• 15 ASPEK TANTRA DALAM ...
15 ASPEK TANTRA DALAM AJI KEWISESAAN PENGIWA
#AjaranTantra
#Pengeliakan
#Kewisesaan
ilmu Pangiwa-Pangleyakan di Bali amat susah dipelajari, salah satu faktor penyebabnya mendapatkan guru yang benar-benar mumpuni. Lagi pula amat jarang yang telah PUTUSING SHASTRA bersedia anyisyanin (mengajarkan), terlebih lagi mereka sangat menjaga ke-PINGIT-an ajaran KIWA. Sastra lontar yang mengulas tentang pengetahuan dasar pangiwa- pangleyakan jumlahnya tidaklah Banyak, lagipula seringkali disimpan dengan sangat RAHASIA. Jika diamati sepintas, kebanyakan lontar-lontar Kuno yang memuat ajaran rahasia Tantra versi Bali seringkali ditulis dengan tidak runut alias ACAK, banyak bagian-bagian sastra (ajaran) yang terpotong sedmikian rupa. Ini bukanlah sebagai bentuk kelemahan atau kekurangan sistem penulisan, namun justru adalah metoda unik yang digunakan untuk menseleksi praktisi pangiwa pangleakan agar hanya benar-benar orang yang terpilih dan tentunya harus ada GURU yang menutun. Ajaran pangiwa Pangleakan sedemikan hebat dan rahasia sehingga sangat rentan disalahgunakan, maka dari itu beberapa ajaran dipecah, diselipkan keberbagai Lontar lain yang berbeda. untuk belajar Sastra Pangiwa haruslah pandai merangkai, menyatukan ajaran layaknya permainan PUZZELE, agar berbentuk utuh, dan untuk itu sekali lagi selain waranugraha Hyang Bhatari diperlukan tuntunan guru. Untuk mengulas atau membahas ajaran rahasia pangiwa pangleyakan yang seringkali ditulis dengan tidak runut alias acak, maka penulis menampilkan shastra lain sebagai pembanding agar lebih mudah memetakan ajarannya, yaitu melalui salah satu kitab penting penganut Tantrayana diIndia berjudul KULA-ARNAWA-TANTRA, seperti yang dikutip oleh Geroge dalam buku TANTRA The Path Of Ectasy. Buku ini menyebutkan ada limabelas aspek yang dapat digunakan untuk mempolakan rahasia ajaran Tantra dan keseluruh bagian tersebut ternyata diterapkan pula pada ajaran pangiwa- Pangleyakan di Bali secara lengkap. Melalui perbandingan ini akan dipahami bahwasannya antara ajaran Tantra yang terdapat di India dengan yang ada di Bali amat sangat berkolerasi. Sastra pangiwa pangleyakan di Bali tidak bisa lepas dari sumber induknya yaitu berbagai macam weda yang terdapat di-Jambudwipa, namun tetap memiliki karakteristik unik dan berbeda sesuai dengan kearifan lokal (lokal jenius). Berikut ini adalah ringkasan penerapan lima belas aspek ajaran Tantra sebagaimana tertuang dalam Kula Arnawa Tantra pada ajaran Pangiwa- Pangleyakan di Bali sebagai berikut. (1) BHUTA-SUDDHI: Pembersihan Unsur tubuh (bhuta) dalam Tantra, kemudian menjadi Pabersihan Pangiwa Bhagawan Mercukunda. Dilakukan di Paon (dapur teradisional) memohon pembersihan kepada Bhagawan Mercukunda sebagai Guru Agung para pengikut jalan Pangiwa- Pangleyakan; (2) PURASHACARANA: mantra pembebasan halangan, mantra wajib yang diucap tiap hari tertentu, dengan jumlah pengulangan tertentu. Dalam tradisi Bali, dilakukan japa mantra (pengulangan pengucapan mantra) Durga- Puja, mantra Panyiddhi Pangiwa (mantra memohon keberhasilan peraktik ajaran Pangiwa-Pangleyakan) yang diucapkan pada saat Purnama Tilem; (3) MANTRA: Rangkaian kalimat magis dalam Tantra, yang dalam prakteknya di Bali berupa segala jenis ritus Pangiwa- Pangleyakan selalu melibatkan mantra, puja ataupun saha dan yang paling utama adalah Astaka-Mantra (delapan bait mantra pemujaan kehadapan Bhatari Durga); (4) MANDALA/yantra: penataan /persiapan tempat ritual tantra. Simbol-simbol magis berbentuk lingkaran. Sementara dalam tradisi Bali dilakukan melalui penataan berbagai bentuk upakara pangleyakan. membuat panyengker, pepeteng, pangeres sebagai bentang pagar niskala; (5) NIASA dalam Tantra: menempatkan aspek alam semesta, Dewa-Dewi, Aksara, tempat suci, dan orang suci di dalam tubuh. Dalam prakteknya di Bali, berupa penempatan segala aspek Dewata-Nawa-sanga, Bhatari Durga, aksara suci, Pura ring jero (pura di dalam diri), menempatkan Bhagawan Mercukunda dalam diri sebagai Guru pengikut Pangiwa-Pangleyakan; (6) MUDRA: gerak tangan, tubuh dan bhatin dalam Tantra, kemudian dalam praktek Bali menjadi gerak paling pokok yang dilakukan saat ritual Pangiwa-Pangleyakan adalah Mustika-mudra, Gerak madengkelng, asuku tunggal ataupun gerak melingkar berputar ider kiwa (berputar kekiri) adalah salah satu bentuk mudra; (7) DEWATA PUJA, pemujaan Istadewata dalam Tantra, di Bali menjadi ritus Pangiwa-Pangleyakan selain memuja seluruh aspek Dewata-Nawa-Sanga juga melakukan pemujaan tertinggi kehadapan Bhatari Durga sebagai Isthadewata utama dan seterusnya; dan seterusnya (8-15) makin sulit.
Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada KZitem, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
kzitem.info/rock/B5R
Facebook:
facebook.com/yudhatriguna
Instagram:
/ yudhatrigunachannel
Website:
www.yudhatriguna.com
Негізгі бет 15 ASPEK TANTRA DALAM AJI KEWISESAAN PENGIWA
Пікірлер: 114