar makam Mbah Lancing ada sejumlah makam keramat yang juga ramai dikunjungi peziarah, yaitu Makam Eyang Wongsojoyo, Makam Eyang Wonoyudo Inggil, dan Makam Eyang Wonoyudo Kantong. Sejarahnya, dikisahkan bahwa Raja Brawijaya V dengan Dewi Penges (Reksolani) memiliki anak, Ario Damar (Adipati Palembang). Ario Damar dengan Putri Campa berputra Ario Timbal (Raden Kusen, Adipati Terung). Raden Kusen yang membunuh Sunan Ngudung, dimana sebelumnya Sunan Ngudung membunuh Ki Ageng Pengging Sepuh pada perang Majapahit melawan Demak. Sementara Putri Campa dan Raja Brawijaya V memiliki anak Raden Patah. Raden Kusen memiliki anak Ki Ageng Yudotaligrantung dan Raden Carangnolo. Raden Carangnolo berputra Wonoyudo Inggil (Wongsojoyo I, Kyai Wairotanu). Wonoyudo Inggil berputra Kyai Ketijoyo (ayah Mbah Lancing), Wonoyudo Lante (Wongsojoyo II), dan Wonoyudo Pamecut (Wongsojoyo III).
Негізгі бет ZIARAH KYAI BAJI/MBAH LANCING - MIRIT KEBUMEN
Пікірлер: 17